Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Situs Gelap
Rara semakin penasaran dengan situs tersebut hingga membuatnya terus saja memantau pergerakan akunnya. Bahkan dia terus menantikan pesan-pesan yang mereka kirimkan untuknya.
Setidaknya Rara tidak merasa kesepian lagi karena adanya mereka yang bisa di ajaknya bercerita. Tapi ada seseorang yang membuatnya tertarik untuk semakin bercerita.
"Namanya kayak merk celana wkwkwk." gumam Rara ketika membaca nama akun pria tersebut.
"Oh, mu God! Dia kirim gue pesan anjir!" Rara terlihat bersemangat saat mendapatkan pesan tersebut.
"How are you?" pesan yang di terima Rara.
"Ampun, sok enggres anjir! Btw mukanya emang bule Cok! Beneran ini asli gak ya? Nanti gue kena tipu pula." Rara takut untuk membalasnya karena takut tertipu dengan hal itu.
"What's up? Why didn't you reply to my message? Are you okay?" Rara kembali mendapatkan pesan selanjutnya karena dia tak kunjung membalas pesan tersebut.
"Sorry, agak lemot kalau pakai inggris. Agak kaku lidah makan kangkung ini." balasnya pada laki-laki tersebut yang mana membuat Levis mengerutkan keningnya saat mendapatkan balasan dari pesan yang dia kirimkan.
"Kangkung? Apa itu kangkung?" tanya Levis sambil terus membalas pesannya.
"Orang kayaaa gak tau kangkung. Eh, nanti lagi deh. Soalnya ada something. Bye!" Rara meninggalkan situs tersebut karena bel sekolah sudah berbunyi.
Dia bukanlah seorang gadis yang memiliki banyak teman. Dia lebih suka menyendiri karena menurutnya itu jauh lebih baik untuk dirinya karena memang selama ini lebih menyukai kesendiriannya.
"Ra, Rara..." panggil Erina teman sekelasnya.
Merasa namanya di panggil membuat gadis itu langsung menoleh ke arah belakangnya dan melihat siapa yang memanggil dirinya.
"Ya?" balas Rara dengan senyuman kakunya yang selalu dia berikan pada orang-orang.
Bukan karena dia sombong, tapi karena memang dia sulit untuk berinteraksi dengan orang luar.
"Nanti nonton yuk." ajak Erina karena sulit sekali mengajak Rara untuk berteman. Dia merasa tertantang untuk berteman dengan Rara karena setelah kelas XII kemaren, merek mulai di kelas yang sama. Di mana kelas XII unggulan ini isinya para siswa yang sanggup bersaing dengan kelas lain.
"Nonton apa?" masih bersikap kaku.
"Nonton bioskop Rara, iya kali nonton bok*p." sahut Aqila satu gadis lagi di samping Erina tadi.
Mendengar hal itu membuat Rara tersenyum kaku lagi. Dia merasa kedua gadis itu cukup membuatnya terhibur. Tapi dia takut untuk berteman.
Sementara di sudut lainnya, terdapat seorang gadis bernama Clarista yang merasa bahwa dirinya adalah gadis yang paling cantik di sekolah ini.
"Yakin lu berdua mau temanan sama manusia jaman batu ini? Yang ada nanti malu-maluin aja tau gak. Kasihan banget ya, gak punya temen yang bisa di ajak main." sindir Clarista tadi yang mana membuat Rara langsung berpaling.
Dia tidak ingin terlibat pembicaraan apa pun lagi karena menurutnya semua ini sudah selesai.
Hal inilah yang membuatnya malas untuk berteman. Karena apa? Karena dia paling tidak suka dengan yang namanya sindir menyindir atau geng gengan di sekolah ini. Mereka selalu menindas orang yang menurutnya jauh di bawah mereka.
"Rara, plis jangan dengerin dia oke. Kita temenan kan? Ayolah, kita temenan ya?" Erina masih berusaha membujuk Rara untuk berteman.
Sayangnya semua belum di jawab karena guru yang akan mengisi pelajar kali ini sudah masuk dan Rara kembali fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung.
