NovelToon NovelToon
Kehidupan Penuh Luka

Kehidupan Penuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Clara

Kehidupan memang penuh lika-liku. Itulah yang terjadi pada kisah kehidupan seorang gadis cantik yang merupakan putri seorang pengusaha kaya raya. Namun hidupnya tidak berjalan semulus apa yang dibayangkan.

Jika orang berpandangan bahwa orang kaya pasti bahagia? Tapi tidak berlaku untuk gadis ini. Kehidupannya jauh dari kata bahagia. Ia selalu gagal dalam hal apapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

...𝚂𝚎𝚗𝚢𝚞𝚖𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚕𝚞𝚜 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊𝚔𝚞...

...𝓓𝓮𝓿𝓪𝓷 𝓒𝓱𝓪𝓷𝓭𝓻𝓪 𝓔𝓻𝓵𝔂𝓸𝓼...

Sinar mentari yang cerah menyapa indahnya pagi masih dengan embun yang membuat suasana syahdu. Kelopak mata indah milik seorang wanita mengerjap perlahan terusik tidurnya karena pancaran mentari yang menyapa wajahnya. "Eughhhhh" lenguh Arlla dan membuka kedua matanya menatap sekeliling ruangan yang bernuansa putih. Ia bangun dari tidurnya dan duduk mencari seseorang yang tidak ada di ruangan itu.

"Dimana Gerald" lirih Arlla mencari kekasihnya itu namun ia tak menemukan siapapun di ruangan itu selain dirinya sendiri. Kecewa karena harapannya tak terpenuhi ia menekuk wajahnya dan melihat ke arah jendela. Suasana taman yang dipenuhi dengan canda tawa riang dari anak-anak yang sedang bermain membuat bibirnya mengukir senyuman indah.

"Gerald lagi keluar sebentar. Dia juga butuh makan dan bersih-bersih" Ucapan seseorang membuat wanita itu menoleh seketika. Devan, pria dengan tinggi 180 cm itu berdiri tepat di sampingnya. Mata elangnya menatap dirinya dengan tatapan hangat penuh cinta.

"Ini ada surat yang harus kamu tanda tangani" Devan memberikan secarik kertas berwarna putih dengan tulisan bertinta hitam di atasnya. Seolah tau jika Arlla ingin bertanya tentang isi dari surat itu, Devan memberi tahunya terlebih dahulu. "Surat perceraian kita" Devan mengulurkan bulpoin ke arah Arlla dan diterima oleh wanita itu.

"Jujur aku gak pernah menyangka kamu mau melakukan hal ini demi kebahagiaanku" Arlla mendongak menatap Devan. Matanya berkaca-kaca terharu dengan sikap Devan. Sedangkan pria itu, ia menundukkan badannya dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Arlla.

"Seseorang pernah bilang jika cinta tetapi memaksa itu bukan cinta tapi obsesi" ucap Devan mengulang kata-kata yang dilontarkan Arlla beberapa bulan lalu ketika wanita itu masih sangat membenci dirinya karena Devan membawanya dan menculik dia begitu saja.

"Dan terkadang cinta itu gak harus memiliki orang itu. Bisa juga dilakukan dengan mengalah demi melihat orang yang kita cintai itu bahagia" Sebulir bening menetes membentuk anakan sungai di pipi putih Arlla usai mendengar ucapan Devan. Entah kenapa sekarang hatinya seolah berat untuk menandatangani surat yang sudah ada di tangannya itu.

"Cinta itu butuh pengorbanan" Devan menatap dalam netra Arlla dengan tatapan tulus. "Dan inilah pengorbananku Arlla" Devan mengukir senyum dengan terpaksa di bibirnya untuk meyakinkan wanita itu.

"Kamu hanya mencintai Gerald, bukan aku" Devan menyentuh tangan Arlla yang bergetar karena menahan tangis. "Aku gamau orang yang aku cintai tidak pernah merasakan kebahagiaan di hidupnya. Aku akan mewujudkan salah satu impian kamu yang ingin bahagia dengan Gerald meskipun dengan menyakiti diriku sendiri" Arlla mengusap air matanya kasar dan langsung memeluk tubuh pria itu. Cinta Devan untuknya sangatlah besar. Namun yang ia sayangkan adalah mengapa ia tak bisa menggeser posisi Gerald di hatinya dan itulah kenyataannya.

