John Ailil, pria bule yang pernah mengalami trauma mendalam dalam hubungan asmara, mendapati dirinya terjerat dalam hubungan tak terduga dengan seorang gadis muda yang polos. Pada malam yang tak terkendali, Nadira dalam pengaruh obat, mendatangi John yang berada di bawah pengaruh alkohol. Mereka terlibat one night stand.
Sejak kejadian itu, Nadira terus memburu dan menyatakan keinginannya untuk menikah dengan John, sedangkan John tak ingin berkomitmen menjalin hubungan romantis, apalagi menikah. Saat Nadira berhenti mengejar, menjauh darinya dan membuka hati untuk pria lain, John malah tak terima dan bertekad memiliki Nadira.
Namun, kenyataan mengejutkan terungkap, ternyata Nadira adalah putri dari pria yang pernah hampir menghancurkan perusahaan John. Situasi semakin rumit ketika diketahui bahwa Nadira sedang mengandung anak John.
Bagaimanakah akhir dari kisah cinta mereka? Akankah mereka tetap bersama atau memilih untuk berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Pembuat Masalah
Seorang SPG langsung menyambut Sasha dan Della dengan senyum ramah, menawarkan bantuan. Namun perhatian Della justru tertuju pada sosok Nadira yang sedang memilih baju di sudut butik. "Itu Nadira, kan?" bisiknya pada Sasha, yang langsung menoleh dengan senyum miring begitu melihatnya.
"Menarik," gumam Sasha dengan nada penuh arti, kilatan licik muncul di matanya. Ia segera menyusun rencana untuk membalas dendam atas penghinaan yang ia terima dari Nadira beberapa waktu lalu.
Dengan langkah percaya diri, Sasha mendekati Nadira sambil melontarkan komentar sinis. "Pembantu masuk butik? Apa nggak salah? Bikin sepet mata aja." Suaranya cukup keras hingga menarik perhatian beberapa pelanggan lain. Nadira hanya menarik napas panjang, berusaha tidak terpancing, dan tetap fokus memilih pakaian.
Namun, Sasha tidak berhenti. Della ikut menimpali, berbicara dengan nada mengejek kepada SPG yang melayaninya, "Kalau dia sampai merusak koleksi butik ini, yakin nggak bakal bisa ganti rugi. Lihat aja, dia cuma lihat-lihat doang. Nggak bakal beli."
Sasha tertawa kecil sambil mengomentari pakaian Nadira yang sederhana dan jauh dari kesan mewah. "Mau gaya di tempat mahal, tapi bajunya kayak beli di pasar malam."
SPG yang melayani Sasha tampaknya terpengaruh oleh komentar mereka. Ia mendekati Nadira dengan ekspresi tidak ramah. "Eh, kamu, hati-hati ya. Jangan sampai mengotori koleksi kami. Lagian, kalau cuma lihat-lihat, mending di tempat lain aja," katanya dengan nada meremehkan.
Meski hatinya mulai mendidih, Nadira tetap mengabaikan mereka. Ia menolak memberi Sasha dan Della kepuasan karena berhasil membuatnya kesal. Matanya tertuju pada sebuah gaun putih yang menggantung di depan. Modelnya simpel tapi elegan, langsung menarik perhatiannya.
Namun, saat ia meraih baju itu, Sasha tiba-tiba menyambar lebih dulu. "Ini lucu, ya. Aku ambil, deh," katanya sambil menatap Nadira dengan senyum mengejek.
Nadira merasa kesal. Ia tahu Sasha sengaja merebut gaun itu untuk memprovokasinya. "Baju itu aku yang pilih duluan," kata Nadira dengan nada tegas, meski tetap tenang.
Namun SPG yang bersama Sasha langsung membela pelanggannya. "Maaf, ya. Pelanggan kami yang ini lebih dulu bilang mau baju ini. Lagian, kamu 'kan cuma lihat-lihat doang," katanya dengan nada mencemooh.