Dia mendengarkan dengan begitu serius setiap penjelasan dari gurunya. Sampai di mana mereka harus ulangan dan Rara siap untuk semua itu. Setelah merasa semua jawabannya benar, Rara langsung maju ke depan dan dia lebih memilih untuk menjauh dari kelasnya. Setidaknya ini membuatnya merasa lebih baik lagi.
Melihat Rara sudah lebih dulu keluar dari kelas mereka membuat semua yang tersisa menatap ke arah gadis itu.
Ya, Rara lebih memilih duduk di taman sekolah dari pada berada di ruangan kelasnya. Dia bisa merasa lebih tenang ketika sendirian.
Sementara di tempat lain, Levis terus menatap ke arah ponselnya. Entah mengapa dia kembali mengingat kejadian saat di mana dia yang hendak melamar kekasihnya. Namun, apa yang terjadi?
Dia malah melihat wanita yang telah menjalin hubungan dengannya selama hampir 4 tahun ini malah ketahuan selingkuh.
Flashback
Levis terus saja tersenyum sepanjang perjalan menuju tempat di mana kekasihnya berada. Ya, dia sudah menemukan di mana keberadaan wanita itu setelah mendapatkan kebar dari anak buahnya yang mengatakan jika wanita yang di cintai ya itu sedang menjalani pemotretan di swimming suit dengan brand ternama.
Mengetahui hal itu membuat Levis langsung menuju tempat tersebut. Apalagi itu pantai, jadi menurutnya akan sangat cocok untuk melamar sang pujaan hati.
Levis sudah sampai di tempat tujuan, jantungnya semakin berdebar kencang saat menuju tempat di mana Bianca berada.
"Sebentar lagi sayang, sebentar lagi kita akan hidup bersama. Aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini. Aku janji untuk itu, babe." gumam Levis.
Langkah tegapnya berjalan menuju bibir pantai, karena setelah dia bertanya di mana Bianca, ternyata kekasihnya berada di tempat itu.
Levis sudah melihatnya, namun dia melihat bahkan mendengar sesuatu yang tidak seharusnya dia dengar.
"Bagaimana dengan kekasihmu itu, Bianca? Aku tidak ingin jika-"
"Sttt...dia tidak akan mengetahui hubungan kita, Jordan. Dia adalah laki-laki paling sibuk di dunia ini. Dia juga tidak akan mungkin mengetahui hubungan ini. Aku hanya ingin uangnya saja dan dia akan memberikan apa pun yang aku inginkan. Jadi aku tidak akan melepaskannya. Kamu tenang saja, karena aku hanya mencintaimu, Jordan." ucap Bianca dengan begitu berani.
Bahkan keduanya berciuman mesra di bibir pantai dengan pemandangan laut biru dan senja yang mulai menghiasi.
Melihat hal itu membuat Levis merasa bahwa dirinya benar-benar menjadi laki-laki paling bodoh di dunia ini.
Dia masih bertahan di tempat itu untuk melihat sejauh mana mereka berani berbuat, sampai di mana Bianca sadar jika ada orang lain di tempat itu selain mereka berdua.
"Levis?" gumamnya yang langsung melepaskan ciuman mereka begitu saja.
"No! Jangan mendekat padaku!" ucapnya pada Bianca karena dia tidak ingin di dekati oleh wanita itu.
"Levis, dengarkan aku dulu, babe. Aku-"
"Ssttt...tidak perlu menjelaskan apa-apa lagi. Aku sudah mendengarkannya dan ya, i know. Kau adalah wanita murahan yang tidak pantas untuk di perjuangkan. Kau itu hanya wanita sampah!" ucapnya yang membuat Bianca langsung terdiam setelah mendengar apa yang Levis katakan. Tidak, dia tidak akan membiarkan laki-laki itu lepas darinya. Tidak akan!
***
biasanya terjadi peristiwa seperti ith dulu baru semua masalah terselesaikan🙂
mending buang aja😌
sini aku jitak kepalamu anton biar sadar
😡😡😡
🙏👍🌹❤😁