NovelToon NovelToon
My Posesif Brother

My Posesif Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Trauma masa lalu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Asmawi97

"Aletha jangan pulang terlambat!"

"Aletha jangan berteman dengan dia, dia tidak baik!"


"ALETHA!"


"KAKAK! Tolong berhenti mengatur hidupku, hidupku ya hidupku. Tolong jangan terus mengaturnya seolah kau pemilik hidup ku. Aku lelah."

Naraya Aletha, si adik yang sudah lelah dengan sikap berlebihan kakak tiri nya.

Galang Dwi Ravindra, sang kakak yang begitu membutuhkan adiknya. Dan tidak ingin sang adik berpaling darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asmawi97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Kau tenang saja, Kakak akan membantu mu." ucap Davin mencoba menenangkan Naraya, muridnya yang beberapa hari ini mulai dekat dengannya. Entah kenapa rasa peduli itu muncul seolah Naraya itu adiknya sendiri.

Naraya tersenyum lega, namun senyum nya berganti dengan wajah panik saat melihat Kak Galang yang berjalan dengan cepat kearah nya.

"Naraya!"

Wajah Naraya langsung pucat saat melihat Galang yang berjalan cepat kearah nya dan Davin. "Bantu aku... Dia pasti marah besar karena aku melanggar peraturannya. Kak!"

Davin langsung berdiri didepan Naraya."Kau tenang saja, biar Kak yang menangani nya."

Naraya merasa sangsi. "Kak yakin bisa menangani kakak ku?"

"Naraya!"

Naraya menunduk takut saat Galang kini berada di dekat nya, wajah Galang nampak merah karena marah, Naraya bisa melihat bahwa Galang benar-benar emosi sekarang. Apa yang harus dia lakukan? Kembali menurut seperti biasanya agar semuanya cepat berakhir? Atau mencoba melawan dengan resiko mendapatkan amukan amarah dari Kak Galang. Apalagi Naraya sekarang melibatkan Davin.

"Aku mau sekolah! Kakak jangan melarang ku!" Naraya berseru dari belakang tubuh Davin. Takut sebenarnya, tapi dia ingin melawan kakaknya itu untuk pertama kalinya.

Galang memandang tajam Davin yang berdiri menghalangi Naraya. "Minggir! Ini urusan ku dengan adikku! Jadi minggir!"

Davin menggeleng, mundur saat Galang terus mencoba untuk menggapai Naraya yang berdiri di belakangnya. "Tidak bisa. Naraya sudah menolak untuk pulang dengan mu. Lagi pula ini masih pagi. Naraya ingin sekolah, biarkan saja dia. Dia sudah besar ini." ucap Davin mencoba berbicara baik-baik pada Galang.

"KU BILANG JANGAN IKUT CAMPUR!" Galang berteriak dengan suara menggelegar, wajahnya merah padam, matanya menyala penuh amarah. Tubuhnya tegang seperti busur yang siap meluncurkan anak panah, sementara Davin berdiri tegap, berusaha menjadi perisai bagi Naraya.

Galang memandang tajam ke arah adiknya, tatapan itu cukup untuk membuat Naraya meringis takut. "Naraya! Kemari dan cepat turuti Kakak!" serunya dengan nada penuh tekanan, tangannya terangkat seolah siap menarik Naraya kapan saja.

Naraya menelan ludah, tapi kali ini dia menegakkan tubuhnya, menatap kakaknya dengan keberanian yang jarang muncul. "Tidak mau! Kakak, sekali ini saja, Kakak yang menuruti ku. Aku sudah tujuh belas tahun sekarang, bukan lagi bocah tujuh tahun!" ucapnya, meskipun suaranya sedikit bergetar.

Mendengar itu, rahang Galang mengeras, giginya terkatup rapat. "Cepat pulang atau kau akan mendapatkan akibatnya!" ancamnya dingin, nada suaranya seperti pisau yang siap mengiris perasaan Naraya.

Naraya menggeleng pelan, napasnya terasa berat, tapi dia tidak ingin mundur kali ini. "Tidak mau! Aku mau sekolah," jawabnya dengan suara yang lebih tegas, meski di dalam hati dia merasa takut.

