NovelToon NovelToon
Istriku, Mantan Kekasih Abangku.

Istriku, Mantan Kekasih Abangku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Penyesalan Suami / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:187.1k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

"Pergi dari sini...aku tidak ingin melihat wajahmu di rumah ini!!! aku tidak sudi hidup bersama penipu sepertimu." Bentakan yang menggema hingga ke langit-langit kamar mampu membuat hati serta tubuh Thalia bergetar. sekuat tenaga gadis itu menahan air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata.

Jika suami pada umumnya akan bahagia saat mendapati istrinya masih suci, berbeda dengan Rasya Putra Sanjaya, pria itu justru merasa tertipu. Ya, pernikahan mereka terjadi akibat kepergok tidur bersama dikamar hotel dan saat itu situasi dan kondisi seakan menggiring siapapun akan berpikir jika telah terjadi sesuatu pada Thalia hingga mau tak mau Rasya harus bersedia menikahi mantan kekasih dari abangnya tersebut, namun setelah beberapa bulan menikah dan mereka melakukan hubungan suami-istri saat itu Rasya mengetahui bahwa ternyata sang istri masih suci. Rasya yang paling benci dengan kebohongan tentu saja tidak terima, dan mengusir istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah.

Keesokan harinya, Thalia dan Rasya baru saja membawa baby Faras ke dokter, dan kata dokter kondisi bayi berusia dua bulan tersebut dalam kondisi baik-baik saja bahkan terbilang sangat sehat. Thalia jadi kepikiran, mungkinkah putranya merasa kurang nyaman dengan tempat tinggal mereka saat ini hingga baby Faras kerap kali rewel semenjak mereka kembali dari rumah sakit. tinggal di kos petakan diakui Thalia memang sedikit kurang nyaman, di mana ia tidak bisa mengatur para penghuni kosan agar mengerti kondisinya yang memiliki seorang bayi. sedikit berisik sudah pasti, namun seperti itulah resiko tinggal di kost petakan.

"Apa aku harus mengalah demi kenyamanan putraku??? Apa sebaiknya aku terima saja tawaran mas Rasya untuk pindah ke rumahnya???." batin Thalia. Ia yang sedang memasak untuk makan siangnya jadi tidak konsentrasi. Ya, semenjak pulang dari rumah sakit beberapa saat yang lalu, Thalia lebih banyak melamun dan itu tak luput dari perhatian Rasya. Namun begitu, Rasya tetap bersikap biasa, seolah tidak menyadarinya.

"Cetek." Thalia tersadar kala Rasya mematikan api kompor. Ia menoleh ke samping, di mana saat ini Rasya berdiri menatapnya.

"Mas kan sudah bilang tidak perlu memasak, delivery saja." ucapan Rasya terdengar begitu lembut. pria itu memindahkan wajan berserta ayam goreng yang sudah nampak gosong dari atas kompor ke wastafel.

"Mas...." seruan Thalia mengalihkan perhatian Rasya pada sang istri.

"Hem."

"Aku bersedia pindah ke rumah kamu." ujar Thalia.

Rasya sudah menduga jika pada akhirnya Thalia pasti akan mengalah demi putra mereka. namun begitu, Rasya begitu bahagia mendengarnya. Biarlah untuk kali ini Thalia melakukannya demi putra mereka, namun selanjutnya ia akan memastikan Thalia melakukannya karena tidak ingin berpisah darinya.

Rasya menarik sudut bibirnya tipis. "Sebaliknya sekarang kita mulai mengemas barang-barang kamu!! untuk makan siang, biar mas delivery saja." kata Rasya dan Thalia menurut saja.

Rasya berjalan di belakang langkah Thalia menuju ke kamar.

Tanpa membuang waktu, Rasya membantu Thalia untuk mengemas barang-barangnya. Tiga puluh menit kemudian, kurir pengantar makanan pesanan Rasya pun tiba. Setelah selesai makan siang, Thalia berpamitan pada pemilik kost.

