Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Terima kasih, sudah menolong saya.."
"Ya, tapi tidak gratis," ujar Aaron.
"Saya harus membayar dengan apa?" tanyanya.
"Siapa namamu?" tanya Aaron.
"Bunga Gadis.."
"Bunga, saya akan memanggilmu dengan sebuatan bunga," kata Aaron.
"Baiklah, apa yang bisa saya bantu?" tanya Bunga.
"Mungkin, tubuhmu," jawab Aaron.
Bunga melototkan matanya, dia tak percaya dengan ucapan Aaron, orang yang menurutnya asing.
"Jangan gila, saya tidak mau!" tolak Bunga.
"Saya bercanda, mana mungkin saya meminta itu, kecuali kamu memberikannya dengan suka hati," ucap Aaron.
"Orang yang melakukan itu, buat mereka yang sudah menikah," kata Bunga.
"Apa kita harus menikah? Supaya bisa melakukannya?" tanya Aaron.
"Mana mungkin, menikah dengan orang asing," ujar Bunga.
"Mungkin saja," jawab Aaron.
"Jangan membicarakan hal konyol, hal tidak akan pernah terjadi," kata Bunga.
Aaron hanya tersenyum, menatap Bunga.
"Dimana rumahmu? Biar saya antarkan," ucap Aaron.
"Rumah saya agak jauh dari sini, apa tidak keberatan?" tanya Bunga.
"Tidak, tunjukan saja jalannya," ucap Aaron, membawa mobilnya.
"Sekali lagi, terima kasih," ucap Bunga.
"Ya," jawab Aaron.
"Ketus sekali, seperti wanita yang sedang PMS," gumam Bunga.
"Ini belok kemana? Kanan atau kiri?" tanya Aaron.
"Belok kanan, terus nanti didepan lurus aja," ujar Bunga.
Aaron mengangguk faham, dia melanjutkan lagi membawa mobilnya.
"Tapi nanti, akses kerumah saya, tidak masuk mobil," ucap Bunga.
"Biasanya, menyimpan mobil dimana?" tanya Aaron.
"Ada tempat penitipan, khusus mobil," jawab Bunga.
"Baiklah, saya akan titipkan disana," kata Aaron.
Meskipun jalannya sangat tidak bagus, tetapi tidak membuat Aaron takut, skil pembalapnya ia gunakan.
"Sudah sampai, mobil hanya bisa sampai sini," ucap Bunga.
Bunga keluar dari mobil Aaron, disusul dengan Aaron yang keluar.
"Kamu pulang saja, rumah saya sudah dekat," kata Bunga.
"Tidak, saya harus memastikan kalo kamu selamat sampai ke rumahmu," ujar Aaron.
"Tidak usah, diantar sampai sini saja sudah untung," ucap Bunga.
"Saya akan tetap mengantarkanmu, karena tempat ini lumayan sepi, saya takut ada orang jahat lagi," kata Aaron.
"Kalo kamu nganterin saya, bagaimana nanti pulang sendiri, mengingat ini sudah malam," ucap Bunga tidak enak.
"Jangan pikirkan itu," ujar Aaron.
Sebelum Aaron dengan Bunga, berjalan kaki, mereka menitipkan mobil dulu.
"Ayok, keburu malam banget," ajak Bunga.
Aaron mengangguk, dia berjalan dibelakang Bunga.
"Kenapa jalannya tidak dibangun?" tanya Aaron.
"Ini kampung kecil, jadi tidak ada yang mempedulikan itu, ada jalan untuk ke kota saja sudah cukup," jawab Bunga.
"Jadi, kalo kamu pulang malam, kamu melewati jalan ini sendiri?" tanya Aaron.
"Ya," jawab Bunga.
Suara burung hantu bersahutan, malam sudah sangat larut.
"Jangan jauh-jauh dari sana," ucap Aaron ketakutan.
"Kenapa? Kamu takut?" tanya Bunga tertawa.
"Bukan takut, tapi saya takut kamu kenapa-kenapa, ini jalan gelap sekali," kata Aaron alasan.
Bunga hanya tertawa kecil, dia tahu kalo Aaron ketakutan.
"Jalannya disamping saya, biar tidak takut," kata Bunga.
Aaron mendekati Bunga, malam ini benar-benar membuat Aaron ketakutan, mendengar suara-suara burung bersahutan.
"Lebih baik, melawan seribu musuh, dari pada seperti ini," gumam Aaron.
"Gakgak"
Suara gagak terdengar diatas Aaron, sontak saja Aaron memeluk Bunga.
"Suara burungnya sangat menyeramkan," ucap Aaron.
"Menurutku tidak, itu suara burung biasa," jawab Bunga.
"Biasa katamu, karena kamu sudah terbiasa mendengarnya," kata Aaron kesal.
