Kisah seorang murid yang menjadikan gurunya sebagai inspirasi terbesar nya. Terjadi di dunia modern, yang semuanya serba ada namun serba sulit banyak kekurangan.
Murid yang selalu berusaha mencari perhatian sang guru. Dengan kemampuan aneh yang dimilikinya. Dan bagaimanakah kisah kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemana Shad?
Penjemputan teman-teman yang berjumlah 29 orang masih belum usai, dimana sekarang yang telah Bintang dan Permata kumpulkan berjumlah total masih empat belas orang. Yaitu Bintang, Permata, Hasbi, Bara, Fandi, Rangga, Salma, Sari, Roro, Nur, El, Naz, Riz dan Nuha.
Keempat belas teman satu kelas itu pun melanjutkan pencarian teman-temannya yang lain. Namun, tidak seperti kemarin. Untuk hari ini, tidak semua bisa ikut serta dalam pencarian.
Kali ini, yang ikut dalam pencarian hanya Bintang, Permata, Bara, Hasbi, Naz, dan Riz. Hanya enam orang. Mereka saling berboncengan, karena seperti biasa untuk menghemat jalan. Bintang bonceng ke Bara. Hasbi membonceng Permata. Sedangkan Riz membonceng Naz.
Sebelum berangkat pencarian, mereka masih duduk bersama di sebuah taman. Karena kemarin, mereka belum sempat berbincang-bincang yang panjang.
Ini adalah weekend kedua mereka setelah bertemu. Hari-hari biasa, mereka tidak dapat bertemu. Karena perkuliahan dan pekerjaan menjadi halangan pertemuan mereka.
Seperti biasa, Bara dan Bintang datang lebih dulu di sebuah taman yang luas dan terdapat banyak tempat untuk mereka bisa leluasa duduk disana.
Di atas rerumputan yang hijau nan sejuk, Bintang memulai percakapan. "Coba kamu wa di grup Bar." ucap Bintang.
"Oke." Bara dengan cepat menjawabnya.
Bara : Assalamualaikum teman-teman. Selamat weekend, ayo yang sudah sepakat mau ikut nyari temen kita yang lain. kami sudah menunggu kalian nih di taman kampung Idiom.
Tak lama pesan di obrolan grup wa itu terkirim. Satu balasan pun muncul.
Riz membalas: waalaikumsalam... Pagi banget sih. Kalian terlalu rajin!
Naz membalas: Oke ini aku sedang siap otw ke taman, udah ada siapa aja emang?
Bara : Masih aku sama Bintang sih
Permata: oke otw gas
Hasbi: Waduh baru bangun nih, sabar sedikit ya. Otw deh
Bintang: Ah kalian ini otw otw... udah cepetan semuanya keburu panas
Setelah semuanya berkumpul, mereka pun mulai berbincang kembali. Kini Naz dan Permata sudah duduk berdekatan. Hasbi dan Riz duduk pula mereka membentuk lingkaran tanpa instruksi lebih dulu.
"Riz coba ceritakan tentang dirimu. Udah lama banget kita gak bertemu. Kenapa kamu bisa setinggi ini sekarang dan kerja dimana kamu?" tanya Naz.
Sedangkan yang lainnya setuju dengan pertanyaan Naz. Mereka memulai dari Riz untuk bercerita.
"Aku kerja sebagai pelatih Pramuka di sekolahan, dan kesibukan ku yang lain aku kuliah juga. Ngomong-ngomong kalian katanya satu kampus..." Riz kini bertanya pada Permata, Bara, Bintang dan Hasbi.
"Iya dong." jawab mereka berempat kompak.
"Enak kalian. Lah aku kuliah gak ada yang kenal."
"Sekarang giliran kamu Naz cerita juga apa kesibukan kamu saat ini." ucap Bintang menunjuk ke Naz.
"Iya... Aku hanya bantu-bantu ibuku di rumah, membantu pekerjaan nya. Terus sambil ngajar bimbel anak-anak SD. Itu aja sih, aku kuliah dengan beasiswa di Universitas Negeri Banjar."
"Dimana itu?" tanya Riz.
"Yang di ada di Selatan Kota Sambo."
Seketika yang lainnya menyahut bersamaan, "Jauhnya!"
"Ya namanya saja beasiswa gimana lagi dong." ucap Naz.
Setelah mereka rasa semua sudah di obrolkan, mereka pun memutuskan untuk berangkat memulai pencarian.
...****************...
Tujuan pertama mereka hari ini adalah rumah kediaman Shad. Dia salah satu teman mereka juga di SDIMT yang satu kelas. Shad belum pernah muncul dalam cerita kali ini. Dia dulu saat SD ciri-cirinya khas di warna kulitnya, kulitnya hampir mirip dengan orang Afrika, hitam. Walaupun begitu, dia sebenarnya memiliki wajah yang cukup tampan, hidungnya pun mancung, kedua matanya juga sepadan dengan hidungnya. Pokoknya lumayan tampan. Apalagi giginya, dia memiliki gigi yang putih. Ya hanya sayang kulitnya sangat hitam.
Sesampainya keenam pasukan itu di depan rumah Shad. Mereka pun tak lupa tata Krama yang telah mereka pelajari, kini Naz yang akan maju untuk mengucapkan salam, dimana biasanya Permata terus.
"Assalamualaikum...." ucap Naz sembari mengetuk pintu rumah Shad.
Tak lama setelah itu, ada suara dari dalam rumah yang hendak membuka pintu. Tepat saat Matahari kini telah berada di atas kepala.
"Udah mau adzan duhur." pekik Permata dalam hati. Karena rumah Shad tak kunjung membukakan pintu.
"Waalaikumsalam...." jawab dari dalam rumah.
Setelah dibuka, ternyata ibunya Shad yang membukakan pintu. "Nyari siapa ya?" tanya Ibunya Shad.
Naz pun mulai memperkenalkan diri, sambil mencium tangan ibunya Shad. "Saya Naz Bu, temannya Shad.... Kami nyari Shad. Ada Shad nya Bu?"
Tampak bingung ibunya Shad hendak menjawabnya, perlahan beliau menjawab, "Shadnya gak ada....."
"Duh kok gak ada sih, udah jauh-jauh kesini panas pula." pekik Hasbi dalam hati.
"Kemana ya Bu kira-kira?" keenam orang yang sedang berada tepat di depan rumah Shad itu pun spontan bertanya bersamaan.
.
.
.
Gimana? Penasaran kan kelanjutannya? Terus baca ya guys 😘