Serpihan Luka

     Setelah membeli Nasi beserta lauk nya tiga bungkus, Pras bergegas pulang.

Sesampai di rumah, pria ini masih harus mengurus ibu nya terlebih dulu.

Memberinya makan dan minum obat untuk ibu nya, setelah itu barulah dirinya yang makan.

    "Ayam goreng lagi? bosen lah mas"? keluh Mende yang sama sekali tak bersyukur.

   " Kalau kamu gak mau makan ya terserah, masak sendiri "! sahut Pras yang merasa sangat lelah.

    " Satu lagi, kalau kamu gak mau ngurusin ibu. uang bulanan kamu aku potong " ancam Pras.

   "Apaan sih mas, hanya karena ibu kamu tega memotong uang bulanan aku? mau cantik itu banyak modal mas"!

   " Aku gak mau ya, nanti aku jadi kaya Fiona yang jelek karena tidak kamu modali hanya kamu suruh ngurusin rumah dan ibu mu itu. aku bukan Fiona yang bisa kamu bodohi ya" sambung nya.

Pras terdiam, bisa ia rasakan perbedaan mEnde dan Fiona yang sangat jauh berbeda.

Padahal dulu saat masih bersama Fiona, Mende bisa menjadi obat dari rasa suntuk dan lelah yang di rasakan Pras.

Tapi sekarang Mende justru membuat nya semakin suntuk dan tambah lelah.

  Setelah makan Pras langsung membaringkan tubuh nya yang sudah terasa pegal pegal semua, karena sudah terlalu capek pria itu langsung tertidur.

  Pagi hari nya, Mende yang baru bangun tidur langsung berlari ke kamar mandi karena perutnya terasa sangat mual hingga membuat dirinya muntah muntah.

Pras yang merasa terganggu tidur nya langsung bangun dan menyusul istrinya ke kamar mandi.

    "Kamu sakit"? tanya Pras.

    " Gak tau mas, Tiba-tiba saja perut ku mual banget" jawab Mende lalu kembali ke kamar dan membaringkan tubuh nya.

   "Mas, pijitin kepala ku dong mas" pinta Mende.

Baru saja Pras ingin duduk memijat kepala istrinya, suara bu Soraya sudah terdengar memanggil manggil nama dirinya.

Pria itu hanya bisa menghela nafas kasar, pria ini tidak jadi memijat istrinya.

"Aku akan mengurus ibu dulu, kamu bisa minum obat pusing dulu. di lemari itu ada P3k"

"Aaarrgh,,,, jerit Mende, yang merasa kesal dengan sikap Pras.

" Mending tua bangka itu mati saja, grepotin doan" sambung Mende lirih, namun masih bisa di dengar oleh Pras hendak melangkah keluar.

Pras langsung berhenti dan berbalik arah, pria itu kembali masuk kamar mendekati Mende.

Plaaakk!

Tiba tiba Pras menampar wajah Mende.

Bangun pagi bukan nya sarapan nasi, Mende justru sarapan tamparan dari suami nya.

wuaaa,,,, Mende menangis sejadi jadi nya. Tapi Pras tidak perduli dan memilih pergi ke kamar ibu nya.

Pria itu lalu memandikan ibu nya, setelah mandi bu Soraya di dorong keluar untuk berjemur. baru setelah itu sarapan dan minum obat.

Setelah mengurus ibu nya, baru lah Pras pergi untuk berangkat kerja.

Saat pras sudah pergi, baru lah Mende menghampiri ibu mertua nya.

Dengan penuh amarah, Mende tega menampar wajah bu Soraya.

Sama seperti yang di lakukan Pras pada dirinya.

"Perempuan jalan! kenapa kau menampar ku"?

" Hai tua bangka, cepat mati saja sana. jangan kerjanya cuma nyusahin orang"! ucap Mende.

" Awas kalau kau sampai mengadu pada Pras, aku gak segan segan menyiksa mu" ancam Mende dengan mata melotot.

