Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Mas Hendra tidak mungkin membohongi aku kan?"
"Mbak pasti salahkan coba di cek lagi deh" Pinta mila kembali untuk memastikan bahwa resepsionis itu salah orang.
"Tapi memang benar mbak pak Hendra Wirawan tidak masuk kantor selama sepuluh hari terakhir ini, ia ijin cuti untuk urusan keluarga"
"Keluarga?''
" Baik kalau begitu terimakasih informasinya mbak" Mila pun mulai meninggalkan perusahaan itu dengan langkah gontai nya.
"Kemana mas Hendra pergi mengapa ia mulai berbohong kepada ku apa yang sebenarnya ia sembunyikan dariku" Gumam Mila lirih.
"Apa aku harus ke rumah ibu mertua, tapi bagaimana jika mas Hendra ternyata tidak ada di sana dan bagaimana jika nanti ibu menanyakan keberadaan mas Hendra aku harus jawab apa" Mila terus saja bertanya dalam hatinya.
Mila merasa sangat bingung dengan apa yang harus ia lakukan, "Sekarang aku harus apa?" Mila memijit keningnya yang terasa sangat pusing.
Tiba-tiba ia mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat ibu mertua nya datang ke rumah hanya untuk mengambil kotak cincin saja, "Tunggu apa ini ada hubungannya dengan kotak cincin itu?" Mila pun mulai menerka-nerka.
Potongan demi potongan perkataan ibu mertua nya pun datang silih berganti menghatui pikiran nya. "Kamu tidak mungkin menghianati aku kan mas?"
Dengan modal nekat Mila pun melajukan mobilnya menuju ke kediaman mertuanya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, mengapa suaminya tega membohongi nya dengan mengatas namakan pekerjaan.
Ia memutuskan untuk pergi dan mencari keberadaan suaminya sendiri dan memastikan apa yang ada dalam pikirannya saat ini sudah salah.
Empat puluh lima menit berlalu Mila pun sudah sampai di tempat mertuanya. Namun Mila memarkirkan mobilnya jauh dari rumah mertuanya agar mereka tidak mengetahui kedatangan Mila.
Mila membawa beberapa kantong plastik berisi makanan untuk sekedar buah tangan agar ia tidak terlalu malu saat berkunjung ke rumah ibu mertua nya, Mila selalu berusaha untuk bersikap baik layaknya menantu idaman Walau pun ia tidak pernah di hargai sama sekali oleh keluarga suaminya itu.
Pintu rumah ibu mertua nya itu sedikit terbuka hingga Mila bisa mendengar suara dari dalam. Terdengar suara canda tawa dan perbincangan hangat di antara mereka yang ada di sana termasuk Hendra suaminya.
"Ternyata benar mas Hendra ada disini. Tapi mengapa ia harus membohongi ku jika ingin menginap atau menghabiskan waktu bersama keluarga nya." Dengan perlahan Mila pun masuk ke dalam rumah itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Hendra bawa istri mu ke kamar biarkan dia istirahat jangan buat ia sampai kelelahan karena tidak baik untuk kesehatan bayinya" Ucap Bu isna.
Dengan cepat Hendra pun mengiyakan permintaan ibunya.
"Hati-hati sayang" Ucap Hendra dengan penuh kelembutan menggandeng seorang perempuan yang tengah hamil, ia terlihat begitu bahagia sesekali ia mengelus perut buncit wanita yang berada di sampingnya.
Pemandangan itu pun tidak luput dari pandangan Mila yang kini terlihat sangat begitu syok dengan apa yang sudah di lihatnya saat ini, pria yang sudah bersamanya selama sebelas tahun sedang menggandeng perempuan lain di hadapan nya.
Deggh
Tawa bahagia Hendra pun lenyap begitu saja saat melihat wanita yang kini sedang berdiri menatapnya dengan penuh kesedihan, "Mila''
"Jadi selama ini kamu disini mas, kenapa kau membohongi aku? lalu siapa perempuan itu." Tanya Mila tanpa ekspresi sedikit pun di wajahnya.
"Dia_"
"Dia istrinya Hendra dan sedang mengandung anaknya hendra dan calon cucuku" Jawab bu Isna dengan cepat.
