Naya yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya harus mengalami malam kelam bersama dokter Mahesa, dokter bedah syaraf sekaligus direktur rumah sakit tempatnya bekerja sebagai seorang perawat.
Naya yang sadar akan dirinya yang hanya orang dari kelas bawah selalu berusaha menolak ajakan dokter Hesa untuk menikah.
Namun apa jadinya jika benih dari dokter tampan itu tumbuh di rahimnya, apakah Naya akan tetap menolak?
Tapi kalau mereka menikah, Naya takut jika pernikahan hanya akan membawa derita karena pernikahan mereka tanpa di landasi dengan cinta.
Namun bagaimana jadinya jika dokter yang terlihat dingin di luar sana justru selalu memperlakukan Naya dengan manis setelah pernikahan mereka?
Apakah Naya akhirnya akan jatuh cinta pada suaminya itu?
Follow ig otor @ekaadhamasanti_santi.santi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gaun pengantin
"Untung aja kemarin gue nggak ikut-ikutan Rika sama Lia waktu menghina Naya. Bisa-bisa kita di pindah tugas ke kamar mayat kaya mereka" Ucap perawat yang satu bangsal dengan Naya.
"Bener, kita masih selamat. Masih nggak nyangka sih kalau Naya istrinya dokter Hesa"
"Makanya besok kalau ada kabar yang belum bener kita nggak udah ikut-ikutan" Sahut yang lainnya.
"Iyalah, apalagi yang kita lawan itu istri Direktur. Auto di pecat kalau berani senggol dia lagi"
"Tapi beruntung banget ya jadi Naya. Dia bisa dapat dokter Hesa, dokter idola yang sering jadi bahan halu gue kalau malam"
"Yeee!! Ngaca dong lo. Ya pantes aja dokter Hesa suka sama Naya. Polosan gitu aja sebenarnya dia cantik loh. Apalagi kalau dandan, makanya dokter Hesa kepincut"
"Wah sekarang giliran Naya udah jadi istri Direktur di puji-puji. Kemarin ke mana aja!!"
Itulah isi obrolan para perawat dan staf rumah sakit setelah Hesa mengakui pernikahannya denhan Naya tadi. Berita itu langsung tersebar luas hanya dengan hitungan menit. Bisa diibaratkan Naya yang telah menjadi istri Direktur rumah sakit sedang menjadi tranding topik di rumah sakit dr Catra.
Kini tak ada lagi yang berani mengusik Naya. Mereka memilih diam daripada bernasib sama seperti Rika yang Lia yang sekarang berada di bagian belakang untuk mengurus jenazah. Mereka berdua di pindah langsung oleh Sita atas persetujuan Hesa.
Meski mereka sudah menyakiti Naya, namun Hesa tak sampai hati untuk memecat dua wanita itu dari pekerjaan mereka. Makanya Hesa hanya memindahkan mereka ke bagian belakang. Kalaupun mereka tidak sanggup, Hesa tak akan menahannya kepergian mereka karena itu pilihan mereka sendiri.
"Sebenarnya kita mau ke mana sih Mas?"
Naya masih penasaran karena Hesa hanya mengatakan akan membawanya berkencan. Tapi tidak memberitahu Naya tujuan mereka.
"Sebelum kita kencan, kita ke butik dulu ya?"
"Butik?"
"Iya, Mama udah nunggu di sana. Kamu harus fitting baju pengantin buat kita resepsi dua minggu lagi"
"Dua minggu Mas?"
"Iya, kenapa? Apa kamu mau minggu depan?"
"E-enggak kok Mas. Naya cuma kaget aja"
Sebenarnya Naya masih merasa takut jika latar belakangnya yang hanya anak dari seorang penjudi tidak bisa di terima oleh keluarga besar Hesa.
Keluarga Hesa memang baik dan menyayanginya. Tapi bagaimana dengan keluarga lainnya. Apa yang harus Naya jawab kalau mereka menanyakan dari keluarga mana Naya berasal. Apakah mereka semua akan menerima Naya dengan latar belakang seperti itu?
"Nggak usah takut. Ingat kata Mas, jangan dengarkan orang lain. Cukup dengarkan kata Mas. Yang penting itu kami, Mas, Mama dan Papa, juga Gisel menyayangimu. Yang lain biarkan saja!"
Hesa seolah bisa membaca ketakutan yang ada di dalam benak Naya.
"Iya Mas, makasih karena udah mau terima Naya"
"Justru Mas yang harusnya bilang makasih karena kamu sudah memaafkan Mas"
Tak lama dalam perjalanan, mereka telah tiba di butik yang menjadi pilihan Ina untuk menyiapkan baju pengantin untuk Naya.
