Karena jebakan dari sahabatnya membuat Naya dituduh telah tidur dengan Arsen, seorang bad boy dan ketua geng motor. Karena hal itu Naya yang merupakan anak dari walikota harus mendapat hukuman, begitu juga dengan Arsen yang merupakan anak konglomerat.
Kedua orang tua mereka memutuskan untuk menikahkan mereka dan diusir dari rumah. Akhirnya mereka hidup berdua di sebuah rumah sederhana. Mereka yang masih SMA kelas dua belas semester dua harus bisa bertahan hidup dengan usaha mereka sendiri.
Mereka yang sangat berbeda karakter, Naya seorang murid teladan dan pintar harus hidup bersama dengan Arsen seorang bad boy. Setiap hari mereka selalu bertengkar. Mereka juga mati-matian menyembunyikan status mereka dari semua orang.
Apakah akhirnya mereka bisa jatuh cinta dan Naya bisa mengubah hidup Arsen menjadi pribadi yang baik atau justru hidup mereka akan hancur karena kerasnya kehidupan rumah tangga di usia dini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Sampai matahari mulai menunjukkan cahayanya, Arsen masih terus mencari keberadaan Naya.
"Nay, lo dimana?" Bahkan dia juga sudah ke tempat Rani tapi Naya tidak berada di sana. Arsen akhirnya memutar motornya dan kembali pulang ke rumah.
Tapi saat perjalanan pulang, dia melihat ada banyak orang yang bergerombol di pinggir jalan. Arsen menghentikan motornya dan bertanya pada seseorang di sekitar tempat itu.
"Ada apa, Pak?"
"Ada orang meninggal. Sepertinya korban tabrak lari. Kasihan dia seorang perempuan dan masih muda."
Seketika Arsen turun dari motornya dan menerobos orang-orang yang bergerombol itu. Dia berlutut dan membuka kain yang menutupi tubuh korban itu dengan tangan yang gemetar.
Saat dia berhasil melihat wajahnya, dia bernapas lega karena korban tabrak lari itu bukanlah Naya.
Dia kini kembali menaiki motornya lalu melajukan motornya untuk pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, dia membuka pintu lalu masuk ke dalam rumah dan menghempaskan tubuhnya di atas sofa.
Dia akhirnya tertidur di sofa karena dia sangat lelah semalaman tidak tidur sama sekali. Padahal hari itu adalah hari Senin. Seharusnya dia datang ke sekolah tapi dia lebih memilih tidur dan tidak masuk sekolah.
Sampai hari menjelang siang, Arsen baru terbangun dari tidurnya. Hal pertama yang dia lihat adalah ponselnya berharap ada balasan dari Naya karena dia sudah meninggalkan banyak pesan untuk Naya di chat whatsapp nya. Tapi ternyata tidak ada balasan sama sekali dan foto profil Naya kini juga menghilang.
Arsen mencoba mengirim pesan lagi pada Naya tapi hanya centang satu. Lalu dia menghubunginya juga tidak bisa.
"Sepertinya gue di blok. Tapi gimana kalau beneran terjadi apa-apa sama Naya?"
Arsen berdiri lalu dia berjalan menuju kamar mandi. Bahkan sampai siang dia masih belum makan sama sekali. Dia sangat khawatir dengan Naya dan sangat merasa bersalah. Mengapa dia kemarin tidak bertanya baik-baik saja pada Naya pasti semua tidak akan seperti ini.
Setelah selesai membasuh dirinya, dia berganti pakaian dan menyisir rambutnya asal, lalu dia keluar lagi dari rumah dan mencari Naya.
...***...
Naya membuka matanya saat sinar mentari sudah sangat terik. "Terpaksa hari ini gue bolos," guman Naya. Kemudian perlahan Naya duduk lalu mengambil ponselnya.
Dia melihat banyak panggilan dari Arsen dan juga banyak pesan tapi dia justru memblokir nomor Arsen. "Udah, gue gak mau lagi berurusan dengan yang namanya Arsen!"
Setelah itu dia membuka pesan dari Rani.
Nay, tadi pagi-pagi banget bahkan matahari belum terbit Arsen cari lo ke rumah gue. Lo ada masalah apa sama dia sampai dicariin sepagi itu?
Naya menghela napas panjang. "Ngapain dia nyariin gue. Gak inget kalau usir gue kayak gimana. Sakit hati gue aja masih terasa sampai sekarang."
Kemudian dia membalas pesan dari Rani. Iya, gue lagi ada masalah. Kapan-kapan gue ceritain sama lo masalah gue sama Arsen.
