Kisah tentang seorang gadis yang cantik dan lembut, ia harus menjalani hari-harinya yang berat setelah kepergian kakak perempuannya. Anak-anak yang harus melakukan sesuai kehendak Ibunya. Menjadikan mereka seperti apa yang mereka mau. Lalu, setelah semuanya terjadi ibunya hanya bisa menyalahkan orang lain atas apa yang telah dilakukannya. Akibatnya, anak bungsunya yang harus menanggung semua beban itu selama bertahun-tahun. Anak perempuan yang kuat bernama Aluna Madison harus memikul beban itu sendirian setelah kepergian sang kakak. Ia tinggal bersama sang Ayah karena Ibu dan Ayahnya telah bercerai. Ayahnya yang sangat kontras dengan sang ibu, benar-benar merawat Aluna dengan sangat baik. **** Lalu, ia bertemu dengan seorang laki-laki yang selalu menolongnya disaat ia mengalami hal sulit. Laki-laki yang tak sengaja ia temui di gerbong Karnival. Lalu menjadi saksi perjalanan hidup Aluna menuju kebahagian. Siapa kah dia? apakah hanya kebetulan setelah mereka saling bertemu seperti takdir. Akankah kebahagian Aluna telah datang setelah mengalami masa sulit sejak umur 9 tahun? Lika liku perjalanan mereka juga panjang, mereka juga harus melewati masa yang sulit. Tapi apakah mereka bisa melewati masa sulit itu bersama-sama? *TRIGGER WARNING* CERITA INI MENGANDUNG HAL YANG SENSITIF, SEPERTI BUNUH DIRI DAN BULLYING. PEMBACA DIHARAPKAN DAPAT LEBIH BIJAK DALAM MEMBACA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sugardust, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerja kelompok 1
Melangkah untuk masuk ke dalam kafe dengan tangan yang masih bergandengan, saat di depan pintu masuk, aku melepaskan genggaman tangan dari Jaeden karena takut terlihat oleh Edelyn dan Chloe yang sudah duduk di kursi kafe, terlihat Katrina yang masih belum datang. Saat genggaman ku lepaskan, Jaeden berhenti sejenak dan menatap tangannya, lalu dia menatapku dan tersenyum.
Aku menundukkan kepalaku karena tersipu malu, dan melangkahkan kakiku masuk ke dalam. Jika terlihat oleh teman-teman bahwa kami sedang berpegangan tangan, mereka akan salah paham. Aku lalu menyapa mereka dan duduk di kursi, Jaeden juga mengikutiku dan duduk disebelahku. Karena kami belum memesan apapun, Jaeden menanyakan jika aku mau sesuatu untuk diminum atau dimakan. Lalu tidak lama setelah kami masuk, Katrina pun masuk dengan wajah yang kebingungan.
Katrina duduk di sebelah kiri ku yang masih kosong. Aku menjawab pertanyaan Jaeden bahwa aku hanya akan memesan Caramel Macchiato dan Tomato Goat Cheese Pasta untuk makan siang. Dia juga menanyakan yang lain ingin memesan apa, mereka menyebutkan pesanan mereka masing-masing. Jaeden beranjak dari tempat duduknya untuk pergi ke kasir dan memesan makanan dan minuman. Dia membayar tagihan menggunakan uangnya.
“ Aluna, apa kalian berpacaran?” tanya Katrina berbisik ke telingaku secara tiba-tiba.
“ Ha? apa? tidak kok” aku terbatuk karena kaget dengan pertanyaannya, aku sedikit berteriak.
“ Ada apa? kenapa?” tanya Chloe dan Edelyn bingung.
“ Ah tidak ada apa-apa kok” jawabku mencoba santai.
“ Tadi aku melihatnya” ucap Katrina yang tersenyum dan terkesan meledek.
“ Ah itu bukan seperti yang kau kira” ucapku dengan pelan.
“ Oh benarkah, aku akan mendukung kalian” sambung Katrina yang berbicara seolah kami akan berpacaran.
