NovelToon NovelToon
Bungee Jumpheart

Bungee Jumpheart

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Psikopat itu cintaku
Popularitas:152.6k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Sehat itu mahal harganya! Dan itu memang benar, keluarga Giovani Mahardika rela membayar seorang gadis untuk menikah dengan putra bungsu mereka demi menyembuhkan gangguan mentalnya.

Dialah Alleta Rindiani, setelah melewati beberapa pertimbangan dan penilaian akhirnya gadis inilah yang dipilih oleh keluarga Gio.

Di tengah usaha keras Alleta, secercah harapan akhirnya muncul, namun Gio nyatanya jatuh cinta pada Alleta.

Akankah Alleta membalas cinta Gio di akhir masa perjanjian? Terlebih sesuatu telah tumbuh di dalam sana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bungee~Bab 14

Dengan rasa menggigil sehabis mandi, Gio masuk ke dalam kamarnya dan mencari roll on.

Namun ketika masuk, pemandangan yang menyapanya adalah badan gitar spanyol Leta dibalik seragam pendeknya sedang membelakangi Gio sambil mematut diri di depan cermin.

Make up yang ia poleskan begitu tipis selayaknya anak SMA pada umumnya. Aroma parfum buy 1 get 1 dari minimarket menguar dari badannya, meski murahan tapi justru itu yang membuat Gio benci....benci mengakui jika ia mulai memberikan perhatian lebih pada istrinya, lebih dari hari-hari sebelumnya, saat keduanya seringkali bertengkar.

Satu atap, bahkan satu ranjang dengan Leta membuka mata Gio lebih lebar lagi, sebenarnya ia sudah menyadari kecantikan Leta sejak gadis itu beranjak kelas 2 smp. Namun baginya, Leta tak ubahnya cabe-cabean dempet telu. Kegenitan dan senang kesana-kesini berkoloni persis semut, gaya-gayaan tak jelas sambil nongkrong di pinggir jalan, ganggu tetangga lewat. Sudah begitu, bar-bar pula!

Tapi setelah kemarin, ia tau satu hal...jika Leta nyatanya jarang sekali pulang telat ke rumah jika bukan karena keeja kelompok, bahkan tak jarang ia memboyong teman-temannya untuk main di rumahnya. Ketimbang melakukan apa yang kebanyakan anak remaja tanggung lakukan, waktunya banyak ia habiskan di sekitaran ibu dan bulek Wulan.

Padahal Leta terbilang gadis yang eksis di sekolahnya, dari gaya yang dipakai olehnya menunjukan jika Leta bukanlah seorang yang cupu.

"Kamu tuh mau sekolah opo mau du gem?" tunjuk Gio nyinyir melihat Leta di balik tampilan kecenya.

Leta menoleh dengan wajah menyebalkannya, "mo du gem, ngopo emang?" tak ada raut bercanda darinya malahan ia menjawab dengan nada menantang dengan dada yang ia busungkan. Gio tau itu imposible, dikasih bau rokok saja ia sudah batuk-batuk. Apalagi bau alkohol, mungkin sudah muntah-muntah.

"Cih, bocah wani-wani du gem...mau jadi apa gedenya?"

Nah kan, bukan Leta yang memulai. Namun Gio yang usil memancing mancing emosi pagi Leta.

Gadis itu tertawa, "mau jadi pelakorrr...cari om-om ga dun, porotin duitnya terus ta tinggal, hebat kan rencanaku, mas.. " jawab Leta sekenanya penuh candaan, memancing decihan sinis dari Gio, "cita-cita kok pelakor..."

Namun seperti tak peduli dengan ketidaksukaan Gio, Leta juatru tertawa bangga, "udah kece belum mas, nggayaku? Aku mau cari pacar ah, kula nuwun yo, mas." ijinnya pada sang suami.

Ia terjengkat antuasias, "hah! Baru inget aku. Mas---mas cariin aku pacar dong! Pasti temen-temen mahasiswa mas Gio banyak yang ganteng tuh," tiba-tiba saja Leta berceloteh antusias meminta dicarikan pacar, lalu semalam dan kemarin itu, ia yang menganggap Gio suaminya secara dunia akhirat apa ia sedang mabuk? Ia anggap apa Gio sekarang, sapu tangan lap inguskah?

Leta sengaja dengan antusiasnya bergelayutan di lengan Gio yang sedang menyisir rambut, Gio menoleh padanya sejenak, lalu dengan tak berbudinya ia menjitak kening Leta dengan sisir, hingga gadis itu mengaduh dan mengusap-usap kening kebangaannya yang terbilang tak terlalu lapang.

"Ck, seenaknya kalo jitak...jidat kebangaan nih!" gerutu Leta tak terima.

"Oalah, istri lak nat kamu Ta...udah kawin masih mau cari pacar!"

"Loh, aku udah lakuin kewajiban aku loh mas. Sebagai makmum yang baik aku ikutin apa yang dilakukan sama imamnya. Mas aja udah nikah tapi punya pacar cowok...aku juga mau, to! Punya pacar cowok..."

