Menceritakan kisah Raditya Sukma yang terjerat dengan Seorang CEO cantik bernama Amelia Artmaja.
Sebagai manusia terkuat dibumi ini.Raditia terpaksa patuh pada Amelia. dan berperan sebagai pengawalnya.
Tidak hanya itu, Raditia juga terjerat hubungan dengan beberapa wanita selama menjadi pengawal amelia. Hinga pada akhirnya, dia memutuskan menikahi setiap wanita yang memiliki ikatan cinta denganya..
So bagaimana kelanjutannya? langsung aja baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SATO_WOW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SISKA DALAM BAHAYA
Kemudian Adi berbalik dan memberi perintah kepada beberapa satpam lain, "Kalian, cepat belikan cemilan dan bikin kopi untuk senior Raditia. Cepat-cepat jangan buat senior menunggu!"
"Siap Ketua!" jawab beberapa satpam serempak.
Merekapun ingin menyanjung Raditia dan segera menuruti perintah Adi.
Lima menit kemudian, beberapa membawa kue kering, beberapa membawa kopi dan gorengan, bahkan mereka mendekati Raditia dengan senyum hangat.
Melihat orang-orang ini Raditia mengangguk puasa.
"Yah, kalian semua tidak buruk! Kalian benar-benar tau seleraku. Omong-omong pak Adi tidak enak minum kopi di cuaca panas. Bisakah aku mendapatkan Jus melon segar?" ujarnya sambil menyalakan sebatang rokok.
"Jus melon?" Adi menggaruk kepalanya dan berpikir dalam hati, "Di mana aku harus membeli Jus melon? Di sekitar sini tidak ada penjual Jus!"
Namun karena Raditia menginginkannya, tentu saja Adi haris mendapatkannya.
Jadi dia menunjuk ke seorang Satpam dan berkata, "Senior ingin Jus melon, cepat belikan!"
"Siap ketua!" sahut satpam itu, lalu melirik Raditia dengan penuh rasa kagum dan pergi mencari penjual Jus Secepatnya.
Raditia yang sedang asik mengobrol dengan beberapa satpam, tiba-tiba tercengang ketika melihat layar ponselnya.
Sangat kebetulan ketika dia membuka layar ponsel untuk melihat-lihat aktivitas Amelia melalui akun sosial media, dia melihat pesan dari Herman.
Ketika Raditia melihat pesan, kepalanya menggeleng-geleng keheranan.
"Destroyer? Makhluk jenis apa ini?" gumam Raditia menyentuh Dagunya dan wajahnya benar-benar bingung.
Raditia sepertinya tidak pernah mendengar nama ini sebelumnya.
"Nama yang sangat Aneh, Destroyer? Apa dia kriminal kelas berat?"
Segera Raditia membuka aplikasi khusus anggota organisasinya dan mencari informasi tentang Destroyer ini.
Tak butuh waktu lama, semua informasi tentang Destroyer muncul di layar ponselnya.
Setelah melihat, Raditia tidak tahan untuk mencibir, "Bajingan kecil begini mengaku sebagai Destroyer? Astaga, aku bisa mengalahkannya dengan satu jari!"
Raditia mengeleng-geleng lagi dan bergumam, "Pak tua, tampaknya kelompok Macan putih ini sangat sia-sia. Lawan bajingan lemah saja tidak mampu! Kau bilang wanita liar seksi itu ditugaskan menjagaku? Apa ini tidak terbalik? Astaga! Sungguh sia-sia."
"Baiklah! Kebetulan Sudah lama sekali aku tidak meninju seseorang! Semoga saja bajingan Destroyer ini tidak mengecewakan!" batinnya bersemangat.
Tiba-tiba Satpam yang disuruh beli Jus datang dan langsung menghampiri Raditia, "Senior, ini Jus melon segarnya!"
"Tepat waktu." ujar Raditia langsung mengambil Jus melon dan menyedot semuanya dalam satu tarikan nafas.
"Buset! langsung habis?"gumam semua satpam yang saat ini masih mengemuruni Raditia.
Raditia tidak peduli dengan dengan tatapan orang-orang ini, dia berbalik dan melihat sepeda gunung yang di pake satpam barusan.
"Sepeda itu punya kau?" tanyanya.
"Iya." jawab satpam itu sambil melihat Raditia dengan heran, "Aku tak punya motor, jadi aku pergi pakai sepeda!"
"Berikan nomer rekeningmu!" perintah Raditia acuh tak acuh.
"Buat apa senior?" tanya satpam itu bingung, tapi masih memberikan nomer rekeningnya.
