"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur Diluar
“Enak?"
"Hmm..... Enak banget!! Mas mau coba?" Keymira menyodorkan sumpitnya pada sang suami.
Ben melahap dimsum itu, dia bukan tipe yang suka makan jajanan seperti ini, tetapi bukan berarti Ben tak pernah merasakannya, kebanyakan lelaki memang jarang membeli makanan-makanan aneh apalagi hanya karena sedang viral.
"Enak kan, buka lagi mulutnya"
"Sudah, nanti kamu gak puas kalau saya minta terus"
"Baru sedikit kok, lagian masa dua puluh biji habis sama aku sendiri"
"Ya udah saya coba lagi"
Belum dua puluh menit makanan tersebut sudah ludes disantap berdua, Ben memakan sebanyak 7 dimsum, sedangkan Keymira memakan sisanya yaitu 13 dimsum.
Pantas saja badan Keymira sangat pulen, makannya banyak meskipun tingginya tidak seberapa, lambungnya bahkan lebih banyak ruang dibandingkan Ben Derrick.
"Kenyang banget, mas. Kayanya udah ini aku mau b3rak deh" keluh Key mengelus perutnya yang membuncit.
"Kan udah saya bilang makan nya jangan semua, bisa disisain buat besok lagi" ulang Ben.
"Habisnya enak banget, aku gak bisa berhenti buat ngunyah"
"Duduk dulu aja, biarin makannya dicerna sama lambung biar gak mual"
Alhasil mereka menonton tv lagi di ruang keluarga seperti waktu itu, hanya saja tak ada tantangan yang dibuat Keymira sebab dia sudah takut duluan untuk kalah.
"Tadi mas makan siang di resto mana? Kok jauh banget?"
"Di resto jepang dekat perusahaan klien, mereka yang menentukan tempatnya jadi agak jauh dari kantor saya"
"Sama kak Jennie?"
"Bukan, berdua dengan asisten baru saya" jawab Ben.
"Hah, asisten baru?!! Kapan mas punya asisten baru? Siapa namanya? Dia laki-laki? Kok mas gak bilang???" Sembur Key beruntun, dia syok sebab begitu cepat Ben Derrick mendapatkan asisten baru sejak dua hari yang lalu.
"Tenang dulu, biar saya jelaskan satu-satu"
"Ya udah kasih tau dong!"
"Namanya Zeroun dia pernah bekerja di perusahaan Grid Corp, dia direkomendasikan oleh asisten saya sebelumnya, awalnya saya ragu sebab dia keluar karena dipecat oleh tempatnya bekerja namun saat mendengar alasannya saya jadi tertarik untuk merekrut dia" jelas Ben.
Keymira mendengarkan dengan seksama, dia memang tidak terlalu suka membahas masalah pekerjaan, tapi sebagai seorang asisten pasti akan selalu ada disamping Ben Derrick seharian penuh, seorang asisten pasti akan sering berinteraksi dengan bos nya, alhasil Key tak mau lengah menentukan siapa tangan kanan suaminya, dia harus memastikan jenis kelamiin serta segala hal tentang orang tersebut.
"Emang apa alasan dia dipecat? Kok mas malah tertarik?" Key terheran.
"Dia dipecat karena membongkar kejahatan atasannya yang sudah melakukan korupsi, dari situ saya sudah bisa menebak karakteristiknya, saat saya tanya apa dia mau tutup mulut jika saya melakukan hal yang sama dia langsung menolak, dan tadi pun dia melakukan tugasnya dengan profesional"
Keymira langsung mengerti, dia kini tau apa yang dicari oleh Ben Derrick pada lelaki itu, sebuah kejujuran yang sangat mahal tak bisa dibeli hanya dengan materi, orang yang bersih akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
"Eh, tapi!"
"Kenapa?"
"Mas gak beneran mau ngikutin jejak mantan atasan asisten Zeroun itu kan?" Key menatap was-was sang suami, dia memicingkan mata untuk menyelidiki sikap Ben Derrick.
"Kenapa saya harus ngikutin jejak mereka?" Ben berbalik tanya.
"Soalnya tadi mas bilang kayak gitu"
"Itu kan saya cuma ngetes aja, Key. Bukan berarti saya berencana demikian"
"Awas ya kalau mas sampe main kotor, pokoknya aku gak akan maafin mas seumur hidup!" Ancam Key dengan wajah galak, tapi malah membuat Ben gemas ingin mengigit pipinya.
