Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32_Membela Diri
...Sebelum lanjut jangan lupa follow akun author ya biar kalian tahu kalau ada cerita baru, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan hadiahnya juga boleh biar tambah semangat buat up setiap hari....
🥕🥕🥕
Keesokan harinya Maura merasa tubuhnya begitu lemas, namun dia tidak ingin merepotkan semua nya sehingga dia hanya minum obat saja nanti setelah sarapan.
"Sayang, kamu pucat banget, kamu masih sakit?" tanya mama Wina khawatir dengan sang menantu.
"Enggak kok ma, mungkin telat makan aja kemarin." ucap Maura.
"Gak usah kerja ya hari ini, kalau udah sembuh aja kerjanya, mama gak mau mantu kesayangan mama ini tambah sakit." ucap mama Wina begitu perhatian sekali dengan Maura.
"Maura gak papa kok ma, nanti kalau ngerasa gak enak Maura telepon pak Soni buat jemput." ucap Maura berusaha menenangkan sang mama mertua.
"Ya sudah kalau gitu kamu bawa obat ya, sama ini mama bawakan bekal buat kamu." ucap mama Wina.
"Terima kasih ma."
Setelah sarapan Maura pun berangkat ke kantor dengan badan yang masih lemas dan wajah pucat padahal dia sudah mengoleskan lipblam agar bibirnya tidak pucat.
"Ra kamu gak papa?" tanya mbak Bella melihat Maura yang terlihat pucat sekali.
"Aku gak papa kok mbak, maaf ya gak bisa bersihin semuanya." ucap Maura merasa bersalah karena dia beristirahat sebentar.
"Kamu mending duduk aja atau ke ruang perawatan aja Ra," ucap mbak Bella merasa khawatir, bagaimana pun di depannya sekarang adalah istri bos nya.
"Gak papa kok mbak, istirahat sebentar juga bakalan sembuh." ucap Maura.
.
Jam makan siang pun tiba, Maura sudah membuat janji dengan Mela untuk makan bersama di kantin karena hari ini mbak Bella ada acara menggantikan sang suami yang tidak bisa hadir.
"Mel." panggil Maura turun dari lift menuju ke Mela yang sudah menunggu dirinya.
"Itu apa Ra?" tanya Mela karena Maura malah membawa tas bekal.
"Bekal Mel."
"Lah kamu bawa bekal kenapa aja makan di kantin?" tanya Mela.
"Aku pingin aja Mel soalnya di atas gak ada orang."
"Ya udah yuk kita ke kantin."
Maura dan Mela berjalan beriringan dengan saling canda tawa, rasanya tubuh Maura kembali fit dan malah enjoy ngobrol dengan Mela.
"Eh Ra itu tempat makan kamu bagus banget, setahuku itu tuh tempat makan mahal." ucap Mela dengan ragu karena dia cukup tahu mana yang terkesan mahal dan mana yang terkesan murah.
Maura yang mendengar hal itu pun langsung diam seketika, dia tidak tahu mahal atau tidak nya tapi dia baru teringat kalau ini dari mama mertua nya jadi tidak mungkin murah karena semua barang-barang di rumah suaminya itu sangat mahal mahal sekali.
"Aku Nemu di tempat rongsokan Mel, aku lihat masih bagus ya aku ambil." ucap Maura mencari alasan.
"Oh kirain."
Mereka pun asik menyantap makan siang mereka, Maura juga mengajak Mela untuk mencicipi bekalnya, tak berselang lama ada saja gangguan.
"Eh si upik abu lagi makan, eh upik abu nih gw kasih kuah biar seger." ucap Nanda yang seperti memiliki dendam pribadi dengan Maura.
Dia menuangkan air putih di bekal Maura, padahal bekal itu masih terlihat cukup banyak, mungkin tinggal setengah lagi, tapi bagaimana pun Maura juga baru sedikit memakannya.