Wanita ibu bahkan tega mendorong kursi roda bu Soraya, hingga membuat wanita paruh baya itu terjungkal dari kursi roda nya.

Bu Soraya terus memohon meminta tolong, wanita tua itu terus meminta ampun tapi tetap saja Mende terus menyakiti nya.

"Ini tidak seberapa, kalau ibu berani macam macam sama aku. akan ku pastikan ibu tidak akan selamat" ancam Mende lagi.

Bu Soraya hanya bisa menangis, baru sekarang ada menantu tega menganiaya dirinya.

Mende keluar dari kamar ibu mertua nya lalu kembali tidur sambil mendengar kan musik mengunakan earphone.

Menjelang sore Mende sudah bangun karena perut nya kembali mual, ia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perut nya.

Setelah kembali dari kamar mandi, Mende merasa lemas karena semua isi perut nya sudah ia muntah kan.

Wanita itu lalu keluar membeli makan untuk mengisi perut nya yang sudah kosong.

Tak lama kemudian Mende sudah kembali dengan membawa sebungkus nasi beserta lauk pauk yang enak enak kesukaan nya.

Namun baru beberapa suapan, mende kembali merasakan mual yang tak tertahan.

Mende kembali masuk ke kamar mandi. setelah keluar dari kamar mandi selera makan nya sudah hilang, ia tidak melanjutkan makan nya.

"Hai,, tua bangka. cepat makan dan habis kan" ucap Mende.

Bu Soraya terkejut dengan perlakuan Mende padanya, pasal nya baru tadi pagi wanita itu menyiksa nya.

Sekarang tiba tiba memberi nya makan dengan lauk yang tidak biasa.

Bu Soraya menerima makanan itu dan langsung memakan nya, saat mengambil ikan nya wanita itu merasa heran karena ikan itu hanya tinggal sebelah yang masih utuh.

"Kenapa ikan goreng nya tinggal separo"? tanya bu Soraya heran.

" Itu juga masih untung aku sisakan gak aku habiskan. masih banyak banyak omong " ketus Mende.

"Jangan bilang kalau ini makanan sisa mu, wanita jalang"!

" Memang nya kenapa kalau itu sisa ku, enak kan? sudah buruan habis kan" ucap Mende seraya keluar dari kamar mertua nya untuk menyambut suaminya yang baru pulang kerja.

"Ibu sudah kamu belikan makan"? tanya Pras begitu masuk dan melihat ibu nya sedang membawa sepiring nasi.

" Iya mas, seperti ibu sudah lapar, makan nya aku belikan nasi" bohong Mende.

Pras tersenyum mendengar nya, pria ini menghampiri ibu nya.

Sementara Mende tetap berdiri di ambang pintu kamar dengan terus memperhatikan sambil menekan dengan sorot mata tajam nya.

"Mas, sore ini antar aku periksa ya"?

" Iya" jawab Pras keluar dari kamar Ibu nya sambil membawa piringnya bekas makan ibu nya ke dapur.

Mende menghampiri bu Soraya, kemudian berbisik.

"Bagus, mulai sekarang aku gak mau dengar suara teriakan teriakan ibu yang jelek ini" ucap Mende setengah tertawa, lalu keluar dari kamar bu Soraya

Wanita itu harus bersikap kejam, agar ia bisa tidur dengan nyaman.

Pukul tuju malam, Mende dan Pras pergi ke klinik terdekat.

Wanita itu memberi tau keluhan yang dialami dirinya, kemudian melakukan pemeriksaan tambahan yang ternyata, Mende sudah hamil empat minggu.

Itu artinya ia sedang hamil anak Pras.

Mendengar Mende hamil, perasaan Pras hanya biasa saja. padahal biasa nya bagi para pengantin baru akan sangat senang saat mendengar istri nya hamil.

tapi bagi Pras hal itu seperti biasa saja.

Pria itu hanya diam saja, bahkan expresi nya tidak terlihat bahagia.