Bunga hanya tertawa, melihat ekspresi wajah ketakutan Aaron.
"Jangan tertawa, nanti ada yang niruin ketawa kamu, kan mengerikan," ucap Aaron.
"Hantu saja akan takut denganmu," ujar Bunga.
"Badan besar, takut dengan hantu," ejek Bunga.
"Bukan masalah itu, ini beda permasalahannya," kata Aaron.
Selama perjalanan kerumah Bunga, Ethan tidak melepaskan tangan Bunga, dia benar-benar ketakutan, mendengar suara burung hantu yang bersahutan.
Berbeda dengan Bunga, dia tidak merasakan takut sedikitpun, meskipun banyak suara hewan, karena Bunga sudah biasa dengan itu.
"Itu rumahku," tunjuk Bunga.
Bunga membuka kunci rumahnya, dia mempersilahkan Aaron masuk kedalam.
"Duduk dulu, aku buatkan teh hangat," ucap Bunga.
Aaron duduk dilantai, yang hanya diberi alas tipis.
"Apa dia tinggal dirumah seperti ini?" gumam Aaron.
Rumah yang terletak ditengah-tengah warga, dan berukuran kecil, hanya berisi kamar satu, dapur dan juga toilet.
"Minum dulu tehnya, maaf kalo rumahnya tidak nyaman," ucap Bunga.
Aaron hanya tersenyum, dia meminum teh hangat itu.
"Ah, enaknya," ucap Aaron.
"Mau pulang sekarang?" tanya Bunga.
"Gila, mana mungkin pulang sendiri saat malam sudah larut begini," jawab Aaron.
"Mana mungkin, kau akan menginap disini," kata Bunga.
"Mungkin saja, kenapa tidak?" ucap Aaron.
"Tapi dirumah ini tidak ada laki-laki, hanya ada aku saja," jawab Bunga.
"Lalu, masalahnya apa?" tanya Aaron.
"Ini kampung, bukan kota. Bagaimana kalo ada orang yang salah faham dengan kita," ujar Bunga.
"Tinggal kita jelaskan, kita tidak melakukan apapun," kata Aaron dengan entengnya.
"Tidak semudah itu, orang-orang tidak akan mendengarkan alasan kita," ucap Bunga.
"Jangan dengarkan omongan orang lain, lagian kita tidak melakukan apapun," kekeh Aaron.
Bunga hanya menghela napas, karena dia juga kasihan kalo melihat Aaron pulang sendiri, karena malam sudah sangat larut.
"Yasudah, kamu tidur dikamarku saja, aku yang akan tidur disini," ucap Bunga.
"Tidak, saya yang akan tidur disini, kamu dikamar saja," jawab Aaron.
Aaron tidak tega kalo Bunga harus tidur kedinginan diluar, apalagi tidak ada kasur disana.
"Benar, kamu tidak apa-apa kalo tidur diluar?" tanya Bunga.
"Benar, kamu tidur saja sana, sudah malam," kata Aaron.
"Baiklah, aku masuk kedalam kamar dulu," ujar Bunga.
Bunga langsung masuk kedalam kamarnya, karena matanya sudah mengantuk, sebelum tidur, dia mengganti bajunya dengan baju tidur.
"Tapi, sepertinya dia orang berada, kasihan kalo tidurnya kedinginan," ucap Bunga.
Bunga mencari selimutnya di lemari, kebetulan dia mempunyai dua selimut, Bunga membawa bantal dan juga selimut untuk Aaron.
"Dia sudah tertidur, mungkin karena capek, jalan kaki," ucap Bunga.
Bunga memberikan bantal, lalu dia menyelimuti Aaron.
"Tangannya dingin, dia pasti kedinginan," ucap Bunga tidak enak.
Setelah menyelimuti Aaron, dan Bunga akan beranjak, tiba-tiba tangan Aaron menarik tangan Bunga.
Sontak saja, Bunga jatuh kedalam pelukan Aaron.
"Saya kedinginan, tolong hangatkan saya dengan tubuhmu," ucap Aaron.
"Ta..Tapi.." ucap Bunga gugup.
Aaron semakin memeluk erat Bunga kedalam pelukannya, Bunga hampir tidak bisa bernapas karena pelukan Aaron sangat kuat.
"Cup"
Aaron mencium, dan melumat bibi Bunga, sontak saja Bunga melototkan matanya.
"Ciuman pertamaku," gumam Bunga.
Karena malam sudah larut, dan Bunga juga sudag mengantuk, dia tertidur memeluk Aaron.
Keduanya saling menghangatkan, dengan saling menyentuh..
***
tolong lanjutkan dulu crita kenan nya jangan lompat2 kak🤭
𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚞𝚛 𝚓𝚗𝚐𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚒𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