"Terus kamu anggap aku opo?!" ribut mereka pagi-pagi.

"Ya ndak tau ya...kalo setau aku cowok sukanya cewek." Baliknya menembak. Gio sadar jika Leta sedang bersilat lidah dan pagi ini ia yang terjebak.

Gio menggeleng lalu memilih melanjutkan kegiatannya, "hari ini kamu berangkat sama aku. Motor kamu tinggal aja, biar ngirit bensin!"

Leta awalnya mengeluh, "yaaaa ndak jadi ngecengin om-om pagi ini dong...ya udah lah...pagi ini ndak bisa, masih ada pagi esok!" ucapnya lalu mengurai senyumnya, "oke deh...." ia berjalan seraya membawa tas, "aku tungguin di meja makan yo, mas."

"Ck. Dasar bojo ngga ada akhlak kamu, Ta.." gerutunya mengacak kembali rambut basahnya.

Leta benar-benar melakukan itu, hal-hal kecil namun perhatian itu tak luput dari kacamata bapak dan ibu.

Membawakan piring dan isinya untuk Gio, "mau makan pake apa mas, nasinya secentong, dua centong, atau satu sebakul?" ia menahan centong di tangan tak membiarkan Gio untuk mengambilnya sendiri.

"Aku bisa sendiri, Ta."

Namun kembali Leta mengangguk, "tau kok. Tapi biar pagi ini aku yang ambilin aja, mas...ndak apa-apa, kok." Angguknya bangga.

"Pagi-pagi gini aku lagi pengen panen pahala, lumayanlah...takut dunia keburu kiamat, aku belum punya bekal." Jawabnya segambreng, mana pake bawa-bawa kiamat, khan serem! Matahari aja bahkan belum melek bener...

....

Leta menyerahkan helmnya ke arah Gio saat Gio sudah duduk di atas motornya, pemuda itu mengernyit judes, "opo?"

"Pakein." pintanya manja.

"Pake sendiri lah...punya tangan kan?" Gio menyengit, apa-apaan Leta ini. Padahal tangannya itu terlihat baik-baik saja, mana helm sudah ditangannya apa susahnya tinggal masukin ke kepalanya sendiri.

"Tanganku iki...tercipta cuma buat layanin mas Gio...ndak ada waktu dan kesempatan buat layanin diriku sendiri, mas." Jawabnya penuh kepastian sedikit berbumbu gombalan, mendadak burung pipit pada ketawa ngakak sampe berjatuhan mendengar gombalan retjeh bocil SMA ini. Ibu yang tengah menyapu halaman saja sampai mesem-mesem tak jelas, hah! Pentulll korek, bisa aeee!

Begitupun bapak yang sedang memotong tanaman pagar antara rumahnya dan bu Wulan, "ah..salah potong jadinya.."

Leta tertawa sendiri dengan gombalan jijiknya, sementara Gio sudah berdecak dan menggeplak helm di tangan Leta, "bisa ae biji karet!"

"Mas, pakeeiiiin..."

"Pake sendiri..."

"Pleaseee...." mohonnya tersenyum manis, mau tak mau daripada dijadikan bahan bullyan bapak dan ibu pagi-pagi berujung mereka yang terlambat, Gio menyambut helm itu dan memakaikannya di kepala Leta, "nunduk kamu." Titahnya.

*Pluk*, kepalanya masuk.

*Plak*! Tak lupa Gio mengakhirinya dengan tepukan di helm Leta hingga gadis itu mengaduh. Namun dalam jarak yang hanya beberapa senti saja Leta sengaja memandang muka ketus Gio yang dihiasi omelan-omelan kecil tentang dirinya dari si pemilik bibir tak sopan itu.

"Ndak usah senyam-senyum. Udah kebal aku sama senyuman manis kaya gini---" Gio membalas tatapan Leta yang justru menawarkan keramahan dan kehangatan, manis katanya...

Tak Gio pungkiri Leta begitu manis, imut dan cantik, senyum itu ya ampun....Gio dilanda salah tingkah meskipun ia pintar mengontrol emosi dan raut wajah saat ini, ndak tau kalo besok...masihkah ia bisa tahan untuk tidak menceburkan Alleta ke selo kan.

"Mas ndak mau kasih *mowning kiss* gitu kaya pasangan penganten baru lainnya?" nekatnya.

Oh ya ampun! Ini di luar Leta!

Gio hanya mendengus dengan sikap Leta yang sepertinya sengaja itu, "aku hitung sampai 3 kalo kamu ndak naik, aku tinggal...1...2..."

"Iya iya ihhh! Budhe, padhe, ibuuuuu---penganten baru pergi duluuuu!" teriaknya pamit, persis neriakin maling.

"Berisik, Ta!" Gio menoleh sekilas padanya dan menggeber motornya.