"Iya, saya janji. Saya juga benci hal-hal seperti itu, kamu juga jangan sampai ya"
"Aku? Mana mungkin aku main kotor, emang aku ngapain aja sampai harus kayak gitu, orang kerjaan aku di rumah mulu"
"Bukan tangan kamu yang main kotor" elak Ben.
"Terus?" Keymira menaikkan satu alisnya bingung, dia tak bisa berpikir apa yang Ben Derrick maksud, otaknya tak sampai untuk menjangkau kalimat bermakna ganda itu.
Jari telunjuk Ben menunjuk kening Keymira dan sedikit menekannya, kedua bola mata Key sampai bergerak ke atas menatap tangan Ben yang menyentuh jidatnya.
"Otak kamu yang kotor" celetuk Ben dengan lugas.
"Apa?!!" Keymira langsung tersulut mendengar penjelasan Ben yang menurutnya tak Benar sama sekali, Key pun menepis tangan Ben kemudian berkacak pinggang seraya membantah tuduhan tersebut.
"Mana ada ya! Enak aja pikiran aku kotor, emang sama suami sendiri gak boleh?"
"Boleh, boleh banget malah"
"Nah kan, terus kenapa mas ngelarang? Lagian kan otak aku udah dari sananya kayak gini!"
"Cuma mau ngingetin aja jangan sampe kotornya sama orang lain, cukup ke saya aja" jawab Ben dengan santainya bercakap demikian.
"Ya emang ke mas doang, kok! Gak kayak mas yang pikirannya pasti suka travelling ke banyak cewek"
"Otak saya bersih dan selalu berpikir hal-hal positif, kotor di waktu-waktu tertentu aja, itupun kalau kamu lagi godain saya" tutur Ben yang lagi-lagi membuat Keymira tertohok, dia sampai menganga oleh jawaban Ben Derrick barusan.
"Cuma mas doang lho yang bilang aku begini, orang lain enggak pernah tuh ngira aku kayak gitu"
"Karena orang lain belum tau, untungnya muka kamu ini polos dan sifat kamu lugu, tapi orang lain mana tau kalau otak kamu ini ternyata me sum"
"Ihhh.... Masss!!!"
Ben tergelak puas menjawab sahutan Keymira, wanita itu sampai menghentak-hentakkan tangan dan kakinya saking kesal atas perkataan Ben Derrick yang membuatnya malu seribu kali lipat.
Ben tak tahan untuk tidak mengigit pipi Keymira yang menggembung, didekatinya sang istri dan tanpa babibu Ben pun mengigit salah satu pipi Keymira dengan gemas sampai giginya membekas di kulit wajah perempuan berusia 23 tahun itu.
"Aww...!!" Pekik Key memegangi pipinya bekas gigitan Ben yang terasa nyeri.
"Kamu ini sebenarnya umur berapa sih? Kenapa masih lucu dan menggemaskan? Bahkan sifat kamu pun masih seperti anak sekolahan" ujar Ben memeluk Key bak anak kecil yang beraroma minyak telon membuat siapa saja ingin mendekapnya sambil mencium ceruk yang membuat betah.
"Tuh kan, mas ngejek aku lagi! Kenapa sih suka banget ngata-ngatain aku, mana ada anak sekolahan otaknya me sum"
"Jadi udah ngaku kalau otak kamu ini emang ngeres?"
"Akhhhhhh.... Mas Bennnnnnnnn!!!!" Keymira tak kuasa untuk tidak memukul Ben Derrick guna melampiaskan perasaan kesal, dan bisa-bisanya setiap perkataan Ben menjadi Boomerang bagi Keymira, membuatnya jadi skakmat dan tak mampu membalas.
"Sana sana... Gak usah deket-deket aku, gak usah cium-cium aku lagi"
Ben memandang Keymira sembari menahan tawa, Ben tau kalau sekarang Keymira sedang merajuk, tetapi dia tak akan menjauhi perempuan ini karena meskipun Key menyuruh Ben menjauh tetapi hatinya berkata yang sebaliknya.
"Marah?"
"Emang ada orang seneng mukanya kayak gini?!" balas Key.
"Iya juga ya, mana ada orang marah mukanya cantik"
"Jadi aku jelek?!!"
"Iya"
Plakkk!
"Semua cowok sama aja, malem ini mas gak boleh ke kamar, tidur diluar!"
"Hey, saya bercanda Key"
"Bodo amat!!"
lanjuuuttt kaka authoorr
little bos n baby bos nga dilanjutin ya