Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Permintaan Maaf
Keesokan harinya, Celine terbangun dari tidurnya. Dia memasang wajah datar saat melihat Damian sedang menatap ke arahnya. Celine mengikat rambutnya tinggi hingga leher jenjangnya terlihat sangat menggiurkan.
Suasana Villa itu sangat sepi, Mateo dan Chester sudah pergi dari Villa itu. Damian sengaja mengusir mereka berdua karena tak ingin mereka melihat Celine yang bangun tidur hanya memakai kemejanya saja.
"Kau masih marah padaku?" tanya Damian menggenggam tangan Celine.
"Lepaskan aku. Kau sendiri yang membuatku kesal jadi pergilah."
"I'm sorry. Maaf jika aku membuatmu kesal," ujar Damian. Celine tersenyum kecut. Dia sebenarnya masih sangat kesal pada pria itu.
"Jika lain kali kau lakukan hal seperti kemarin lagi, aku benar-benar akan menghancurkan ularmu dan telur telurnya sekalian."
Damian baru kali ini meminta maaf. Sebelumnya dia tak pernah melakukan hal itu. Di mana pun dan sesalah apapun Damian sama sekali tidak pernah meminta maaf, tapi saat bersama Celine, semua keangkuhannya seketika sirna. Damian tak bisa lama-lama didiamkan oleh gadis itu.
Damian masih memasang wajah penuh penyesalan, meski dalam hatinya dia tertawa mendengar ucapan Celine barusan.
"Jadi kau memaafkanku?"
"Hmm," jawab Celine malas. Damian langsung tersenyum dan mencium tangan Celine. Dia tak berani mencium bagian lainnya meski sebenarnya hatinya ingin. Dia akan memulai lagi dari awal pendekatan dengan Celine.
"Aku mau mandi. Hari ini aku ingin berjalan-jalan di pesisir pantai."
"Sayangnya tidak bisa. Hari ini kau harus menemaniku, Baby. Aku ada urusan sebentar di perusahaan. Lalu malam nanti aku ada undangan dari relasi bisnisku. Kau harus menemaniku, Baby."
"Hei, aku bukan pacarmu. Jadi jangan memintaku melakukan hal yang bukan-bukan."
"Aku janji, kau hanya akan menemaniku saja, Baby. Aku tidak meminta lebih. Lagi pula aku tidak bisa meninggalkanmu di sini sendirian."
"Kau benar-benar menyebalkan, Dam." Celine menghentakkan kakinya kesal. Celine akhirnya meninggalkan Damian. Setelah pintu kamarnya tertutup, Damian tertawa. Rasanya sangat menyenangkan bisa menggoda Celine. Damian masuk ke kamar Mateo. Dia akan mandi di sana. Karena waktunya benar-benar terbatas.
Damian keluar dari kamar Mateo dengan hanya memakai handuk yang melingkar di pinggangnya. Damian membuka pintu kamarnya, Dia menatap pintu kamar mandi sudah terbuka. Itu artinya saat ini Celine ada di walk in closet. Damian memilih menunggu dari pada nanti Celine marah lagi padanya.
Celine keluar dengan memakai gaun yang kemarin dibelikan oleh Mateo. Dia tampak sangat cantik. Mateo sungguh pintar memilih baju untuk Celine. Semuanya terlihat pas dan sangat cocok dengan postur tubuh Celine yang tinggi.
Kali ini Celine memakai sebuah mini dress model Sabrina berwarna hitam. Gaun itu membuat kaki jenjang Celine terekspos dengan sempurna, apalagi kini Celine memakai sebuah high heels setinggi 10 cm dengan kaos kaki yang menutup hampir seluruh kaki jenjang Celine.
Damian sempat tertegun. Namun, tak lama dia melewati Celine begitu saja. Dia tak mau menderita sendiri dengan pikiran liarnya. Damian masuk ke walk in closet dan segera berganti baju.
Tak berselang lama Damian sudah berdandan rapi. Celine menunggu Damian di ruang tengah. Damian keluar dari villanya saat waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Damian kali ini menyetir sendiri karena dia tak mau momennya bersama Celine terganggu.
Sampai di perusahaan Damian dan Celine menjadi pusat perhatian. Pasalnya mereka berjalan dengan tangan saling bertaut
...****************...