Dan rutinitas Leta meraih tangan Gio lalu mengecupnya itu rupanya mulai bisa diterima Gio dengan nyaman, "jam 2. Pokoknya aku mau kamu disini, ngga kemana-mana...tunggu di depan gerbang." Perintah Gio diangguki Leta, "siap mas!"

"Hati-hati..." Leta berdadah ria dan masuk ke dalam.

Leta masih berdiri di depan gerbang ketika gerombolan heboh sudah mulai terurai dari gerbang sekolah.

"Ta, mana mas Gio? Kok lama..." ucap Rahma diangguki Aul. Melihat kegelisahan kedua temannya itu Leta tau jika kedua temannya itu sudah kebelet balik, yang satu takut telat les dan yang satu mau ketemu ayang.

"Yo wes kalian duluan aja, mungkin sebentar lagi mas Gio sampe, macet kayanya..." ujar Leta melirik jam di pergelangan tangan.

Namun Aul menggeleng, "ndak. Aku sama Rahma tunggu sampe si anak luthung itu angkut kamu..."

"Betul!" angguk Rahma setia kawan, mereka datang ke dunia aja barengan, apalagi cuma ninggalin sekolah, yo mesti barengan juga.

Niat mengedarkan pandangan demi mencari Gio, ia justru melihat seseorang dengan motor matic terbaru berhenti di dekat gerbang. Ia terlihat membuka kaca helmnya dan celingukan mencari seseorang

Seseorang itu, Leta merasa tak asing dengan wajahnya, tapi dimana ia mengingat-ingat.

Sadar dengan tatapan meneliti Leta yang menghentikan obrolannya, Aul ikut melirik apa yang Leta lirik.

"Liat opo, Ta?"

"Itu, liat ndak cowok itu...kaya pernah liat dimana gitu..." ujar Leta mengakui, praktis saja kedua temannya itu semakin memfokuskan pandangannya pada lelaki yang memakai swetter belang-belang hitam putih persis nyamuk, persis zebra yang obesitas. Sepatu sneaker bermerk sepertinya...dan tas di punggung, aroma-aromanya sih mahasiswa.

"Koe kenal, Ta?" tanya Rahma digelengi Leta, "cuma ngerasa kaya pernah liat aja gitu..."

"Ck. Di sinetron azab yang di indoSiaran kayanya, belakangan ini kan kamu sering nonton, apa tuh azab anak pemakan bang kaiii, bukan?" tebak Aul yang ditertawai Rahma, "Saravvv..." umpatnya menghardik.

"Bukan e!" tukas Leta.

"Bukan yang sering diliat di kebon binatang, kan?" tanya Rahma lebih parah lagi.

"Maksud koe zebra? Tapir?"

Dan pecahlah tawa mereka disana.

"Bukan oon." Lantas Leta baru mengingat kejadian sebelumnya, "hah! Ituuuu---waduhhh," ia langsung panik dan berlari mencari tempat sembunyi.

Aul dan Rahma yang melihat Leta langsung berlari kembali ke dalam sekolah justru terheran, "Ta! Arep kemana?!"

Leta tak bergeming, ia justru mencari terlebih dahulu tempat berlindung dan mencoba menelfon kedua temannya itu agar segera menyusulnya.

.

.

.

.

.

1
Wandi Fajar Ekoprasetyo
beuh..... minta d kubur si gio ini.....jgn dlu lah...tunggu SMP leta yg ngasih kan jd nya enak
Wandi Fajar Ekoprasetyo
gila bener....mas Hanoman......
rheisha
persosa aja,orang udah halal ini yo...😄
Maymayarni
lanjut thor
Deuis Lina
itu lebih baik Yo karena gak berdosa juga kamu kan suaminya yg sah
MunaRizka
bener yaa mas gio,,diperkose ataupun enggak tetap aja disalahin🤣🤣
MunaRizka
bertengkar hanya alibi yaa gio
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣
kusumaning ati💕
gio...gio....susah sembuh itu si rompis kalo ga dari dirinya sendiri mau...
nunggu letta sadar pasti seru ngamuk2 nya ma gio...
Er
ayo yo tak dukung kalau kamu mau perkosa bojo mu
ndak ada juga yang bakal masukin ke penjara
kusumaning ati💕
suruh ospek sama mas hanomanmu goi ...biar dididik laki2 sejati
MunaRizka
astaga kenapa jadi kebetulan,kebenaran yg benernya leta🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
salah paham si pak polisi🤣🤣🤣🤣🤣
ieda1195
pokosa aja gpp yoo,, udah ada lebel halalnya,,
biar si letta gk pergi2 dri kmu
ieda1195
nahh,, siippp mus
Nurhayati Nia
monggo mas gilo wong udah halal ini tohh
Zee Zee Zubaydah
waduuh,si gio main perkosaa aja
jangan to yo,kasian si leta masih gadis
UfyArie
heee gio glamak😂😂😂
Denok 82
hahaha honeymoon nich crtanya...sampe nginep dihotel ..wes terserah koe Yo .arep mbok apakne bojomu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!