"Bu tolong sedikit menghargai orang ya! Saya memang cleaning service tapi saya tidak se murahan itu sampai harus di rendahkan seperti ini!" teriak Maura meluapkan kekesalannya.
Dia sudah menahan dari dulu kalau dia di hina atau bagaimana, tapi entah emosinya sekarang sudah tidak terkendali sehingga Maura pun memberanikan diri untuk membela dirinya.
"Eh berani juga nih upik abu bentak gw, inget elo cuma cleaning service jangan belagu." ucap Nanda langsung pergi dari sana.
BYUR
"Aaakhhhh!" teriak Nanda karena merasa dingin di kepalanya, siapa lagi kalau bukan Maura yang menyiram kepala Nanda dengan es teh yang masih utuh di gelasnya.
"Apa yang elo lakuin!" teriak Nanda dengan begitu emosi.
Semua orang melihat perdebatan yang terjadi, namun Maura tidak mau diam saja, hatinya ingin membalas perbuatan yang di lakukan karyawan suaminya itu.
"Oh sorry ya bi sengaja." ucap Maura kemudian melenggang pergi sambil membawa bekal yang tidak jadi dia makan karena sudah bercampur dengan air.
Namun sebelum itu Maura memperlihatkan aksi berani nya sekali lagi.
BYURRRR
"YAAAAAA!" teriak Nanda.
"Itu saya kembalikan kuah sedapnya, sekalian saya kasih nasi saya." ucap Maura menuangkan kotak bekal yang sudah penuh dengan air dan nasi ke kepala Nanda sehingga sekarang dia terlihat begitu kotor sekali.
Mela yang melihat hal itu pun sampai tercengang, dia tidak pernah menyangka kalau seorang Maura yang biasanya terlihat kalem sekarang terlihat bar-bar sekali, namun Mela begitu senang karena Maura memberanikan diri agar tidak ada yang merendahkan nya terus.
"Ayo Mel." ajak Maura membaut Mela langsung beranjak dari tempat duduk nya kemudian mengikuti Maura keluar dari kantin tersebut.
Semua karyawan begitu tercengang karena seorang cleaning service berani melakukan hal tersebut kepada pegawai tetap yang notabennya jabatannya masih di atas nya.
Banyak karyawan pria yang melihat Maura dengan tatapan bangga dan memuja, mereka begitu tertarik dengan seorang cleaning service yang pemberani seperti itu.
"Ra kamu kok berani banget buat kayak tadi?" tanya Mela yang begitu penasaran.
"Ya emang aku harus memberanikan diri mel, capek di tindak terus, aku cuma mau kerja dengan tenang, aku tidak pernah menggoda siapapun tapi tetap saja banyak yang ngejahatin aku." ucap Maura merasa capek sendiri.
"Hebat sekali kamu Ra, salut banget aku." ucap Mela.
"Ya udah yuk kita ke bawah, aku mau ke ruang ganti karyawan, kangen banget sama yang lain." ucap Maura dan di angguki oleh Mela.
Mereka pun menuju ke ruang ganti cleaning service yang berada di lantai bawah.
"Wah ada cinderella nih." sindir Sonya saat melihat Maura masuk ke ruang ganti mereka.
"Jangan sirik aja kenapa sih Son." ucap Mela heran dan greget sendiri dengan sikap Sonya yang sangat tidak suka sekali dengan Maura.
"Ya ampun Ra, aku kangen banget sama kamu, lama banget sih gak ke sini mentang-mentang udah di tugasi di lantai atas." ucap Siska merasa iri sekali dengan Maura.
"Aku gak sempat ke sini Sis kalau ada tuan Bara, kamu tahu sendiri pasti ada saja kerjaan yang aku kerjakan, ini aja aku bisa ke sini soalnya tuan Bara dan tuan Max sedang ke luar negeri untuk menangani perusahaan yang ada di sana." ucap Maura dan di angguki oleh Siska dan yang lainnya.
.
.
Bersambung.....