Kini barang-barang Thalia yang tidak seberapa telah berada di dalam bagasi mobil Rasya, begitu pun dengan pemiliknya. Dari balik kaca mobil, Thalia menatap kosan yang hampir sembilan bulan menjadi tempatnya berteduh dari panas dan hujan. Ada rasa sedih dihatinya ketika meninggalkan tempat yang cukup banyak menyimpan kenangan tentang susah senang dirinya hidup selama kurang lebih sembilan bulan terakhir itu.

"Kita berangkat sekarang!!!." kata Rasya meminta persetujuan Thalia.

Thalia yang sedang memangku baby Faras pun mengangguk tanpa suara.

Setelah satu jam menempuh perjalanan, kini mobil Rasya telah tiba di depan sebuah bangunan mewah berlantai dua. Ya, rumah itu baru di beli oleh Rasya dua Minggu yang lalu.

"Apa mas Rasya akan mengajak kekasihnya tinggal di sini juga nantinya???." batin Thalia menatap lurus ke depan. asal-usul dari nama pemberian Rasya pada putranya mampu mengusik Thalia, di mana Rasya mengungkapkan bahwa nama itu mengingatkan dirinya pada sosok wanita yang mampu mengajarkan dirinya tentang arti cinta yang sesungguhnya. Siapapun yang ada di posisi Thalia pasti akan berpikiran yang sama, bahwa suaminya mencintai wanita lain, apalagi Rasya menikahi karena terpaksa.

Thalia turun saat pintu mobil telah di buka oleh Rasya.

"Ayo masuk!!." Rasya merangkul pundak Thalia berjalan menuju pintu utama.

"Selamat datang bapak...ibu...." seorang Art menyambut kedatangan mereka di pintu utama.

"Terima kasih bi..." balas Rasya. Sedangkan Thalia mengulas senyum hangat pada wanita paruh baya tersebut.

"Mari...Mas antarkan ke kamar!!." Thalia menurut saat Rasya mengajaknya ke kamar. Ia berjalan dibelakang langkah Rasya, menaiki anak tangga menuju lantai dua, di mana kamar utama berada.

Ceklek.

Rasya membuka pintu kamar utama. "Masuklah!!!." ujar Rasya melihat Thalia masih berdiri di ambang pintu seperti orang bengong.

Thalia kembali menurut, melanjutkan langkahnya memasuki ruangan yang berukuran sangat luas itu. Mungkin jika dibandingkan, luas kamar tersebut empat kali lipat lebih luas dari kost tempat tinggalnya. Thalia menyapu pandangan ke seisi ruangan, lalu berkata "Jika aku dan Baby Faras menempati kamar utama, lalu kamu akan tidur di mana mas???." pertanyaan Thalia sanggup mengalihkan atensi Rasya yang sedang membuka gorden jendela kamar.

Sejenak Rasya terdiam, lalu kemudian bersuara. "Mas akan tidur di kamar sebelah." Rasya tidak ingin gegabah dengan langsung mengajak sang istri menempati kamar yang sama, tidak menutup kemungkinan ibu dari putranya itu justru berubah pikiran dan pergi meninggalkan rumahnya.

Berbeda dengan Rasya, Thalia justru berpikir bahwa Rasya ingin tidur di kamar yang berbeda, sama seperti ketika mereka masih tinggal bersama di apartemen dulu, di mana Rasya tidak sudi sekamar dengan dirinya. Jika diingat kembali, saat-saat itu begitu menyakitkan bagi Thalia, seakan wajahnya terlihat begitu menjijikan di mata sang suami. Meski Rasya tidak pernah berkata demikian, namun sebagai seorang wanita pasti Thalia merasa seperti itu kala dihadapkan dengan situasi yang mereka alami di awal pernikahan. Maka tak heran jika kini ia kembali berpikir jika di rumah ini mereka akan kembali tidur dikamar yang berbeda.

