Arash, seorang pemuda biasa dari bumi yang berpindah ke Planet Pluto, tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi bagian dari pasukan militer. Namun, keadaan membuatnya harus memutuskan itu.
Setelah mengambil keputusan itu segalanya tampak berubah tiba-tiba sebuah sistem misterius aktif dalam pikirannya!
[Ding! Sistem penghargaan militer tertinggi diaktifkan!]
Sejak saat itu, Arash bukan lagi prajurit biasa. Dengan bakat SSS yang langka, ia memiliki potensi yang melampaui semua manusia.
Satu hari latihannya setara dengan sepuluh hari orang lain, dan keterampilannya berkembang dengan kecepatan luar biasa.
Namun, tantangan di Pluto jauh lebih mengerikan dari yang ia bayangkan.
Di planet ini, umat manusia berperang melawan monster ganas yang terus berevolusi dan mengancam kepunahan seluruh umat manusia.
Para pejuang umat manusia terus bertempur tanpa henti demi bertahan hidup.
Saat peperangan besar semakin dekat, Arash menyadari bahwa musuh terbesar bukan hanya mon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimpi Fiksi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Setelah berbasa-basi sebentar, Ning hendak pergi, tetapi langkahnya terhenti. Lalu Ia berbalik, menatap Arash dengan alis berkerut.
"Apakah benar kau sudah mencapai pejuang Tier 1 level 2 ?" tanyanya dengan nada ragu.
Arash, yang sebenarnya telah mencapai pejuang Tier 1 level tiga, sempat ragu sejenak sebelum mengangguk.
"Eh?". Seru Ning.
Lalu Mata indah Ning sedikit menyipit, kemudian menatap arash dengan penuh tanda tanya. Namun sebelum ia bisa bertanya lebih jauh, Suga tiba-tiba melangkah maju.
"Hei, apa yang kalian bicarakan?" Suaranya penuh ketidakpercayaan. "Kau punya bakat tingkat C, dan kau sudah mencapai pejuang tier 1 level 2 dalam sebulan? Kau bercanda, kan?" Ucap Suga.
Arash hanya meliriknya tanpa ekspresi, seolah tak berniat menanggapinya. Sebaliknya, ia kembali menatap Ning dan tersenyum kecil.
"Ning, aku tak punya alasan untuk berbohong. Tim kami saat ini punya sudah memiliki tiga orang Tapi kami masih kekurangan dua orang dan Kurasa kau cocok untuk bergabung dengan tim kami." Ucap Arash.
Terlihat jelas Arash mengabaikan Suga seakan-akan ia tak pernah ada. Wajah Suga yang semula menyeringai percaya diri perlahan berubah. Rasa tidak terima berkecamuk dalam dirinya, tapi yang paling membuatnya marah Ning sama sekali tak meliriknya.
Setelah beberapa saat hening.
Ning menatap Gu Qi dalam-dalam dengan wajah serius. kemudian, ia mengangguk lalu berkata "Baik. Aku akan bergabung dengan tim kalian."
Eza dan Apit saling pandang, terkejut betapa mudahnya mereka mendapatkan anggota baru.
Sementara itu, Arash tetap tenang. Dari awal, ia sudah bisa membaca karakter Ning. Meski ia terkenal dengan kelicikanya serta sulit dipercaya, Namun, Arash punya kepercayaan tinggi terhadap penilaiannya sendiri.
Arash tersenyum dan melanjutkan. "Kami masih butuh satu orang lagi agar tim kita lengkap lima orang."
Ning mengangguk paham, lalu melambaikan tangan ke seseorang gadis di tengah kerumunan.
Lalu Seorang gadis bertubuh kecil dengan rambut berbentuk jamur segera berlari menghampiri, dengan mata yang berbinar.
"Saudari Ning, bolehkah aku ikut bergabung?" Suaranya riang, penuh dengan harapan.
Ning menoleh ke arah Arash dan Eza serta Api, lalu memperkenalkan gadis itu, dengan suaranya yang manis dan lembut. "Ini Xin, ia memilki bakat level B."
Eza dan Apit tersenyum. Akhirnya Tim mereka telah lengkap, dan dua orang tambahan nya adalah prajurit wanita memikirkannya membuat mereka berdua sangat bahagia.
Sementara itu, Suga masih berdiri di tempatnya dengan wajah yang memerah karena menahan emosi marahnya. Dan Ia ingin sekali mengatakan sesuatu, agar dapat mencegah Ning bergabung dengan tim lain. Namun, setiap kali hendak membuka mulutnya, kata-kata itu tersangkut di tenggorokannya.
Akhirnya, ia hanya bisa mengepalkan tangan dan berbalik pergi dengan wajah penuh dengan amarah.
Para instruktur militer yang dari tadi mengamati dari kejauhan saling pandang dan menggelengkan kepala mereka..
"Sebagai prajurit, kau harus berjuang untuk apa yang kau inginkan," gumam salah satu instruktur militer pria.
"Bahkan saat mengejar seorang wanita, kau tak boleh mundur tanpa bertarung setidaknya kau harus berusaha meskipun kau ditolak." Lanjutnya sambil melirik instruktur wanita yang ia sukai.
Kapten Zha, kepala instruktur, hanya tersenyum tipis mendengar gumaman instruktur itu. Ia tahu bahwa meskipun Suga memiliki paman yang berpengaruh, di dunia militer, hanya kekuatan yang berbicara.
Jika Suga mencoba dengan cara yang licik untuk menjatuhkan Arash, ia tak akan tinggal diam.