JANGAN BOOM LIKE 🙏🏻
Di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh amukan Liora Ravenscroft, putri bungsu dari Grand Duke Dimitri Ravenscroft, ruangan berantakan dan pelayan-pelayan yang ketakutan menggambarkan betapa dahsyatnya kemarahan Liora. Namun, ketika ia terbangun di tengah kekacauan tersebut, ia menemukan dirinya dalam keadaan bingung dan tak ingat apa pun, termasuk identitas dirinya.
Liora yang dulunya dikenal sebagai wanita dengan temperamental yang sangat buruk, kini terkejut saat menyadari perubahan pada dirinya, termasuk wajahnya yang kini berbeda dan fakta bahwa ia telah meracuni kekasih Putra Mahkota. Dengan mengandalkan pelayan bernama Saina untuk mengungkap semua informasi yang hilang, Liora mulai menggali kembali ingatannya yang tersembunyi dan mencari tahu alasan di balik amukannya yang mengakibatkan hukuman skors.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosalyn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PELATIHAN
...09...
Matahari mulai naik, menggantikan bulan untuk menyinari semesta. Pada pagi yang cerah ini, Duchi Ravenscroft kedatangan para desainer terbaik dari Kekaisaran Valoria.
Liora duduk santai di sofa, melipat kakinya sembari menikmati teh. Pandangannya yang tajam terfokus pada deretan desain gaun yang dibawa oleh lima desainer kondang tersebut.
Meski tidak terlalu peduli dengan penampilan, Liora bukanlah orang bodoh yang tidak bisa membedakan gaun yang cocok untuknya. Gaun-gaun yang mereka tampilkan memang indah, namun terlihat berat jika dikenakan, membuat Liora mengernyit. Ia membayangkan nasibnya nanti saat mengenakan gaun yang begitu berat.
"Semua gaun yang kalian bawa ini..." Ucapannya tertahan saat melihat para desainer yang menunduk dengan wajah pucat. Minat Liora hilang sejak awal. "Bawa pergi semuanya, aku tidak membutuhkan gaun-gaun jelek ini!"
Ekspresi keterkejutan tampak di wajah para desainer. Mereka saling berpandangan, seolah bertanya-tanya apa kesalahan mereka dan mengapa Liora menolak semua gaun indah yang mereka bawa.
Gaun-gaun itu dibuat dengan standar tinggi, menggunakan kain dan benang berkualitas pada masa itu. Bahkan seorang putri tidak akan menolak rancangan mewah tersebut, namun Liora sungguh berbeda. Ia menolak tanpa berpikir panjang, tidak tertarik, dan tampak tak acuh.
"Maaf, Tuan Putri, tapi bolehkah saya tahu alasan mengapa Anda menolak semua gaun ini?" Salah satu desainer memberanikan diri untuk bertanya.
Liora menatap desainer itu dengan datar. "Aku tidak tertarik pada gaun-gaun berat kalian. Ini sudah memasuki musim semi, dan kalian mengharapkan ku mengenakan gaun seperti ini?"
Tak ada yang berani berbicara lagi setelah mendengar alasan Liora. Meski terdengar masuk akal, mereka tidak menyangka gaun mewah mereka akan ditolak mentah-mentah. Bagaimanapun, jika gaun tidak nyaman dikenakan, semewah apa pun, itu sia-sia.
"Namun, bukankah para lady bangsawan di luar sana rela menahan ketidaknyamanan demi terlihat indah di pesta?" Salah seorang desainer lainnya mencoba bertanya, tampak tidak mengerti jalan pikiran Liora.
Tatapan Liora semakin tajam, jelas menunjukkan ketidaksukaannya. "Apakah kau ingin berlumuran keringat saat pesta dimulai? Aku benci harus mengulang penjelasan, cepat keluar dari sini. Masih ada desainer lain yang menunggu di luar!" ketus Liora, tak terbantahkan.
"T-tapi, Tuan Putri, mereka hanyalah desainer pemula. Anda jelas tidak boleh naif, mengenakan rancangan dari seseorang yang tidak dikenal," sanggah salah satu desainer dengan sedikit kesombongan.
Liora semakin kesal mendengar alasan mereka. "Keluar!" titahnya dengan tegas. Tanpa pilihan lain, kelima desainer itu pun segera meninggalkan ruangan, membawa kekecewaan.
"Dasar cecunguk! Berani-beraninya kalian adu argumen denganku, sungguh tidak tahu diri!" Liora mendengus kesal, kemudian memerintahkan pelayannya, Saina, untuk memanggil desainer berikutnya.
Setelah dipanggil, pintu perlahan terbuka, menampakkan seorang remaja laki-laki yang nampak gugup. Ia mengenakan kacamata bulat dan membawa beberapa buku serta tas di tangannya. Dengan langkah hati-hati, ia maju ke hadapan Liora yang masih terlihat kesal.
"Hormat saya, Tuan Putri Ravenscroft," ucapnya sambil memberi hormat, suaranya terdengar canggung dan penuh rasa segan.
