Dicintai pacar secara ugal-ugalan X
Dicintai sepupu secara ugal-ugalan ✓
Olivia berasal dari desa. Wanita cantik berkulit kuning Langsat serta rambut panjang bergelombang mencoba peruntungan mendaftar sebagai pengajar disalah satu sekolah di ibukota. Nasib baik Seakan berpihak padanya, ketimbang menyewa kos atau kontrakan sang bibi yang merupakan adik dari ibunya menawarkan untuk tinggal bersama dirumah nya. Dari situlah percintaan tabu dimulai antara Olivia dengan sepupu laki-laki bernama Galang. Nyatanya antara Olivia dan Galang itu sendiri tidak pernah bertemu sedari kecil. Meski usia Galang terpaut dibawah Olivia tak menyurutkan jalinan cinta itu bersemi. Akankah mereka bisa terus melanjutkan hubungan. Ataukah terpaksa mengakhiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rismasuzy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18
Tok..
tok..
tok..
Suara ketukan pintu membuat pandangan perempuan itu mengarah lurus tepat di sebuah pintu kokoh bercat putih. Ia langsung turun dari ranjang dan membukanya .Ternyata Rima yang berdiri.
"Diluar ada Andi." beritahu Rima. "Temuin Gih cepet,"
Olivia mengangguk. kemudian sedikit merapikan tatanan rambut lalu bergegas menemui Andi yang sudah duduk manis diruang tamu. Terlihat diatas meja sudah ada parsel buah yang sengaja dibawakan oleh guru olahraga itu. Oliv tersenyum dan ikut duduk disampingnya seorang pria yang kini telah resmi menjadi kekasih.
"Aku sengaja kesini denger kamu lagi sakit, terus aku mampir ketoko buah" Kata lelaki itu.
"Kamu repot-repot banget Mas."
"Nggak repot lah cuma begitu doang. aku malah seneng." Oliv tersenyum hangat. dia sudah menduga jika sosok Andi memang tipikal oria dewasa dan berhati baik. maka itu menjadi patokan untuk dia meyakinkan diri, percaya jika Andi seseorang yang tepat untuk ia jadikan masa depan.
"Kalau masih ngerasa nggak enak badan, kamu langsung hubungi aku Liv. aku anter ke klinik." kata Andi sungguh-sungguh.
"Ah. nggak perlu Mas. cuma masuk angin biasa. buktinya ini aku udah baikan." terang perempuan mengenakan kaos oblong dan celana bahan rumahan.
keduanya terlihat berbincang mengkis kecanggungan mulai sekarang. tidak terlalu kaku dan kalau bisa saling terbuka. Terbukti dengan sesekali mereka mengobrol dan saling melempar canda tawa begitu lepas.
"kamu udah makan, Liv?" tanya Andi.
"Belum, Mas. nanti aja belum terlalu lapar."
Andi manggut-manggut. "Kalau pengen makan sesuatu bilang aja. nanti aku pesan." lantas Oliv mengangguk saja sebagai apresiasi segala bentuk kebaikan dari lelaki itu.
"Aku numpang ketoilet bentar yah," Pinta Andi.
Kemudian Oliv memberitahu letak dimana toilet berada. Andi mengerti dan langsung berjalan menuju toilet yang tadi Oliv tunjukan.
Seperginya Andi ke kamar mandi. tak berselang lama ponsel yang tergeletak miliknya diatas meja Berbunyi. sontak Oliv melongokan wajah guna melihat siapakah yang menghubungi. seketika air wajahnya pias manakala terpampang nama Tiffany. Hal itu membuat Oliv dilingkupi jutaan tanda tanya. ada gerangan apa wanita itu menelfon Andi. Tak kunjung ada jawaban. Deringan ponsel itu kembali senyap. akan tetapi, tak lama suara notifikasi singkat dari gawai yang sama kembali berbunyi. Namun kali ini sebuah pesan yang masuk walaupun Oliv tidak membukanya ia masih bisa melihat sepenggal kata dari pesan tersebut yang bertuliskan.