Amarah Galang meledak. Dia menggeram seperti binatang buas, tinjunya mengepal erat. "Kau berani menolak Kakak?!" Mata Galang beralih pada Davin dengan tatapan penuh curiga. "Apa kau yang membuat adikku menjadi pembangkang?! Lancang!"

BUUGH!

Tanpa aba-aba, Galang melayangkan pukulan keras ke perut Davin, membuat pria itu terhuyung sebelum jatuh berlutut dengan wajah menahan sakit.

DUK!

Galang menendang Davin hingga tubuhnya terjatuh sepenuhnya ke tanah. Davin meringis, tangan kirinya memegangi perut, sementara Naraya menjerit panik.

"Kak Davin!" Naraya memekik, berusaha mendekati Davin, tetapi langkahnya dihentikan oleh cengkeraman kuat di lengannya.

Galang menyeringai dingin, sorot matanya penuh kepemilikan. "Kita pulang, Naraya!" suaranya tegas dan tidak bisa dibantah. Dia menyeret Naraya dengan kasar, mengabaikan perjuangan adiknya yang mencoba melepaskan diri.

Naraya menggigit bibirnya, matanya mulai basah. "Kakak, tolong lepaskan! Aku mau membantu Kak Davin!" suaranya terdengar memohon, tapi Galang hanya mempererat cengkeramannya.

"Kau tidak perlu peduli dengan siapa pun kecuali Kakak!" bentaknya tanpa menoleh.

Di belakang mereka, Davin yang masih kesakitan mencoba bangkit, menatap punggung keduanya.

Naraya menggeleng kuat, tubuhnya sedikit menggeliat berusaha melepaskan cengkeraman Galang. Matanya menatap penuh kebencian dan kesedihan. "Tidak mau! Kak Galang, kau jahat! Kenapa harus memukul Kak Davin!" serunya, suaranya pecah karena emosi.

Galang berhenti sejenak, menatap Naraya dengan tajam, seolah ingin memastikan bahwa dia tetap berkuasa. "Mau ku tambah pukulan untuk guru mu itu?!" ancamnya dingin, nadanya membuat Naraya semakin ketakutan.

Naraya menggeleng cepat, wajahnya memucat, air matanya mulai mengalir tanpa bisa ditahan. "Jangan!" ucapnya lirih, tubuhnya bergetar di bawah cengkeraman tangan Galang yang kuat.

"Kalau begitu ayo pulang!" bentaknya dengan suara keras, langkahnya tegas saat kembali menyeret Naraya. "Kau masih dalam masa hukumanmu! Cepat!"

Naraya menoleh ke belakang, matanya mencari-cari Davin yang masih terbaring di tanah, kesakitan. Bibirnya bergetar, dia mencoba memanggil. "Kak Davin..." ucapnya dengan suara penuh rasa bersalah.

Davin meringis memegang perutnya yang di tendang oleh Galang dan melihat Naraya yang sedang diseret oleh kakaknya itu. Satu hal yang terpikir setelah melihat Galang, gila! Galang itu benar-benar gila!

.

.

"Masuk!"

Naraya dengan terpaksa masuk kedalam mobil Galang. Dia melihat Kak Davin yang menyusul nya, namun Galang yang melihat nya dengan cepat mengunci pintu mobil dan langsung menjalankan mobilnya. Membuat Naraya mendengus kesal.

"Kak Davin..." gumam Naraya melihat Davin yang sudah tertinggal di belakang.

"Berhenti menyebut namanya! Kau punya Kakak! Kau punya Kakak! Kakak yang selalu ada untukmu! Bukan dia! Dia hanya memberikan efek buruk untukmu! Lihat, kau berani membangkang setelah bergaul dengannya!" seru Galang marah saat Naraya masih terus mengingat si guru itu.

Naraya memandang tajam Galang."Tapi setidaknya Kak Davin itu benar-benar seperti kakak untuk ku!"

"Naraya! Berani kau mambandingkan kakak mu dengan guru tidak berguna itu?!"

"Tapi Kak Davin memang lebih baik!"

CKIIIT..!