"Aku berdoa semoga kamu kelak diberikan wanita yang jauh lebih baik dari aku" Arlla berkata lirih di tengkuk Devan dan mempererat pelukannya. Devan merengkuh tubuh itu seolah tak ingin melepasnya untuk selamanya namun mungkin inilah pelukan terakhir untuk mereka.

"Hari ini kamu sudah di perbolehkan pulang" Devan menghapus air mata di pipi Arlla usai mengurai pelukan mereka. "Kamu akan kembali berkumpul dengan keluarga kamu dan kembali dengan kehidupan kamu dulu" ucap Devan.

"Ikat rambut ini..... " Devan menyentuh gelang miliknya yang ia jadikan kuncir rambut Arlla. "Biarkan ini bersamaku dan akan aku jadikan ini kenangan dari kamu agar aku selalu ingat kamu sebagai kenangan baik yang pernah aku jalani" ucap Arlla dengan tersenyum. Devan mengangguk dan kembali memeluk tubuh Arlla.

Arlla membubuhkan tanda tangannya di atas kertas itu menyetujui perceraian mereka. Devan menerima lembaran kertas itu dan akan mengurus perceraian mereka agar Arlla bisa menempuh perjalanan hidupnya bersama Gerald karena ia tak ingin menjadi penghambat untuk kebahagiaan wanita yang ia cintai itu.

"Sebentar lagi Gerald akan datang bersama Bella dan mama kamu" ucap Devan sembari merapikan rambut Arlla.

"Aku akan selalu mencintai kamu Arlla Ratu Asyila Winata"

"Terima kasih"

"Terima kasih karena sudah mau mencintaiku dengan setulus itu. Semoga kita bisa menemukan kebahagiaan kita seperti yang kita impikan selama ini" ucap Arlla

Dan benar, beberapa menit setelah percakapan itu Gerald, Bella dan juga Sandra datang untuk menjemput Arlla yang sudah diizinkan pulang. "Sayang" Sandra bergerak maju untuk memeluk Arlla dan mencium kening putrinya itu.

"Akhirnya sekarang kamu kembali lagi ke kita" Arlla dan Sandra saling melempar senyum kebahagiaan. Devan yang melihatnya pun ikut tersenyum. Pengorbanannya tidak akan sia-sia setelah melihat wanitanya itu bahagia.

"Ayo" Arlla turun dari bed dengan di bantu Gerald. Mereka akan kembali ke Edinburgh hari ini juga. Arlla menoleh ke belakang menatap Devan yang diam mematung.

"Mas Devan" panggil Arlla membuat Devan sadar dari lamunannya. "Iya?"

"Terima kasih ya" Arlla tersenyum dan dibalas senyuman pula oleh pria itu.

"Terima kasih atas semuanya" Devan mengangguk dan berkata "Sama-sama. Semoga kita di pertemukan di masa depan di waktu yang tepat" ucap Devan

"Devan, terima kasih ya" Gerald menepuk pundak Devan kemudian menyusul tiga wanita itu yang berjalan lebih dulu.

Setelah mereka berempat keluar dari ruang rawat itu, Dokter Raen masuk dan tersenyum ke arah Devan. "Kamu masih punya kenangan dari dia Devan. Rawatlah dia dan cintai dia sama seperti kamu mencintai Arlla" Devan melangkah keluar dari ruang rawat dan berjalan cepat menuju lobby dan diikuti oleh Dokter Raen di belakangnya.

Devan berdiri diam melihat Arlla yang sudah masuk ke dalam mobil dan siap pergi meninggalkan London. "Sampai jumpa Arlla. Aku akan selalu menjaga kenangan dari kamu"

"Mencintaimu adalah bagian terbaik dari hidupku dan tak ada sedikitpun rasa penyesalan walaupun aku pernah salah dalam mengutarakan cintaku"

1
Akhmad Soimun
Coba aah Ramaikan, kayaknya bagus..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!