Sasha tertawa kecil, puas melihat ekspresi Nadira yang mulai terlihat tidak nyaman. "Kalau mau baju bagus, kerja keras dulu, ya. Jangan cuma jadi pembantu," tambahnya sambil mengibaskan rambutnya.
Nadira mengepalkan tangan, menahan diri agar tidak bereaksi berlebihan. "Aku tak akan jatuh ke perangkap mereka", gumamnya dalam hati. Sambil mengatur napas, ia memutuskan untuk meninggalkan mereka, memilih mencari baju lain daripada berdebat dengan orang-orang yang tidak akan menghargai dirinya. Dalam hati ia bergumam, "Aku tak ingin membuang banyak waktu Om John menemaniku belanja karena aku meladeni orang-orang usil itu. Lebih baik aku cepat-cepat memilih pakaian dan pergi dari sini sebelum suasana semakin tak nyaman."
Nadira menghela napas panjang, mencoba mengabaikan Sasha, Della, dan SPG yang terus mengikuti dan melontarkan sindiran pedas. Meski setiap kata mereka seperti duri, Nadira tetap berusaha menahan diri. Ia menelusuri deretan pakaian hingga matanya tertuju pada gaun berwarna peach yang terlihat manis. Namun, baru saja ia mengambilnya, Della tiba-tiba merebut gaun itu dari tangannya.
"Ini cantik juga, ya," ujar Della dengan nada mengejek, memamerkan senyum sinis kepada Nadira.
Orang kepercayaan John yang berdiri di sudut, mengawasi gerak-gerik Nadira yang sedang memilih pakaian. Matanya tajam mengamati Sasha dan Della yang jelas sedang mencari gara-gara dengan Nadira. Tak tahan lagi, ia segera meraih ponsel dan menghubungi John.
Di dalam mobilnya, John sedang fokus pada layar laptop di pangkuannya ketika telepon itu masuk. Ia bergegas mengangkatnya saat melihat siapa yang menghubunginya. "Ada apa?" tanyanya tak sabar.
“Tuan, Nona Nadira diganggu dua perempuan di sini. Salah satunya adalah saudara tirinya,” lapornya dengan nada tegas. “Sepertinya mereka sengaja mencari masalah.”
Mendengar laporan tersebut, raut wajahnya berubah dingin. “Mereka berani mengganggunya?” ucap John pelan, tapi penuh tekanan. "Apa SPG yang kupinta melayani Nadira tidak menangani masalah ini?"
"Dia pamit ke toilet dan belum kembali, Tuan," sahut orang kepercayaan John.
John menghela napas kasar. “Awasi terus. Jangan biarkan mereka membuat keributan lebih jauh.”
“Baik, Tuan,” jawab orang kepercayaannya.
John memutus sambungan telepon, lalu segera mencari kontak SPG yang ia percayakan untuk melayani Nadira. Ia menghubunginya tanpa menunggu lebih lama. Panggilan itu segera tersambung.
“Kenapa kamu meninggalkan Nona Nadira?” suara John terdengar datar, tapi tajam.
SPG yang baru saja memenuhi panggilan alam langsung tersentak. “Maaf, Tuan. Saya merasa kurang sehat tadi, jadi saya—”
“Apapun alasannya, kembali ke sana sekarang,” potong John dengan nada tegas. “Pastikan tidak ada yang membuat Nadira merasa tidak nyaman. Bantu Nadira memilih pakaian, minimal sepuluh stel untuk setiap jenisnya. Setelah menghitung total belanjaan Nadira, segera kirimkan struk pembayarannya padaku. Aku akan menyelesaikannya via transfer. Dan satu hal lagi, jika kamu tidak mampu mengatasi orang-orang yang mengganggunya, aku sendiri yang akan melaporkan masalah ini kepada atasanmu.”
“Baik, Tuan. Saya segera ke sana,” jawab SPG itu gugup.