@Tiffany
[Kenapa nggak diangkat. Aku ingin ketemu sama kamu ditempat biasa.]
Oliv gusar usai membaca penggalan kalimat pesan yang Tiffany kirimkan. Sebenarnya ada hubungan apa antara dia dan mas Andi. Tak lama datanglah Andi dari arah toilet. Namun Oliv memutuskan untuk tidak menanyakan soal pesan itu. Ia seolah-olah tidak mengetahui apapun.
sebelum Andi mendaratkan bokongnya lagi keatas sofa keduanya menyempatkan melempar senyum. tetapi, situasi telah berbeda, pikiran oliv buyar, dia digelayuti oleh pertanyaan yang tak akan ada jawaban.
Tak berselang lama, terdengar suara motor Galang menepi di pelataran rumah. Oliv semakin berusaha menutupi rasa grogi berkecamuk datang dalam tiba-tiba. duduk berdua bersama Andi lalu menyadari Galang hadir. seolah membuat Oliv merasakan tertangkap basah. padahal tak ada hubungannya sama sekali untuk situasi itu.
"Selamat Sore pak Andi." Galang menyapa sopan.
Terlihat Oliv mengalihkan pandangan agar tidak berserobok tatapan nya bersama Galang. "Sore juga Lang. Kamu dari mana?" tanyanya basa-basi.
Tak ada ekspresi yang berarti pada pahatan wajah tampan Galang. "Biasa pak, anak muda. Kalo gitu saya pamit kedalam dulu." Jawab Galang seiring berlalu pergi. dan perlu diingat juga. selama mereka berinteraksi Galang sama sekali tak menganggap Oliv ada.
Olivia menghela nafas dalam-dalam. dia mengurai rasa sesak yang menghimpit secara perlahan. "Mas, aku boleh nanya? "
Andi meletakkan gelas teh yang baru ia seruput. "Boleh aja. Mau nanya apa?" tanya Andi balas menatap.
"Kalau boleh tahu, apa kamu mantan pacarnya Tiffany?" Oliv akhirnya memberanikan diri mengatakan kegelisahannya. ia tidak bisa lagi membendung rasa penasaran yang semakin membuatnya bergejolak.
"Enggak ko, kita cuma temenan biasa. Kenapa memangnya? kamu ko nanya kaya gitu apa gara-gara kamu liat pesan chat yang Tiffany kirim ke aku?" jawab Andi dengan langsung menunjukkan chat pesan tadi yang sempat Oliv baca. Sial Oliv semakin salah tingkah apakah keputusan nya bertanya itu salah. Kenapa ia jadi merasa tidak sopan telah menanyakan hal demikian.
"Oh..enggak ko Mas, aku cuma pengen tau aja." Oliv tersenyum canggung. Andi Langsung mengusap kepala wanita itu gemas.
"Ya sudah aku pulang dulu yah. nggak enak sama ibunya Galang." Oliv hanya mengangguk dan tersenyum.
"Tante Rima. mas Andi mau pamit." Oliv memberi tahu kepada Rima.
"Ko buru-buru Mas Andi? nggak makan dulu?" Rima bersikap ramah.
Andi merasa tersanjung. "Nggak perlu ibu. terimakasih banyak. saya pamit duku kebetulan masih ada kerjaan." pungkas Andi.
Setelah berpamitan, Lelaki itu langsung mengendarai motornya bergegas pulang.
"Loh Tan, memang mau berangkat sekarang juga. Kirain besok pagi." Oliv melihat Rima dan Om nya tengah berkemas. satu koper bawaannya besar berisikan barang mengingat keduanya ada dinas keluar kota. Tak hanya itu. Nania juga tampak rapi dengan satu ransel tergendong dipunggung nya.
"Iya Liv, soalnya besok pagi kami harus sudah ada di lokasi. Jadi ya malam ini kita berangkat." Jelas Rima. Oliv manggut-manggut.
