NovelToon NovelToon
Jejak Tanpa Nama

Jejak Tanpa Nama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata-mata/Agen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:325
Nilai: 5
Nama Author: Dyy93

Jejak Tanpa Nama mengisahkan perjalanan Arga, seorang detektif muda yang berpengalaman dalam menyelesaikan berbagai kasus kriminal, namun selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu malam, ia dipanggil untuk menyelidiki sebuah pembunuhan misterius di sebuah apartemen terpencil. Korban tidak memiliki identitas, dan satu-satunya petunjuk yang ditemukan adalah sebuah catatan yang berbunyi, "Jika kamu ingin tahu siapa yang membunuhku, ikuti jejak tanpa nama."

Petunjuk pertama ini membawa Arga pada serangkaian kejadian yang semakin aneh dan membingungkan. Saat ia menggali lebih dalam, ia menemukan sebuah foto yang tampaknya biasa, namun menyembunyikan banyak rahasia. Foto itu menunjukkan sebuah keluarga dengan salah satu wajah yang sengaja dihapus. Semakin Arga menyelidiki, semakin ia merasa bahwa kasus ini lebih dari sekadar pembunuhan biasa. Ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar, menghalangi setiap langkahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak yang Tertinggal

Kabut pagi mulai turun di hutan lebat, menyelimuti jejak langkah yang telah mereka tinggalkan. Suara alam yang tenang menjadi kontras dengan ketegangan yang masih mencekam di antara Arga dan Damar. Setelah berhasil menonaktifkan antena pelacak Helios, mereka mendapatkan sedikit ruang untuk bernapas. Namun, keduanya sadar bahwa waktu mereka hanya sementara.

“Arga, kita harus temukan Alya dan Lina secepatnya,” kata Damar sambil mengamati peta elektronik kecil di tangannya. “Mereka pasti sedang mencari kita.”

Arga mengangguk, matanya terus mengawasi area sekitar. "Kita akan menuju koordinat ini," katanya sambil menunjuk peta. "Itu titik rendezvous yang sudah kita sepakati sebelumnya. Tapi hati-hati, Helios pasti tidak akan berhenti."

Mereka melangkah perlahan melalui rintangan alami hutan.

Melihat keluar goa dengan hati-hati, memastikan tidak ada tanda-tanda pasukan Helios di sekitar. “Kita tidak bisa terus bersembunyi di sini,” katanya dengan suara rendah. “Kalau kita terlalu lama di tempat ini, mereka pasti akan menemukan kita. Kita harus bergerak.”

Lina mengangguk ragu, masih memeriksa perangkat komunikasinya. “Tapi tanpa sinyal, kita tidak tahu di mana Arga dan Damar. Bagaimana kalau kita justru menjauh dari mereka?”

Alya berpikir sejenak. Dalam situasi ini, mereka harus mengambil risiko. “Arga pasti menuju titik rendezvous. Itu satu-satunya lokasi yang aman untuk kita semua. Kita akan ke sana, meskipun harus melewati bahaya.”

Lina menarik napas dalam-dalam, lalu memasukkan perangkat komunikasinya ke dalam tas kecil. “Baiklah, kalau begitu ayo bergerak.”

---

Arga dan Damar bergerak cepat melalui medan hutan yang semakin terjal. Damar, yang berada di depan, berhenti sejenak untuk memeriksa jejak di tanah. “Sepertinya pasukan Helios belum sampai sejauh ini,” katanya.

Arga memandang sekitar, memperhatikan setiap tanda yang mungkin menunjukkan keberadaan Alya dan Lina. “Mereka pasti mencoba menuju ke titik ini. Kita harus segera sampai sebelum Helios mengepung area ini.”

Namun, belum sempat mereka melangkah lebih jauh, suara deru helikopter terdengar samar di kejauhan. Arga dan Damar langsung mencari perlindungan di balik pohon-pohon besar.

“Helikopter itu pasti sedang mencari kita,” bisik Damar.

Arga mengamati cahaya lampu sorot yang bergerak dari kejauhan. “Mereka belum tahu lokasi pasti kita, tapi kita tidak bisa terus berada di sini. Kita harus mengelabui mereka.”

Damar mengangguk. Ia mengeluarkan alat pengalih sinyal kecil dari tasnya, lalu menyalakannya. “Ini akan memancarkan sinyal palsu di radius 1 kilometer. Semoga mereka terpancing ke arah lain.”