Naraya melotot kaget saat mobil yang di tumpangi nya tiba-tiba mengerem mendadak. Dia hampir saja membentur dashboard mobil.

Galang dengan emosi menghentikan mobilnya. Dia lalu mencengkeram wajah Naraya agar adiknya itu hanya memperhatikan nya.

"Berhenti membandingkan ku dengan guru mu itu! Jauhi dia! Dia benar-benar memberikan efek yang buruk untukmu!" Galang berucap dengan tatapan tajam nya, dia benar-benar tidak ingin siapapun merebut Naraya, Naraya itu adiknya!

Naraya memandang takut Galang yang nampak gelap."Kak Galang..." Galang melepaskan wajah Naraya melihat Naraya yang nampak ketakutan.

Galang menghela napasnya, setelah kejadian semalam sepertinya dia jadi lebih mudah emosi. "Seharusnya kau tau, sejak dulu Kakak tidak suka kau terlalu dekat dengan orang lain melebihi kau dekat dengan Kakak..! Kau tau itu kan Raya?!"

"Terserah!"

Galang menghela napasnya mendengar jawaban Naraya yang tidak sesuai dengan keinginannya. Naraya lalu mengernyit setelah beberapa menit mobil berjalan, dan saat melihat sang Kakak menghentikan mobilnya didepan sebuah gedung apartemen yang tinggi, Kak Galang tidak membawanya ke rumah Papa Angga. Naraya merasakan perasaan tidak enak, kalau sampai Galang menahannya disebuah apartemen dan bukan di kediaman Papa Angga, Naraya tidak memiliki siapapun yang bisa membela dan membantu nya dari amarah Galang.

"Kakak? Dimana ini?" Naraya mencoba bertanya meskipun enggan. Namun dia ingin mengetahui apa maksud Galang tidak membawa nya pulang ke rumah.

"Apartemen ku! Ayo keluar!"

.

.

Galang membuka kode pintu apartemen dengan Naraya yang terus mencoba melepaskan tangannya. Adiknya itu menolak keras untuk masuk ke dalam apartemen. Jadi lagi-lagi Galang harus memaksa adiknya itu agar menurut.

"Masuk!" seru Galang setelah pintu apartemen nya terbuka.

Naraya dengan enggan menuruti kemauan Galang. Dia masuk kedalam apartemen luas tersebut. Duduk di sofa dan memandang malas Kakak nya itu.

Galang mengambil bungkusan makanan dari arah dapur dan meletakkan nya di meja depan sofa yang sedang di duduki Naraya. "Makanlah. Setelah ini, Kakak harus pergi ke kantor."

Naraya menghela napasnya, malas sekali harus menuruti Galang.

"Makan Naraya!" seru Galang saat Naraya hanya diam saja.

Naraya memberanikan diri untuk menatap kakaknya itu. "Kalau Kakak mau pergi, lalu aku bagaimana?"

"Diam di tempat ini, sebagai hukuman karena kau sudah melanggar banyak peraturan yang Kakak buat!"

"Aku diam disini?! Tidak mau!" seru Naraya marah sambil berdiri menghadap kakaknya itu. Mencoba menolak kemauan Galang.

"Turuti saja ucapan Kakak Naraya! Kalau kau tidak mau hukuman yang lebih dari ini!" setelah mengucapkan hal tersebut, Galang langsung meninggalkan Naraya. Naraya dengan cepat menyusul Galang dan menahan pintu saat Galang hendak menutup nya. Namun Galang yang lebih kuat, langsung mendorong Naraya dan menutup pintu masuk apartemen tersebut.

Naraya terjatuh dan memandang pintu apartemen yang terkunci itu dengan marah. Jika terus seperti ini, dia benar-benar bisa ikutan gila.

"AAARGGHH!"

Tebechh...

Lanjut...?

Gimana... Galang malah makin poceciif setelah rencana perjodohan yg di rencana kn Papa Angga.. Naraya kena imbas nya...

1
nyonya
kaka gila ini mah
Mamimi Samejima
Penasaran banget sama kelanjutannya, update please! 😍
Shishio Makoto
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Asmawi97: Makasih dah jd komentar pertama ku.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!