Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31 : Mempermalukan Bianca
“Karena Bianca itu anak seorang selir.”
“Apa? Bukankah dia adik kandungmu?” Tanya Erlin, Tania menggeleng, “Dia anak Ratu Miranda yang dulunya adalah seorang selir.”
“Kalian tau bukan Ratu Miranda tidak pernah dianggap sebagai Permaisuri, karena gelar permaisuri milik mendiang ibuku, Ratu Cordelia.”Lanjutnya.
Axvel dan Edward refleks saling tatap, “Pantas saja tadi ayah bertanya di mana Putri Raja Atlas dengan Cordelia.” Gumam Edward.
“Kenapa bukan kau yang menjadi Putri Mahkota?” Tanya Axvel, “Yah, seperti yang kalian tau sekarang, Bianca adalah anak seorang Ratu, ayahku sendiri yang memilihnya.” Ucap Tania seraya tersenyum miris.
Sepertinya aku terlihat menyedihkan sekarang, Batin Tania.
Erlin mengusap bahunya lembut, “Harusnya itu hakmu.” Ucapnya.
“Tapi sekarang kedudukanmu pasti sebagai calon Ratu Kerajaan Corvus.” Ucap Edward, Tania mengangguk, “Aku sudah menerima apa yang terjadi.”
“Lagipula menjadi selir bukanlah kesalahan, itu hanya tergantung sifatnya bagaimana.” Lanjut Tania.
Mereka mengalihkan pembicaraan, tak ingin membahas tentang selir lagi. Sampai Oberon datang dan langsung duduk di samping Tania.
“Sudah selesai menerima ucapan para selamat dari para tamu?” Tanya Tania, Oberon mengangguk, “Aku berdiri tanpa ada pasangan sendirian.”
Tania terkekeh, “Aku lelah terlalu lama berdiri, apalagi tidak ada yang akan aku bicarakan.” Ucapnya, Oberon tersenyum seraya mengusap ujung rambut Tania, “Tidak apa jika kau lelah.”
Sedangkan tiga manusia lain yang memperhatikan terkejut melihat senyuman Oberon secara langsung, benar-benar tidak terlihat seperti orang kejam ketika bersama tunangannya.
Raja Oberon benar-benar tampan, Batin Erlin. Tak lama ia menggeleng kecil atas pikirannya, Astaga, aku baru saja mengagumi orang yang salah!!
Oberon menatap mereka sebentar, “Kalian bisa pergi.” Jelas itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan. Mereka bertiga mengangguk dan pergi, walaupun Oberon masih seumuran mereka, namun jelas harus lebih hormat padanya.
“Kenapa?” Tanya Tania ketika Oberon sudah mulai memeluknya dari samping, “Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu.”
“Tunggulah sampai pesta ini selesai.” Oberon mengangguk, ia melepas pelukannya.
“Tania, selamat atas pertunanganmu. Kau terlihat sangat cantik hari ini.” Ucap Selir Larissa yang menghampirinya bersama Selir Elara.
“Terimakasih, Ibu.” Jawab Tania sambil tersenyum, ia melirik Selir Elara yang hanya menatapnya datar. Jika ditanya kenapa ia mau bersama Selir Larissa, ia tidak memiliki teman jika pesta seperti ini. Jika bergabung dengan para Ratu pasti ia akan di rendahkan.
“Aku akan kemari lagi nanti.” Ucap Oberon, Tania mengangguk. Ia dapat melihat Oberon yang menghampiri Raja Kerajaan Vandori yang tak lain dulu adalah salah satu prajuritnya.
Larissa beralih memeluk Tania, Tania pun membalas pelukannya, jika ada Oberon Selir Larissa bahkan tak berani menyentuhnya sedikitpun.
“Tak ibu sangka, sebentar lagi kau akan meninggalkan Kerajaan Dalbert.” Ucapnya sambil melepas pelukan mereka.
“Ck, drama. Sayangnya jika kau tidak ada di sini lagi tak ada lagi yang akan ku siksa.” Ucap Selir Elara, Tania tersenyum, “Jika aku adukan pada Oberon pasti kau sudah menjadi abu.”
Selir Elara menatapnya tajam, “Kau melawan ku sekarang? Sepertinya kau melunjak karena sering dimanja Raja Oberon.”