Jadi itu alasannya saat masuk wajahnya terlihat bingung, sepertinya dia melihat kami dari belakang saat berpegangan tangan. Kemudian, Jaeden kembali duduk dan mengatakan bahwa dia yang mentraktir kami semua. Mereka pun terlihat gembira sekali.
“ Wah apa ini pajak jadian?” tiba-tiba Katrina menyeletuk.
“ Ha? apa?” tanya mereka yang bingung dengan pertanyaan Katrina.
Aku sedikit menyenggol kaki Katrina dan memelototinya.
“ Aku kan sudah bilang, bukan seperti itu” ucapku dengan berbisik ke Katrina.
“ Tidak tidak, aku hanya bercanda hahahaha” ucap Katrina sambil tertawa.
“ Omong-omong, Aluna, apa kau merias wajahmu? kau tampak semakin cantik sekali hari ini. Meskipun tanpa makeup kau juga sudah sangat cantik, tapi hari ini kau tampil berbeda” tanya Chloe yang juga memujiku.
“ Ah, terima kasih. Aku hanya sedikit merias wajahku, karena aku baru pertama kali memakainya setelah ayahku membelikannya” jawabku.
“ Wah, ayahmu membelikanmu makeup? kau sungguh beruntung, jarang sekali ada ayah yang memikirkan keperluan anak perempuannya” saut Katrina.
“ Iya, ayahku yang selalu menyiapkan keperluanku dengan baik, karena aku tidak memiliki ibu yang menyiapkan segala kebutuhanku, jadi ayah mengambil alih peran sebagai seorang ibu juga untukku” ucapku yang tersenyum ketika mengingat ayahku.
“ Ah, maaf aku tidak bermaksud begitu, maafkan aku, tapi ayahmu memang sungguh hebat!” saut Katrina lagi.
“ Tidak apa, aku akui ayahku adalah ayah yang hebat” jawabku dengan semangat.
Aku harus berhati-hati agar tidak terjadi hal seperti tadi, jika teman-teman melihat mereka akan salah paham lagi. Aku yang juga mulai kebingungan atas kebaikan Jaeden pun mengsalah artikan kebaikannya itu terhadapku. Tapi, aku akan menahan diriku sebisa mungkin. Bisa saja dia memang berbuat baik pada semua orang. Aku tidak perlu terlalu khawatir kepada perasaanku sendiri. Kami juga masih terlalu muda untuk mengerti hal tentang cinta.
Minuman kami telah sampai lebih dahulu, namun, makanan kami masih harus menunggu. Sembari menunggu makanan kami dihidangkan, kami mulai membahas untuk membagikan pemeran tokoh dalam drama yang akan pentaskan.
“ Apa kalian punya ide untuk tugas drama kita? drama apa yang cocok untuk kita perankan? berhubung kita hanya berlima saja, empat perempuan dan hanya ada satu laki-laki” tanya Edelyn yang mulai serius membahas tugas kami.
“ Bagaimana kalau Cinderella?” jawab Chloe.
“ Sudah diambil oleh kelompok lain” ucap Edelyn.
“ Sleeping Beauty?” sambung Katrina.
“ Sleeping Beauty ? ide yang bagus” jawab Edelyn yang terlihat setuju pada ide tersebut.
“ Siapa yang akan memerankan tuan putri dan sang pangeran? aku tidak mau” Katrina menolak menjadi tuan putri.
“ Kau juga sangar tidak cocok memerankannya tuh” saut Edelyn yang meledek Katrina.
“ Apa lagi kau!” sambung Katrina sambil menjulurkan lidahnya.
“ Bagaimana kalau Aluna dan Jaeden saja?” ucap Chloe yang menunjuk kami berdua.
“ Ide yang sangat bagus!” sambung Katrina.
“ Benar, Aluna sangat cantik seperti tuan putri dia cocok memerankannya dengan sang pangeran Jaeden. Kau tidak bisa menolak, karena hanya kau laki-laki di kelompok ini” ucap Edelyn dengan penuh keyakinan.