Arga tersenyum kecil. “Kau memang selalu punya ide cemerlang, Damar. Sekarang ayo pergi sebelum mereka sadar.”

---

Sementara itu, Alya dan Lina bergerak dengan hati-hati melalui jalan setapak kecil di hutan. Alya memimpin di depan, memegang senjatanya dengan erat, sementara Lina mengikuti di belakang, matanya terus memperhatikan layar kecil di tangannya.

“Tunggu,” kata Lina tiba-tiba, menghentikan langkah Alya. “Aku mendapatkan sinyal lemah. Sepertinya ada sesuatu yang memancarkan sinyal tidak jauh dari sini.”

Alya berhenti, menatap Lina dengan penuh harap. “Apakah itu Arga atau Damar?”

“Aku tidak yakin, tapi kita harus memeriksanya,” jawab Lina.

Mereka bergerak menuju sumber sinyal itu dengan hati-hati. Namun, semakin dekat mereka mendekati titik itu, Alya merasa ada sesuatu yang tidak beres. Langkahnya melambat, dan dia memberi isyarat kepada Lina untuk berhenti.

“Ada yang aneh,” bisik Alya. “Sumber sinyal ini terlalu terbuka. Ini bisa saja jebakan.”

Lina menelan ludah, ketegangan terlihat di wajahnya. “Apa yang harus kita lakukan?”

Alya berpikir cepat. Jika itu benar-benar jebakan, mereka harus menghindarinya. Tapi jika itu sinyal dari Arga dan Damar, mereka tidak bisa mengabaikannya.

“Kita akan memeriksa dari jarak aman. Jangan terlalu dekat, dan tetap waspada,” kata Alya.

Mereka mendekati titik itu dengan hati-hati, dan ketika mereka sampai di sana, mereka menemukan perangkat kecil yang memancarkan sinyal palsu. Alya mengamati alat itu dengan seksama, lalu menyadari sesuatu.

“Ini alat pengalih sinyal,” katanya sambil memeriksa perangkat tersebut. “Ini pasti milik Damar. Mereka mencoba mengelabui Helios.”

“Berarti mereka ada di dekat sini,” kata Lina dengan penuh semangat.

Alya mengangguk. “Tapi kita tidak bisa lama-lama di sini. Helios mungkin juga sedang menuju ke lokasi ini. Ayo, kita harus melanjutkan perjalanan.”

---

Arga dan Damar akhirnya tiba di titik rendezvous, sebuah area yang dikelilingi oleh tebing tinggi dan hanya memiliki satu jalan masuk. Tempat itu dipilih karena sulit dijangkau oleh pasukan darat maupun udara.

Namun, ketika mereka tiba, tempat itu masih kosong. Arga melihat sekeliling dengan cemas. “Mereka belum sampai.”

Damar memeriksa jam tangannya. “Kita terlalu cepat. Tapi itu bagus. Kita bisa mempersiapkan diri sebelum mereka datang.”

Mereka mulai memeriksa area tersebut, memastikan tidak ada ancaman di sekitar. Arga mempersiapkan beberapa jebakan sederhana di pintu masuk untuk berjaga-jaga jika Helios berhasil menemukan tempat itu.

Setelah beberapa saat, suara langkah kaki terdengar dari arah hutan. Arga dan Damar langsung bersiap dengan senjata mereka, berjaga-jaga kalau itu musuh. Namun, ketika sosok Alya dan Lina muncul dari balik pepohonan, keduanya langsung merasa lega.

“Kalian berhasil!” kata Arga, berlari menghampiri mereka.

Alya tersenyum kecil meskipun wajahnya tampak lelah. “Tentu saja. Kami tidak akan menyerah begitu saja.”

Lina memandang ke arah Arga dan Damar dengan penuh semangat. “Apa langkah kita selanjutnya?”

Arga menatap mereka satu per satu, lalu berkata dengan tegas, “Kita harus segera meninggalkan tempat ini. Helios pasti sudah tahu bahwa kita ada di sekitar sini. Tujuan kita berikutnya adalah markas utama mereka. Kita akan menyerang sebelum mereka sempat mengatur rencana baru.”

Ketiganya mengangguk, meskipun kelelahan masih terasa di wajah mereka. Mereka tahu bahwa perjalanan ini masih panjang dan penuh bahaya, tetapi mereka tidak akan berhenti sampai Helios dihancurkan sepenuhnya.

---

1
La Otaku Llorona <33
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!