"Kalau begitu, sebaiknya aku dan baby Faras saja yang menempati kamar sebelah, kamu saja yang menempati kamar ini, mas." kata Thalia, ia merasa tidak enak hati, meskipun status mereka suami-isteri tetapi hubungan mereka tidak sehangat pasangan suami istri pada umumnya, sehingga tahu diri jauh lebih baik menurut Thalia.

"Tidak perlu, kamu dan baby Faras saja menempati kamar ini, lagian pakaian mas sudah dipindahkan bi Inah ke kamar sebelah." jawab Rasya, senyumnya terukir namun hatinya seakan tak rela tidur di kamar yang berbeda dengan sang istri.

"Baiklah." Thalia pun menurut. Ia merebahkan tubuh baby Faras ke kasur kemudian mengeluarkan pakaiannya dari dalam koper. "Apa aku boleh menggunakan lemari ini, mas???."tanya Thalia. sesuatu yang dahulu selalu di lakukan Thalia sebelum menggunakan fasilitas milik Rasya, tak ingin sampai pemiliknya marah tentunya.

"Tentu saja." wajah polos Thalia kala meminta persetujuan darinya mengingatkan Rasya akan sikapnya dulu pada wanita itu. menganggap Thalia hanya menjadikan dirinya sebagai alat untuk mencapai keinginannya untuk tetap dekat dengan sang kakak membuat Rasya selalu bersikap dingin pada sang istri.

*

*

*

Malam harinya, setelah makan malam, Thalia kembali ke kamar dan mempersilahkan bi Inah untuk kembali ke kamarnya setelah menitipkan baby Faras pada wanita paruh baya itu untuk beberapa saat.

Thalia merebahkan tubuhnya di samping putranya. "Tenanglah Thalia....jika suatu hari mas Rasya akan menceraikan mu, setidaknya dia tetap bertanggung jawab pada putramu, karena bagaimana pun baby Faras adalah darah dagingnya, cukup jalani kehidupanmu layaknya air mengalir!!!." batin Thalia saat memikirkan nasibnya untuk ke depannya nanti, jika Rasya telah bertemu dengan wanita yang dicintainya. "Tetaplah semangat menjalani hidup Thalia.... ingat, ada putramu yang sangat membutuhkan mu sebagai pelita nya!!!." Gumam Thalia menyemangati diri.

*

*

MAAF YA SYNG SAYANGKU.... AKHIR-AKHIR INI TELAT UP NYA SOALNYA AUTHOR LAGI ADA URUSAN ...🙏🙏🙏🙏.

1
Dwi ratna
aku suka ceritanya,
Dwi ratna
kak Selvi yg bnyk dong upny✌️✌️✌️
secret
perempuan tuu emg suka bikin penyakit sendiri yaa😂😂 next thorr, semangatt
Desmeri epy Epy
lanjut thor dobel up dong thor
atik
Kata okta, "cuma kamu wanita yg sangat kucintai sayang, mas gak gombal tapi ini nyata"
cie... aku yg jadi baper
lanjut thor, semangat
kisah Okta & Riri bagus
Nailott
tuh kan okta, jawab dong pertanyaan riri,
Nailott
tenang oom budi, sebentar lagi okta akan mengungkapkan siapa jati dirinya
secret
next, semangatt thorr
alfy
lanjut dooong..
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Nova Pangandaheng
betul
Dewi Sariyanti
lanjutin cerita Riri sama Okta Thor, lg seru2nya mereka 🤭
Nailott
akhernya rasya cemburu berat,dn bucin akut ke thalia
Nailott
ya lah pasti rasya, bnyk orang yg pingin godain ,thalia,wong cantikhya minta ampun
Nailott
jngn2 penghianat di perusahaan faiz itu rannga
Nailott
pasti thalia terkejut melihat cara riri berjakan,dn mungkin ada tanda cinta dn kepemilikan diarea riri,
Nailott
santap saja okta ,riri milikmu hakmu, sekarang,dn sterusnya
Nailott
wah ini keren ,thalia pasti terkejut saat tahu siapa calon istri okta pradita
Nur Adam
lnjut
Desmeri epy Epy
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!