“ Ah jangan berlebihan seperti itu” mereka selalu saja menggodaku.
Sleeping beauty menceritakan tentang seorang putri yang dikutuk oleh penyihir jahat untuk tidur selamanya seperti orang mati. Dia akan terbangun jika seorang pangeran sungguhan yang tulus datang untuk menciumnya.
“ Siapa yang akan menjadi penyihir jahatnya?” tanya Katrina.
“ Biar aku saja!” jawab Chloe dengan penuh semangat.
“ Kau sungguh sangat bersemangat untuk mendapatkan peran yang jahat” ucap Katrina pada Chloe sambil bertepuk tangan.
“ Tapi masalahnya, kita kekurangan pemeran laki-laki untuk menjadi sang raja” ucap Edelyn yang mulai bingung siapa yang akan memerankan sang raja.
“ Kau saja, kau sangat cocok memerankannya” saut Katrina.
“ Kau saja sialan!” Edelyn menendang kaki Katrina.
“ Aw! benar-benar kekuatan laki-laki” ucap Katrina lagi.
“ Sudah dong, bagaimana kalau kita undi saja biar adil?” ucapku yang melerai perkelahian mereka.
“ Setuju!” saut Chloe dan Jaeden.
Aku mulai merobek kertas dan menulis nama mereka di masing-masing kertas yang aku robek, lalu menggulung kertas itu dan diguncang-guncangkan dengan genggaman tangan, lalu menaruh kertas di atas mejayang telah tergulung agar dapat dipilih secara adil siapa yang akan memerankan sang raja.
Chloe mencabut kertas itu dan membuka gulungannya untuk mengetahui nama siapa yang tertulis si kertas itu. Chloe lalu menatap Edelyn dan Katrina. Ternyata di kertas itu tertulis nama Katrina. Lalu Edelyn dan Chloe tertawa dengan saling menatap wajah. Katrina terlihat kesal dan mengatakan ingin mengulang undian tersebut. Tapi kami tetap tertawa dan menyemangati Katrina untuk tetap mengambil peran itu. Pelayan kafe tersebut datang sambil membawa makanan yang kami pesan. Kami pun berhenti sebentar untuk menikmati makanan kami.
Setelah menghabiskan makanan kami, kami pun mulai membahas tentang naskah, masalah kostum dan pembagian waktu latihan.
“ Aku akan mengetik naskah dan memberi kopiannya pada kalian” ucap Chloe.
“ Masalah kostum aman saja, kita bisa menyewa di tempat salon milik bibiku” ucap Edelyn.
“ Aku tidak bersemangat lagi huh” Katrina merebahkan setengah tubuhnya di atas meja.
“ Tenang saja, kami akan merubah dan merias dirimu semirip mungkin dengan tokoh sang raja! jadi kau tidak perlu khawatir” ucap Edelyn sembari menahan tawa.
“ Diam kau!! huaaa” Katrina mulai berpura-pura menangis.
“ Kita akan masuk sekolah mulai minggu depan, jadi kita masih punya waktu sekitar sebulan untuk mempersiapkannya dengan baik” ucap Edelyn.
“ Mari kita mulai latihan pertama di hari minggu, karena pada hari sabtu kita akan pergi bersama ke Karnival!” ucap Edelyn lagi dengan penuh semangat.
“ Ayo lakukan yang terbaik demi nama kelompok kita” saut Chloe.
“ Baik, ayo lakukan bersama” sambungku.
Kami telah selesai membahas dan membagi tugas kami. Tuan putri akan diperankan olehku, pangeran diperankan Jaeden. Penyihir jahat diperankan oleh Chloe, sang ratu dan raja diperankan oleh Edelyn dan Katrina. Meskipun kami kekurangan anggota laki-laki dalam drama ini, tapi kami telah berhasil memecahkan masalah dengan baik.