John menutup telepon tanpa menunggu jawaban lebih lanjut. Tatapannya kembali fokus ke laptop, tapi pikirannya sudah penuh dengan kemarahan yang ia tahan.
Sementara itu di butik, Nadira menahan kesabarannya, tetapi kali ini ia tidak bisa membiarkannya begitu saja. "Maaf, gaun ini aku yang ambil duluan," ucapnya tegas, dengan cepat mengambil kembali gaun pilihannya dari Della.
"Dasar pembantu! Ini milikku. Aku yang mengambilnya lebih dulu," Sasha mencoba menarik gaun itu dari Nadira.
"Jangan mengaku-ngaku!" Nadira berusaha mempertahankan gaun pilihannya.
Sasha yang geram karena Nadira masih berani melawan, langsung ikut menarik gaun itu bersama Della. Tarik-menarik pun terjadi, hingga....
"Krakk...!"
Suara kain robek terdengar jelas di antara mereka. Sasha dan Della terkejut sejenak, namun dengan cepat melepaskan gaun itu dan menuduh Nadira sebagai penyebab kerusakan. "Lihat! Itu ulah kamu! Sekarang kamu harus ganti rugi!" tuduh Sasha sambil menunjuk Nadira dengan wajah penuh kemarahan.
SPG yang melayani Sasha segera ikut mendukung tuduhan itu. "Benar. Koleksi kami sangat mahal, kalau sampai sobek harus diganti!" katanya sembari menunjukkan label harga gaun itu. Angkanya mengejutkan, lebih dari 10 juta rupiah, jumlah yang fantastis untuk pakaian sehari-hari.
Nadira terpaku sejenak, terkejut dengan nominal tersebut. Sasha dan Della memanfaatkan situasi, mengejek dengan senyum puas. "Gaji pembantu kayak kamu mana cukup buat bayar segitu?" sindir Sasha.
Namun sebelum Nadira sempat menjelaskan, SPG senior yang sebelumnya melayani Nadira kembali dari toilet. Melihat keributan itu, ia segera menghampiri dan bertanya, "Ada apa di sini?"
SPG yang melayani Sasha dengan sigap menjawab, "Pelanggan ini," ujarnya sambil menunjuk Nadira, "dia merusak koleksi butik kita. Ini buktinya." Ia mengangkat gaun yang sobek untuk ditunjukkan.
Namun, SPG senior mengamati situasi dengan tenang. Dalam hati, ia merasa ada sesuatu yang janggal. Ia tahu pelanggan seperti Nadira, yang datang bersama langganan tetap butik itu, bukan orang sembarangan. Apalagi John tadi langsung menghubunginya dan terdengar marah karena ada yang menganggu Nadira. Melihat sekilas pun, ia bisa menebak bahwa yang membuat masalah di sini adalah Sasha dan Della.
"Kita lihat saja di CCTV untuk memastikan," ujar SPG senior dengan nada tegas. Sasha dan Della mencoba menyela, tetapi SPG senior tetap bersikeras.
Setelah rekaman CCTV diputar, terlihat jelas bahwa Sasha dan Della lah yang memulai masalah sejak awal, termasuk insiden tarik-menarik yang menyebabkan gaun itu robek. Wajah keduanya memerah, sementara SPG senior berbalik menatap mereka dengan dingin. "Sepertinya jelas siapa yang harus bertanggung jawab di sini," katanya tegas.
...🍁💦🍁...
.
To be continued
belum tau juga anak nadira laki atau perempuan.
Tinggal tunggu kehancuran si Beno..dan akan menjadi gembel
John yg skrg lbh kuat dan tanggung tidak mudah dihancurkan seperti dulu lagi beno....
sebentar lg jatuh miskin dan jd gembel dijalanan...
Lanjut thor......
Siap2 beno akan mengalami kehancuran dan kebusukan akan terbongkar...
Beno dan duo ulet bulu sandra dan sasa akan jatuh miskin dan jd gembel dijalanan selama ini menikmati harta warisan ibunya nadira...