Karena Raditia mendapatkan 50 juta dari Debby tadi pagi, dia tidak ragu memberikan sebagaian uang pada satpam itu,"Aku sudah transfer 25 juta ke rekeningmu! Anggap saja aku beli sepedamu!"
Sontak satpam itu kaget, dia tidak pernah menyangka Raditia akan memberinya uang cukup banyak.
Dengan 25 juta ini setara dengan gajinya selama 7 bulan.
"Senior ini--" satpam itu tak tahu harus berkata apa.
"Sudahlah! Anggap saja itu rezeki untuk anak dan istrimu! Jangan lupa beli motor untuk pergi bekerja! Sekarang aku akan pergi sebentar. Jadi berikan sepedanya!" seru Raditia lalu mengambil sepeda gunung itu.
"Oh, silahkan." satpam itu akhirnya memberikan sepedanya.
Tanpa menunda waktu, Raditia langsung mengayuh sepeda dan pergi meninggalkan gedung Artmaja Grup.
"Gila,Cepet banget, Senior itu!" seru semua satpam yang masih berdiri di tempat, mereka melihat Raditia menggoes sepeda begitu cepat dan dalam hitungan detik sudah menghilang dari pandangan Mata.
...
Pada saat yang sama, di sebuah Cafee jalan Baraga.
"Ada sebuah ledakan di jalan Baraga, 25 orang terluka dan 15 orang di sandera!"
"Menurut pemantauan kamera CCTV, suasana Caffe sedang di penuhi orang-orang saat ledakan terjadi."
"Pelakunya ledakan ini mungkin saja Destroyer!"
"Gugus intelejen telah menggunakan segala cara untuk menghubungi panglima Siska, tetapi masih tidak ada respon sama sekali!"
"Seluruh jalan Di Braga telah ditutup dan semua warga telah di evakuasi."
"Semua polisi dari Polrestabes Bandung dan polisi militer telah mengepuh tempat kejadian."
"...."
Duduk di kendaraan Rantis, pikiran Herman kacau balau dengan rentetan informasi ini. Bahkan hatinya penuh dengan kecemasan.
Destroyer benar-benar datang dan langsung membuat kejadian mencolok di pusat kota.
Intinya 15 orang yang di sandera ini pasti akan menimbulkan sensasi di semua media massa.
Namun yang paling membuat Herman sangat cemas Adalah Siska. Dia sangat akrab dengan karakter Siska.
Meski Siska agak sok dan suka melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, tetapi pada saat yang paling kritis, dia tidak akan pernah melalaikan tugas karena kepentingan pribadi.
Dengan kata lain Siska akan melaporkan keberadaannya ke Markas Macan Putih bagaimanapun caranya.
Bahkan sering kali dia lebih suka duduk di markas sambil melihat anggota Macan Putih membereskan masalah untuknya.
Dia sangat menikmati perasaan itu.
Tapi kali ini berbeda.
Siska mengabaikan kelompok dan bertindak sendiri karena dendam pribadi.
Ini adalah tindakan yang sangat buruk, Herman sangat yakin bahwa Siska akan di tangkap oleh Destroyer.
"Sialan Siska, kenapa kau sangat keras kepala Huh!" keluh Herman tangannya mengepal erat lalu melihat layar ponselnya lagi.
Sayangnya, dua pesan yang dia kirim ke Raditia masih belum di balas.
"Siska semoga kau baik-baik saja," gumam Herman pada dirinya sendiri.
Dengan cara ini lima kendaraan Rantis, ditambah dua truk brimob, berpacu ke tempat kejadian.
Iring-iringan mobil ini menyingkirkan kemacetan di jalanan kota Bandung.
Hingga tiba di ujung Jalan Braga.
Herman melihat Barikade mobil polisi yang tak terhitung jumlahnya.
Para petugas polisi ini seharusnya datang karena Kafe yang di ledakan oleh Destroyer barusan.
Saat ini Herman buru-buru turun dari mobil Rantis dan berlari ke sekelompok petugas polisi yang sudah ada di tempat kejadian
Herman bertemu Maya, Maya petugas polisi yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Sosok Maya juga sangat cantik.
Seragam polisi yang pada tubuhnya tidak menutupi keindahan lekukan tubuhnya.
kulit putih Mulus dan rambuk pendek.
Sekilas Maya terlihat mirip Siska.
Pada saat ini dia sedang memeriksa informasi yang diberikan oleh bawahannya.
Tiba-tiba Herman bersama beberapa bawahannya, mengeluarkan lencana dan menunjukkannya pada Maya, "Siang, mulai sekarang Kasus ini kami ambil Alih!"
BERSAMBUNG