🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 - Solusi
Elang menghela nafas panjang sambil mengusap kepala berulang kali. Ia lalu duduk ke kursi depan meja rias. Elang mengingat dua pelanggan rutin yang harus dirinya layani, yaitu Bu Viona dan Yolanda. Belum lagi para pelanggan lain yang akan memesannya di waktu tak menentu. Sekarang dia harus menambahkan Canda ke dalam daftar tersebut.
"Kau tidak perlu cemas, kau bisa melakukan apapun saat bersamaku dan itu tidak harus se-ks." Canda duduk ke sebelah Elang dan berbicara baik-baik.
Mata Elang langsung mendelik. "Benarkah itu?" tanyanya memastikan.
"Yah, tergantung moodku sih. Kalau aku lagi mau, kau juga harus mau," tanggap Canda.
'Nih cewek benar-benar sinting! Aku harus cari cara buat nyingkirin dia,' batin Elang.
"Ya sudah kalau begitu. Aku mau pulang," pamit Elang sambil berdiri. Namun tangannya dengan cepat dipegang oleh Canda.
"Apa lagi?!" geram Elang.
"Minta nomormu," kata Canda seraya menyodorkan ponselnya. Ia merekahkan senyuman manis.
Dengan terpaksa Elang memberikan nomornya pada Canda. Setelah itu, barulah dia pergi.
Elang melajukan motornya. Di sepanjang perjalanan, dia memikirkan cara untuk lepas dari Canda. Elang akhirnya memilih pergi menemui Rilly. Perempuan itu memang sudah seperti keluarga baginya. Rilly juga seringkali memberikan solusi atas masalah yang pernah dihadapi Elang.
Pintu segera dibuka oleh Rilly setelah Elang tiga kali memencet bel. Penampilan perempuan itu tampak acak-acakan. Terutama rambutnya. Rilly terlihat hanya mengenakan dress malam bertali spageti. Sepertinya dia tak mengenakan apapun dari balik dress itu. Elang bisa melihat jelas putting buah dadanya yang menonjol.
"Masuklah!" kata Rilly.
"Apa kedatanganku mengganggu?" tanya Elang sambil melangkah masuk. Dia kaget tatkala melihat Leo ada di apartemen Rilly. Cowok itu tampak bergegas mengenakan pakaiannya.
"Beritahu aku, ada masalah apa lagi kali ini?" tanya Rilly sambil duduk ke sofa.
Elang segera ikut duduk ke sofa. "Ada apa ini? Sepertinya kau tidak akan mengakhiri pekerjaanmu kan, Leo?" tukasnya.
Leo terkekeh malu. "Hehe... Sepertinya begitu," sahutnya sambil menggaruk kepala yang tak gatal.
Elang tersenyum sambil menggelengkan kepala. Kemudian perlahan dia lirik Rilly. Dirinya tentu tahu apa yang sudah perempuan tersebut lakukan bersama Leo.
"Kenapa kau menatapku begitu? Kau pun pernah melakukannya dulu," tukas Rilly.
"Benarkah?" Leo tampak kaget.
"Itu tidak penting. Yang penting sekarang adalah masalahku!" ungkap Elang. Dia segera menceritakan segala hal tentang Canda dan Leo.
"Jika orang tahu tentang pekerjaanku, maka otomatis semua orang juga akan tahu tentang bisnis Special Friend! Bantu aku menyingkirkan cewek itu!" kata Elang.
"Astaga, bisa-bisanya kau bertemu cewek mengerikan seperti itu," komentar Rilly. "Cewek begitu memang harus disingkirkan!" tambahnya.
"Tapi bagaimana? Membunuhnya? Tidak mungkin kan!" tanggap Elang.
"Hmmm... Coba kupikirkn dulu." Rilly melipat tangan di depan dada sambil menyandar ke sofa. Ia diam sejenak untuk berpikir.
Sementara itu, Elang hanya bisa menatap Rilly. Berharap perempuan tersebut bisa memberikan solusi yang bagus.
Rilly menjentikkan jarinya. Dia sepertinya sudah mendapatkan ide. Rilly pun segera memberitahukan idenya tersebut pada Elang.
"Itu ide bagus! Kapan kita akan melakukannya?" ujar Elang.
"Malam ini pun bisa kalau kau mau," tanggap Rilly.
"Bagus! Lebih cepat semakin baik!" sahut Elang. Dia merebahkan diri ke sofa. Elang mendengus lega setelah mendapat solusi dari Rilly. Dirinya sekarang berharap rencana perempuan itu bisa berjalan baik.