NovelToon NovelToon
PETAKA GHIBAH

PETAKA GHIBAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Trauma masa lalu
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Malam itu petir mengaum keras di langit, suara gemuruhnya bergema. Angin mengamuk, langit menangis, meneteskan air dengan deras. Alam seolah memberi pertanda, akan datang suatu bencana yang mengancam sebuah keluarga.

Clara seorang ibu beranak satu menjadi korban ghibah dan fitnah. Sampai mati pun Clara akan ingat pelaku yang sudah melecehkannya.

Akankah kebenaran akan terungkap?
Siapa dalang di balik tragedi berdarah ini?

Ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Korban Pertama

"AAAAAAAAAAAAA!!!"

Pria itu tersentak dan segera menjauh dari Dilara. Dia berusaha kabur dari rumah kosong itu. Tapi semua pintu dan jendela rumah kosong itu tiba-tiba menutup rapat. Pria itu merasa mual, dia memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya. Keluarlah darah segar yang baru saja ditelannya.

Pria itu memandangi Dilara dengan perasaan jijik. Dilara yang sudah berubah menjadi sosok yang menyeramkan dengan wajah yang hancur, hitam, gosong, melayang menghampirinya.

"Apakah aku tidak cantik? Bukannya kamu suka tubuh ku?" Sosok itu menyeringai.

"Siapa kamu?" Pria itu terus berusaha membuka pintu bahkan dia mencoba mendobrak pintu.

"Apa kamu tidak mengingat ku? Lihat aku baik-baik!"

Sosok itu keluar dari tubuh Dilara. Dilara jatuh tidak sadarkan diri. Sosok itu menampakkan diri. Dia berubah menjadi wanita yang sungguh cantik.

"Ka ... kamu Clara?"

"Apa kamu ingat? Apa sekarang kamu sudah tidak menyukai tubuh ku!"

Clara mengangkat kedua tangannya, Clara melemparkan beberapa vas bunga besar yang ada di rumah ku.

CRAAANG!

CRAAANG!

Darah segar mengalir deras di kening dan kepala pria itu. Pria itu merintih sambil memegang kepalanya. Matanya berkunang-kunang, jalannya mulai sempoyongan.

"Ampun Clara, ampun,"

Dengan kedua tangannya yang panjang Clara mencekik leher pria itu.

"Am ... ampun!" Pria itu berusaha melepaskan cengkraman Clara.

Clara semakin mengeratkan cengkeraman tangannya. Mengangkat batang leher pria itu hingga pria itu menghentak-hentakkan kakinya ke udara.

"Katakan! Siapa yang memerintahkan mu!" Clara melihat bayangan masa lalu dari benak pria itu. Malam sebelum ajal menjemputnya.

Clara melepaskan cekikikannya. Tubuh pria itu jatuh dengan keras ke bawah. Dengan terbatuk-batuk sembari memegang lehernya yang memerah, pria itu memohon pengampunan kepada Clara.

Hanya beberapa detik Clara memberikan waktu untuk pria itu bernapas. Clara kembali mengangkat tubuh pria itu dan mengikatnya di salah satu tiang yang ada di rumah kosong itu. Pria yang namanya tidak dikenal Clara itu dipaksa memeluk tiang. Clara mencambuk punggung pria itu dengan dua kali cambukan. Pria itu menjerit histeris, tubuhnya mati rasa.

"AAGGGGHHH! Ampuuuun! Ampuuuuun!" teriaknya.

"Ini tidak seberapa dengan apa yang kalian lakukan! Kamu pantas menerimanya!"

Clara melepaskan ikatan pria itu. Clara mengendalikan tubuh pria itu. Pria itu hanya pasrah saat tubuh lemahnya berjalan sendiri ke arah dapur. Dengan gemetaran dia membuka laci yang ada di dapur. Dia mengambil pisau dapur dengan tangan kanannya. Dia menggelengkan kepalanya di saat tangan kirinya melepaskan celana kolornya.

Pria itu menangis, kembali memohon kepada Clara agar memaafkannya. Dia berjanji akan membawa Clara kepada teman-temannya. Clara kembali melihat memori yang ada di benak pria itu. Clara mengambil memori pria itu dan menyimpannya di kepalanya. Clara tertawa lepas. Suaranya menggelegar membuat merinding bulu roma.

Kini pria itu sudah tidak memakai apa-apa. Darah segar terus mengalir di tubuhnya. Pria itu dengan tangan kirinya meraba-raba 'pusakanya'. Pria itu menangis, dia tau apa yang akan Clara lakukan pada 'pusakanya'. Clara terus mengendalikan tangan pria itu melakukan gerakan naik turun agar 'pusaka' pria itu tegak berdiri.

"Ampuuunnnn, jangaaaaaan!" Pria itu terus berteriak.

Dan dengan wajah yang menegang, pria itu memotong sendiri 'pusakanya' dengan pisau dapur yang ada di tangan kanannya.

"AAAAGGGGHHHHHH!"