Kemudian Naya berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh dirinya. Setelah itu dia kembali memakai pakaian yang sama dan keluar dari kamar mandi.
"Aduh, semua baju, seragam, dan barang-barang gue ada di koper. Terus gimana kelanjutan hidup gue kalau kayak gini. Nanti coba gue cari aja ke tempat kemarin. Siapa tahu koper gue masih ada di sana."
Naya hanya menyisir rambutnya lalu keluar untuk menemui Virza. Dia ingin membayar kos dan membeli makanan. Tapi saat dia ke. bengkel dan mencari Virza, Virza justru masih kuliah dan ada di bengkel itu nanti sore.
Akhirnya Naya hanya membeli makanan saja dan kembali ke tempat kosnya. "Nanti sore ajalah gue balik ke bengkel lagi."
...***...
Arsen merasa sangat lelah, dia sudah mencari Naya tapi nihil. Dia juga sudah bertanya pada Rani dan tahu jika Naya tidak masuk sekolah.
Badan Arsen sampai gemetar karena dia belum makan sama sekali sampai hari hampir sore. Dia kini membelokkan motornya ke bengkel milik Virza lalu turun dan duduk berjongkok sambil menekan perutnya yang semakin terasa perih.
"Kenapa lo?" tanya Virza yang baru saja sampai. Dia kini turun dari motor dan menghampiri Arsen.
Arsen mendongak. "Belum makan gue."
"Lo gak punya uang?" tanya Virza lalu membantu Arsen berdiri. "Sampai makan gak sanggup beli. Bilang sama gue, gue pinjami." Mereka kini duduk di kursi yang berada di dalam bengkel. "Eh, tapi lo kemarin kan menang balapan dan kata anak-anak lo juga gabung mereka minum. Uang lo habis? Gue kemarin gak ikut gabung soalnya harus ke rumah saudara gue sampai tengah malam."
Arsen menggelengkan kepalanya. "Gue lagi ada masalah. Gue gak sempat beli makanan."
"Astaga, punya teman satu gini amat hidupnya." Virza berdiri lalu membelikan makanan untuk Arsen ke warung di sebelah bengkelnya. Hanya sesaat lalu dia kembali duduk di sebelah Arsen dan memberikan bungkusan makanan itu pada Arsen.
"Lo makan dulu. Tangan lo sampai gemetar gitu. Ntar lo pingsan, ini udah sore."
Arsen tak juga membuka bungkus makanan itu. Perutnya memang terasa lapar, tapi dia tidak nafsu makan sebelum melihat Naya.
"Lo ada masalah apa?" tanya Virza.
"Istri gue kabur dari rumah, karena gue usir tengah malam tadi. Gue mabuk, gue gak sadar dan waktu itu gue sangat emosi."
"Arsen, lo tega usir cewek malem-malem. Bahaya!"
"Iya, gue tahu. Makanya gue nyesel banget. Apalagi gue nemuin kopernya di tengah jalan. Gue takut banget dia diculik orang gak bener." Arsen mengusap wajahnya yang kusut. Dia tidak bisa membayangkan jika terjadi sesuatu pada Naya.
"Emang lo kenapa bisa marah sama dia?"
"Gue lihat dia pelukan sama mantannya."
"Pelukan sama mantan terus lo marah sama dia. Emang lo cinta beneran sama dia?"
"Gue gak tahu, yang jelas hati gue rasanya kayak ditusuk pisau."
Virza tertawa dengan keras. Bagaimana bisa seorang Arsen yang bad boy menjadi sad boy seperti ini. Beberapa saat kemudian dia teringat Naya yang meminta tolong padanya semalam. Apa jangan-jangan Naya adalah istrinya Arsen. "Istri lo cantik? Pakai kacamata dan rambutnya diikat ke belakang dan dia pakai jaket warna abu?"
"Bahkan temen gue sampai hafal ciri-cirinya." Arsen mengusap wajahnya lagi tapi sedetik kemudian Arsen baru tersadar jika selama ini Virza sama sekali tidak pernah melihat Naya. "Kok lo tahu?"
"Sebenarnya..." Belum juga melanjutkan perkataannya, seseorang yang mereka bicarakan itu menghampiri Virza. Tapi dia sangat terkejut saat melihat Arsen yang sedang duduk di samping Virza.
"Naya!" Seketika Arsen berdiri dan menahan tangan Naya yang akan pergi. "Naya jangan pergi lagi."
💕💕💕
.
Like dan komen ya...
Btw salut buat Arsen krn dah berani jujur.
Wah....