"Tunjukkan apa yang kau bawa," perintah Liora tanpa basa-basi.
Desainer muda itu terkejut, ia tidak menyangka akan diberi kesempatan. Dalam pikirannya, Liora mungkin akan langsung menolaknya seperti para desainer sebelumnya. Namun, kenyataannya berbeda. Liora terlihat tertarik.
"B-baik, Tuan Putri," jawabnya ragu-ragu.
Dengan hati-hati, ia mulai menampilkan gaun rancangannya di manekin, memperlihatkan setiap detailnya agar dapat dilihat dengan jelas.
"Ini..." Liora berbisik lirih, matanya terpaku. Ia berdiri dari duduknya, mendekati manekin. "Ini benar-benar luar biasa!" serunya dengan kagum.
Gaun yang terlihat ringan dan sejuk itu memancarkan keanggunan seorang bangsawan. Desainnya mencuri perhatian semua orang di ruangan tersebut. Meski sederhana, dari segi warna, detail, serta hiasannya, gaun itu terlihat sangat memukau. Namun, sayangnya, gaun tersebut terbuat dari bahan yang kurang berkualitas, sehingga bisa berakibat fatal jika dipakai pada acara besar.
"Y-ya? Apakah saya tidak salah dengar, Tuan Putri?" tanya desainer muda itu dengan wajah terkejut. Ia takut salah mengartikan pujian Liora.
"Kau tidak salah dengar! Aku ingin gaunmu, dan lebih dari itu, aku ingin dirimu!" ucap Liora dengan mantap.
"Y-ya? Apa yang Anda maksud, Tuan Putri?" Desainer muda itu tergagap, pipinya memerah. Ucapan Liora terdengar seperti rayuan di telinganya.
"Tentu saja, aku ingin mensponsori kariermu! Jadilah desainer hebat dan buktikan bahwa gaunmu layak dikenal!" seru Liora bersemangat. "Setelah kau terkenal, aku akan dengan bangga memperkenalkan mu sebagai desainer berbakat dari Ravenscroft."
Desainer muda itu berdiri dengan mata berbinar, tak percaya dengan keberuntungannya. Hari ini adalah awal dari sebuah peluang besar yang akan mengubah hidupnya.
"Apakah saya pantas mendapatkan kesempatan menakjubkan ini, Yang Mulia?" ujarnya pelan. "Saya masih meragukan diri saya tentang hal ini."
"Apa yang kau katakan! Kau memiliki bakat, bakat yang akan bersinar dalam waktu dekat. Kau harus percaya diri, dan jika aku berkata menginginkanmu, kau tidak boleh menolak!" Terdengar seperti paksaan, namun di balik kata-kata itu, Liora sungguh ingin hal yang baik untuk desainer muda ini.
Mata sang desainer muda langsung berbinar, merasa lebih percaya diri setelah mendengar pujian dari Liora. Ia pun bertekad lebih kuat untuk menjalani kariernya sebagai desainer yang disponsori oleh Tuan Putri dari keluarga agung Grand Duke Ravenscroft.
"Saya akan berusaha keras agar tidak mengecewakan Tuan Putri!" tekadnya.
...****************...
Liora telah melakukan banyak hal belakangan ini. Seusai mencocokkan gaun, ia pergi untuk mengikuti pelajaran etiket bangsawan yang ingin dipelajarinya. Terutama, dia ingin mengetahui cara menghadapi seorang bangsawan yang berusaha memancing pertengkaran tanpa kehilangan kehormatan sebagai seorang Lady.
Dengan ditemani oleh Countess Ariana, Liora belajar banyak hal. Cara berbicara, bermain taktik, bahkan bersikap anggun. Meski terasa menyiksa, ia harus melakukan semua itu demi membungkam mulut orang-orang yang terus meremehkannya.
"Besok malam, Nona Muda akan menghadiri acara yang diadakan oleh Nona Kedua dari keluarga Valenmore, bukan?" tanya Ariana memastikan. "Saya hanya ingin mengingatkan, Nona Muda harus berhati-hati ketika menghadapi Putri Aurelia. Beliau adalah bintang sosialita ibu kota saat ini. Sudah banyak Nona bangsawan yang kehilangan reputasinya dan tak lagi muncul di dunia sosialita setelah berurusan dengan Putri Aurelia Valenmore."
Liora mendengarkan dengan seksama, tidak berbicara, tetapi mengangguk sebagai tanda bahwa ia memahami nasihat yang diberikan oleh Ariana.
"Namun, bukan berarti Nona Muda harus takut," lanjut Ariana sambil tersenyum. "Walaupun kalian berdua sama-sama berasal dari keluarga Duke, Nona Muda berbeda. Keluarga Ravenscroft berada di atas segalanya setelah Kaisar. Jangan lupakan fakta itu!"
"Aku akan selalu mengingat nasehat ini, Countess Ariana."
^^^TO BE CONTINUED^^^