seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Aggam sudah tiba di kantor Bima. langsung naik ke ruangan Bima dan masuk tanpa mengetuknya yang membuat Bima kesal melihat Aggam karna mengagetkannya masuk tanpa mengetuk pintu ruangannya
Bima menghentikan kesibukannya di meja saat melihat Aggam duduk di sofa ruangannya dengan berpakaian santai, tidak menggunakan pakaian formal. padahal kan sekarang masih waktu bekerja. apa lagi Bima tahu Aggam pria yang tidak pernah meninggalkan pekerjaannya jika bukan Emergency.
"Ada apa... tumben kau pagi pagi sudah di sini dan tidak bekerja" tanya Bima melangkah mendudukkan tubuhnya di sofa dekat Aggam
"Aku ingin meminjam uang padamu" ujar Aggam tanpa basa basi sambil memijat pelipisnya.
Bima menyerjit" Dari semalam kau terus bertingkah aneh, memintaku memesan kan mu hotel, sekarang ingin pinjam uang lagi. ada apa dengan mu. apa kau di usir oleh paman Kusuma" tanya Bima sedikit becanda pada Aggam.
"Bukan cuma usir, aku juga di pecat dari jabatan ku, villa dan mobil serta kartu kredit ku semua di sita" jawab Aggam tidak menutupi apa pun dari Bima
"Whatttt!!!! Are u Really???" kaget Bima sambil berteriak menghadap ke Aggam.
"Ck, aku tidak budek" ketus Aggam pada Bima karna telinganya sakit mendengar teriakkan Bima.
Bima menyengir pada Aggam yang kesal padanya.
Aggam dan Bima memang sudah seperti bersaudara dari mereka kecil. dulu juga impian Bima bukan menjadi seorang pemimpin sama seperti Aggam, dia ingin menjadi seorang TNI tapi tidak di beri izin oleh kedua orang tuanya. walau pun mereka bersahabat dari kecil, tapi Bima tidak seperti Aggam yang biasa meminum minuman keras dan keluar masuk ke bar.
Boleh di katakan Bima adalah anak Mommy banget. karna jika terlambat saja dia pulang ke rumah, pasti Bundanya langsung menghubunginya dengan keadaan Cemas. bahkan Bima belum pernah yang namanya meniduri mana mana wanita. Bima sangat menghargai wanita, dan tidak ingin melewati batasnya jika wanita yang belum halal baginya. Bima juga biasa ke bar tapi hanya sebentar, dan tidak sampai meminum Alkohol. dia dan Aggam seusia, 31 tahun hanya saja Aggam sedikit lebih tua bulan dari Bima.
"Kenapa paman mengusir mu... pasti kau melakukan kesalahan kan., jangan bilang ini ada kaitannya dengan Rossa lagi" Tanya Bima penuh selidik
Bima juga tahu jika hubungan Aggam tidak di restui dengan Rossa.
"Hm." Aggam Hanya berdehem menjawab Aggam.
"Dasar... tau paman tidak membenarkan mu dengan Rossa, ya sudah, akhiri saja hubungan mu dengan Rossa, mudah bukan" santai Bima berujar pada Aggam. Bima juga sebenarnya tahu jika Rossa bukan perempuan baik baik. bahkan Bima tahu jika Rossa sudah sering melakukannya dengan Nardi sahabat Aggam juga sahabatnya. tapi Bima tidak ingin memberi tahu pada Aggam karna dia yakin pasti Aggam tidak mempercayainya.
" Auwww...." Teriak Bima karna Aggam melempar nya menggunakan hiasan yang berada di meja kecil depan sofa tempat Aggam duduk.
"Benar benar ya... anak sama mama sama saja... suka melakukan kekerasan. calon anak tiri seperti apa ini... " Oceh Bima ngawur kemana mana.
"Gila." umpat Aggam pada Bima yang bukan membantu hanya membuatnya bertambah pusing saja.
Bima melangkah mengambil dompetnya di meja kerjanya membuka kemudian mengambil satu kartu kredit milik nya. kembali menghampiri Aggam.
"Ini, guna kan saja. kodenya xxxx " Kata Bima memberikan Aggam kartu kredit.
Aggam kembali ingin bersuara tapi dengan cepat Bima memotongnya.
"No, kalau untuk pekerjaan I sorry bro.. aku takut sama paman Kusuma. aku tidak ingin dia menceramahiku , apa lagi jika papa mendengar nya. bisa bisa papa akan memutus kan kupingku." Ucap Bima cepat yang tahu niat Aggam ingin memintanya untuk bekerja di kantornya.