Pria itu jatuh merosot, meringkuk di dinginnya lantai dapur. Tangisan pilu menyayat hati memenuhi rumah kosong itu. Clara tidak perduli.

"Bagaimana rasanya? Sakit? Tentu saja tidak. Kalian juga saat itu tidak perduli dengan keadaanku! Kalian berempat menyakiti seorang wanita yang tak berdaya! Rasakan ini!!!!"

Clara mendorong pundak pria itu. Clara juga menancapkan pisau dapur itu tepat ke dadanya. Pria itu mengeluarkan darah segar dari mulutnya. Matanya melotot ke arah Clara. Clara juga dengan sadisnya memasukkan penggalan 'pusaka' pria itu ke dalam mulutnya. Pria itu menghembuskan napas terakhirnya.

Clara membakar bagian depan rumah kosong itu. Tidak berapa lama kepulan asap hitam menjulang tinggi. Para warga yang melihat berlarian memadamkan api. Para warga juga memanggil pemadam kebakaran.

Sementara itu, Dira, Salman yang terus mencari Dilara, mendengar raungan sirine pemadam kebakaran dan mobil pemadam itu melewati mereka. Mereka pun berlari mengikuti kemana mobil pemadam kebakaran berhenti. Mereka melihat sebuah rumah kebakaran.

Untung api berhasil dipadamkan dan tidak menjalar ke rumah warga. Mereka juga melihat mayat seorang pria yang meninggal dengan kondisi yang memilukan. Punggungnya dipenuhi luka bekas cambukan dan mulutnya tersumpal alat vitalnya.

"Apa yang terjadi? Apa dia baru saja diculik?" tanya Salman.

"Sungguh kejam. Mungkin dia pernah menyakiti seseorang dan orang itu dendam," jawab Dira.

Mereka meninggalkan tempat kebakaran kembali ke jalan besar untuk mencari Dilara.

"Dilaaaaaaaaaa!" Salman melihat Dilara diujung jalan sana.

Mereka menghampiri Dilara yang terduduk di pinggir jalan memegang kepalanya. Salman sangat mengkhawatirkan Dilara. Dia memeriksa keadaan Dilara memastikan Dilara tidak terluka.

"Ka, kok aku bisa ada di sini?" Dilara memperhatikan sekitar.

"Apa kamu tidak ingat sesuatu?" tanya Salman.

"Aku ingat ...." Dilara memandangi Dira. Hal terakhir yang diingatnya hanya ungkapan cinta Dira. Tidak mungkin Dilara mengatakan hal itu kepada Salman. Salman pasti akan terus menggodanya.

"Ingat apa?" Salman penasaran.

"Hmmm, Kak, aku lapar." Dilara memegangi perutnya yang mulai keroncongan.

Dira, Dilara dan Salman mampir ke warung pinggir jalan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat Dilara duduk. Mereka memesan nasi kuning menu favorit di warung makan itu. Ada yang lain dari Dilara hari ini. Porsi makannya tiga kali lebih besar dari biasanya.

"Dila, kamu lapar apa doyan?" tanya Salman.

"Lapar banget Kak. Aku juga capek. Berasa jadi kuli, tenaga ku terkuras habis. Kak aku udah kenyang. Aku capek banget gak bisa jalan," Dilara menyenderkan punggungnya di kursi.

"Kak Salman pesan taxi online," Salman memesan taxi lewat aplikasi.

Mereka pun masuk ke dalam taxi. Dilara terlihat begitu lelah. Dilara tiduran di pundak Salman. Salman mengatur posisi duduknya agar Dilara yang duduk di tengah merasa nyaman. Dira yang duduk di samping kiri Dilara masih mencaritahu apa yang dilakukan Dilara. Apa Dilara kecapean karena habis loncat dari balkon kamarnya dan berlari saat mengejar seseorang. Dan siapa orang yang dikejar Dilara.

Dira mencoba mengingat wajah pria yang ada di depan ruman Salman. Rasanya sulit karena saat itu Dira hanya melihat punggung pria itu. Dira melihat ke sisi kiri jalan raya. Dan Dira tidak sengaja bertatapan dengan seorang wanita cantik yang wajahnya mirip dengan Dilara.

Dira membuka kaca jendela taxi. Dia menjulurkan kepalanya ke arah belakang. Dan wanita itu dalam sekejap mata menghilang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
😱😱😱🥶😰
Aila
inalillahi
Aila
/Toasted/
Queen
kok pingsan, knp gak ko oit az
Queen
iiiiiiiii 😰
Queen
kirain Bobby juga pelakunya
Queen
lidahnya memang tajam
Queen
hadeeehh
Queen
astaga
Queen
tuh kn nenek tua dari Desa Ghibah
Queen
rasain
Queen
😱
Queen
🥶
Queen
jgn² ini dia si nenek tua penyebar ghibah yang mengakibatkan fitnah. pembunuh Clara.
Aila
yahhhhh, dikit amatttt 🤪
Aila
Betul³
Queen
Wiiihhhh jadian 😍
Queen
Msh misteri
Queen
Jadi kasian
Aila
nah ?????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!