"Aku tidak menyangka kamu bisa menghianati aku mas" Air mata Mila pun langsung luruh begitu saja.
"Mila aku bisa jelaskan semuanya padamu nanti" Hendra mulai mendekati istrinya dan memegang tangan Mila dengan lembut.
Namun dengan cepat Mila menepis tangan Hendra ia merasa sangat jijik setelah penghianatan suaminya, Mila berjalan mendekati wanita hamil itu dan langsung menamparnya dengan sangat keras.
Plakkk.
"Mila" teriak Hendra penuh dengan amarah.
begitu juga dengan bu isna yang tidak menduga bahwa mila bisa berbuat semacam itu.
Plakkk
Tamparan kedua pun kembali mendarat di pipi wanita itu, "Cukup Mila kamu keterlaluan" Hendra pun mulai terpancing emosi.
"Kenapa mas? apa aku salah menampar wanita mur*han seperti dia." Tunjuk Mila pada wanita yang sedang meringis memegangi pipinya.
Plakkk
Mila merasakan perih di pipinya saat mendapat tamparan keras dari sang suami yang sangat begitu ia cintai selama sebelas tahun ini. tercetak jelas bekas tangan Hendra di wajah Mila.
"Jaga ucapan mu Mila dia adalah ibu dari anakku apa aku salah menikah lagi, dan iya asal kau tahu aku sudah lama menginginkan seorang anak umur ku sudah tidak muda lagi mila, aku malu karena sudah di umurku sekarang belum memiliki keturunan mereka meragukan kemampuan ku sebagai pria. Tapi sekarang aku bisa mengatakan bahwa aku pria normal karena bisa memiliki keturunan bersama dengan Diana dan mungkin saja kau wanita tidak normal Mila kau mandul." Teriak Hendra pada Mila.
Bak di sambar petir di siang bolong. Mila merasa sangat sakit hati mendengar perkataan pedas dari mulut suaminya sendiri, sebelas tahun sudah mereka menjalani kehidupan pernikahan yang begitu harmonis. Hingga Mila merasa sangat bangga memiliki suami yang begitu perhatian dan sangat menyayanginya tidak pernah mengungkit kekurangan yang Mila miliki. Namun kali ini semua berubah, suaminya tega menamparnya dan menghina nya begitu saja di hadapan semua orang yang ada disana.
Sedangkan Bu Isna dan Diana yang melihat perkelahian antara suami istri itu pun tersenyum penuh kemenangan.
Mila melihat ke arah perut buncit wanita yang bernama Diana itu dan melihat cincin yang melingkar di jari manis Diana adalah cincin yang beberapa hari lalu yang tertinggal di dalam mobilnya.
"Baiklah ceraikan aku dan hiduplah bersama dengan wanita j***ng itu dengan bahagia" Ucap Mila lalu meninggalkan tempat yang sudah seperti neraka bagi Mila.
"Mila tunggu!" Teriak Hendra ingin menyusul istrinya, namun langkah nya terhenti saat mendengar Diana meringis memegangi perutnya.
"Mas"
"Diana, kamu kenapa?" Tanya Hendra sedikit khawatir begitu juga dengan Bu Isna yang langsung terlihat panik.
"Perutku sedikit keram mas" Ucap Diana sambil terus meringis kesakitan.
"Ini pasti karena Mila. Dia pasti sudah memberikan nasib buruk pada calon cucuku." Pekik Bu Isna.
"Ibu sudahlah, aku akan membawa diana ke rumah sakit sekarang juga." Ucap Hendra langsung menggendong istri keduanya keluar dari rumah itu menuju rumah sakit terdekat.
"Aku kira kau akan mengejar ku dan meminta maaf atas semua kesalahan mu pada ku mas, tapi ternyata aku salah. Kau lebih perduli kepada perempuan itu" Gumam Mila.
Dengan air mata yang tak pernah berhenti mengalir di sudut matanya, Mila melihat mobil yang di kendarai suaminya kini pergi meninggalkan rumah itu dengan membawa wanita yang kini telah menjadi madunya.
Bersambung
suami mu itu sedang berbulan madu
aduhh/Facepalm//Grimace/