"Nania, kamu mau kemana? Oliv bertanya. manakala sepupu perempuannya pun bersiap pergi.
"Kerumah nenek. Enggak tau kenapa hawa dirumah ini terasa panas." jawabnya ketus tersirat sindiran dalam kalimat yang terlontar. Rima menggeleng. dia beranggapan bila putrinya memang manja.
"Jakarta memang lagi musim kemarau, Nia. ya jelas lah hawa nya panas." Terang Rima yang memang kurang mengerti konteks dari maksud sindiran anak bungsunya.
Setelah berpamitan satu sama lain. Rima , Teddy dan Nania Langsung memutuskan pergi. tinggallah Oliv juga Galang saat ini berdiri diambang pintu usai mengantar kepergian kedua orang tuanya. pemuda itu memutuskan pergi tanpa mengatakan apapun dari hadapan Oliv menuju kamarnya.
"Apa kamu habis kencan sama Mutia?" langkah Galang terhenti ketika Oliv menyergah nya. perlahan namun pasti, Galang membalik tubuh mengarah pada kakak sepupunya.
"Aku mau kencan sama siapapun. aku rasa nggak ada urusan sama mbak Oliv."
Galang berujar dengan intonasi sedingin balok es. tatapannya datar juga sikapnya yang kaku. Wanita itu mengigit bibirnya sekilas. Sial. Oliv merasa malu usai bersikap bodoh mempertanyakan hal diluar kapasitas nya.
Oliv tersenyum simpul. "Ya kamu benar, nggak ada hubungannya sama aku. Tapi mbak hanya memperingatkan jangan berbuat hal diluar batas kamu Galang apalagi Mutia masih remaja." Oliv berkata serupa wanita bijaksana.
Keduanya diam sejenak. "Kalau Mutia nya sendiri nggak masalah bagaimana?" Galang bertutur datar. Entah kenapa Oliv sangat kesal mendengar ungkapan dari mulut Galang kali ini.
Sepenuh dada Oliv menarik nafas. "Terserah kamu deh Lang. Lakuin aja sesuai yang kamu mau!" Lantas Oliv bergegas pergi usai mengatakan itu. meninggalkan Galang Berdiri dan mencoba melenyapkan semua kenangan manis yang pernah mereka reguk bersama.
Malam hari itu Oliv benar-benar gusar. Ia masih memikirkan semua ucapan adik sepupunya. Benar-benar membuat rasa kesal berkelindan. Oliv memutuskan menghubungi nomor Andi bermaksud ingin mengobrol. Akan tetapi, nomer yang kini sedang ia hubungi mengatakan sibuk artinya nomor Andi sedang melakukan hubungan dengan panggilan lain.
Oliv bertambah kesal. Ia memutuskan berselancar ke sosial media dan entah kenapa tiba-tiba saja ada akun atas nama Tiffany melintas diberandanya. Alhasil mengundang rasa penasaran Oliv.
Langsung menekan untuk mengintip profil milik Tiffany. tidak ada yang aneh, postingan terakhirnya hanya ada foto pernikahan dirinya beberapa waktu lalu bersama Rey.
Lalu saat Oliv melihat-lihat lagi ternyata ada sebuah akun yang telah ditandai oleh Tiffany pada sebuah foto. Dan setelah Oliv cek ternyata itu adalah akun profil milik Andi. Oliv merasa bingung sekaligus bertanya-tanya, bukankah Andi pernah bilang kalau dirinya tidak mempunyai akun sosial media. Tapi kini bukti sudah menunjukkan hal berbeda. Bahkan, postingan terbarunya tadi sore. Sebuah foto dengan hanya menampilkan sepasang tangan yang berhasil Andi unggah.
Dengan caption 'forever ' seketika Oliv dibuat makin pening. ia yakin kalau itu bukanlah gambar tangannya. lantas tangan siapa dalam potret tersebut?
Bersambung. .