"Maaf nunggu lama ya Ma" Naya menghampiri Ibu mertuanya yang sudah ada di dalam butik.
"Nggak papa sayang. Mama ngerti kalian sibuk. Ayo langsung aja pilih bajunya. Mama udah minta di siapkan koleksi terbaru di butik ini. Kamu tinggal pilih yang kamu suka aja. Ayo jeng bantu menantuku!" Ina beralih pada temannya yang berprofesi sebagai seorang perancang busana itu.
"Mantumu ini udah cantik, pakai apa aja pasti masuk. Beruntung sekali kamu dapat istri cantik begini Sa" Puji wanita yang terlihat begitu anggun itu.
"Iya Tante, Hesa memang beruntung mendapatkan Naya"
Entah itu jawaban jujur dari hati Hesa atau tidak. Atau mungkin hanya sandiwara di hadapan orang lain. Tapi tatapan mata Hesa yang menjurus pada Naya saat ini seolah ingin membuat Naya percaya dengan apa yang ia ucapkan.
Naya takut jika dia menyalahartikan apa yang Hesa katakan itu. Dia tidak mau kecewa karena menaruh harapan yang begitu tinggi.
"Ayo biar Tante bantu kamu coba gaun atau kebayanya"
"Iya Tante, terimakasih banyak sebelumnya"
"Sama-sama"
Naya mencoba gaun yang pertama. Naya belum tau banyak tentang konsep resepsi pernikahan yang akan diakan oleh mertuanya. Naya memang memasrahkan semuanya pada Ina.
Begitu tirai di buka, Hesa dan Ina bisa melihat Naya memakai ball gown yang begitu indah. Dengan rambut Naya yang di sanggul ke belakang dengan sederhana membuat Naya terlihat semakin cantik dan anggun.
"Gimana Kak?" Ina meminta pendapat Hesa.
Sementara Hesa justru terdiam menikmati maha karya tuhan yang begitu indah di depan sana.
"Kak!!" Seru Ina.
"I-iya Ma?"
"Malah bengong! Gimana Naya pakai gaun itu?"
"Cantik Ma. Tapi gaun itu pasti berat. Naya lagi hamil Ma, Hesa nggak mau nanti Naya kelelahan memakai gaun itu. Ganti yang lain aja ya Nay?"
"Gimana Naya? Kalau kamu suka gaunnya, nggak usah ganti nggak papa" Ucap Ina.
"Naya ganti aja nggak papa kok Ma. Lagian benar kata Mas Hesa. Gaunnya berat karena banyak batu-batuannya"
"Ya udah terserah kalian aja"
Gaun kedua yang Naya coba adalah dengan model strapless dress. Gaun tanpa strap di bagian bahu jadi mengekspose bagian bahu dan menonjolkan leher jenjangnya.
"Cantik banget Mantu Mama pakai ini" Ina sampai di buat kagum dengan perubahan Naya saat memakai gaun yang begitu indah.
"Nanti kalau Naya pakai itu kedinginan Ma. Bahunya kebuka, nanti malah masuk angin. Ganti aja lagi ya Nay?"
Naya mengangguk lalu tirai kembali di tutup untuk mengganti bajunya.
"Ck kamu ini gimana sih Kak!! Cantik gitu kok di bilang kedinginan!" Omel Ina karena kesal dengan putranya.
Naya kembali muncul dengan gaun yang berbeda, yaitu backless dress. Dress yang Naya pakai saat ini adalah dress dengan bagian punggung yang terbuka dari atas hingga bagian pinggang belakang.
Gleg...
Hesa menelan ludahnya dengan kasar. Dia masih mengingat jelas bagaimana lembutnya punggung itu ketika ia menyentuhnya. Rasanya tak rela jika punggung putih dan mulus itu di lihat banyak orang.
Dokter tampan itu beranjak dari sofa tempatnya singgah. Dia berjalan mendekati istrinya yang terlihat tak nyaman memakai gaun yang mengekspos seluruh punggungnya itu.
"Kamu suka gaun ini?" Tanya Hesa dengan suara pelan hampir berbisik sampai Ina pun tak bisa mendengarnya.
"K-kalau Mas suka. Naya juga suka" Jawab Naya dengan gugup karena dia menangkap aura berbeda dari Hesa.
"Hmm, Mas memang suka kamu pakai gaun ini"
Hesa mendekatkan wajahnya ke telinga Naya untuk membisikkan sesuatu pada Naya.
"Tapi kalau kamu memakainya di dalam kamar dan hanya berdua sama Mas"
Blushh....