Tania tergelak, “Tidak ada yang perlu ku takutkan selama ada Oberon.” Ucapnya.
“Kau hanya memanfaatkan keberadaannya.” Ucap Selir Elara dingin, Larissa yang takut terjadi hal yang tak diinginkan segera menarik Elara pergi, “Sudahlah, jangan membuat keributan.” Ia menariknya menjauh.
Ck, ingin sekali ku bunuh kau!! Batin Tania menatap benci Elara.
Byurr
Tiba-tiba saja Bianca lewat di sampingnya dan bersikap seperti orang yang hampir jatuh, membuat minuman di tangan Bianca mengenai Gaun Tania bagian bawah.
“Ah, astaga. Maaf Tania, aku tidak sengaja.” Ucapnya dengan wajah bersalah, namun mendekatkan wajahnya pada telinga Tania, “Jika kau berani marah, akan ku minta ibu dan ayah menghukummu nanti.” Bisiknya.
Astaga!! Gaun mewah ku basah!! Siapa kau berani mengatur ku!! Batin Tania marah.
Oberon yang melihat itu segera menghampirinya, “Kau baik-baik saja, gaunmu kelihatannya basah ayo ganti saja bajumu.” Ucap Oberon, Tania dengan cepat menggeleng.
“Aku ingin Bianca membersihkannya, lihat bahkan sepatu kaca ku kena!” Ucapan Tania membuat Bianca membulatkan matanya.
Sial!! Gadis ini! Ucapnya dalam hati.
“Tania, aku minta maaf, aku benar-benar tidak sengaja.” Ucapnya masih dengan wajah bersalahnya.
Dayang Lyra datang dengan sapu tangan di tangannya, “Putri, Biar hamba yang membersihkan.” Ucapnya.
Tania menggeleng, “Dayang Lyra, kembali pada pekerjaanmu. Dan Bianca cepat bersihkan gaun dan sepatuku.” Ucapnya memerintah, sekarang semua orang memperhatikan mereka.
“Putri Bianca, kau dengar bukan!!” Ucap Oberon dingin, membuat nyali Bianca menciut dan memendam kemarahannya.
Ia mengambil sapu tangan dari Dayang Lyra berniat membersihkan gaun Tania, namun Tania malah mengangkat sedikit gaunnya seolah menyuruhnya membersihkan sepatunya.
“Cepat!!” Bianca mulai membersihkan tumpahan minuman di sepatu kaca Tania. Bianca benar-benar menanggung malu sebab semua orang memperhatikannya. Ia terjebak dalam rencananya sendiri.
Haha... Aku benar-benar puas. Batin Tania.
Ratu Miranda yang melihat itu menoleh pada Raja Atlas, “Lakukanlah sesuatu!” Ucapnya. Raja Atlas menggeleng, “Raja Oberon sendiri yang sudah memerintah Bianca tadi.” Ratu Miranda mengepalkan tangannya, Akan ku hukum kau, Tania! Batinnya marah.
Sementara itu ada Pangeran Edward yang berbisik pada Putri Erlin di sebelahnya, “Aku jelas melihat Putri Bianca tadi seperti sengaja.” Bisiknya, Putri Erlin mengangguk, “Aku juga melihatnya, Putri Bianca pantas di perlakukan seperti itu.” Ucapnya.
Sedangkan Pangeran Axvel merasa bingung, jelas dari yang ia ketahui Putri Pertama Kerajaan Dalbert itu lemah lembut, tidak mungkin bersifat seperti sekarang walaupun Bianca melakukan dengan sengaja.
Aslinya tidak seperti rumor yang beredar. Batinnya.
“Haish, sepertinya percuma. Gaun ku tidak akan bersih.” Ucap Tania, “Acara ini sudah berakhir, sekarang sudah sore. Kau bisa memakai gaun biasa setelah ini.” Ucap Oberon lembut, Tania mengangguk.
“Sudahlah, Bianca. Aku akan mengganti pakaian saja.”Bianca yang mendengar itu mengepalkan tangannya,
Sialan! Sudah tau tidak akan bersih kenapa masih menyuruhku, kau hanya mempermalukan ku Tania!
***
Jejaknya kakak:)