Cerita ini Mengisahkan Seorang Guru Fisika Bernama Yayan, dan Guru Kimia bernama Ribca Yang Berjodoh karena Dijodohkan oleh Siswa-siswi di sekolah tempat mereka mengajar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21: Melangkah Menuju Masa Depan
Suasana pagi di universitas terasa cerah, memberi semangat baru bagi setiap mahasiswa yang bergegas menuju kelas. Jovan dan Sapina, setelah melalui banyak perjalanan bersama, kini berdiri di ambang pintu menuju tahap selanjutnya dalam kehidupan mereka. Dengan tugas-tugas yang menumpuk dan projek-projek yang menanti, mereka tahu bahwa masa depan sudah menunggu di depan mata.
Setelah menyelesaikan semester terakhir mereka, Jovan dan Sapina merencanakan perjalanan untuk merayakan kelulusan yang telah lama mereka impikan. “Bagaimana kalau kita pergi ke pantai setelah semua ujian selesai?” saran Jovan, memandang Sapina dengan harapan.
“Tentu! Aku sudah lama ingin pergi ke pantai. Ini akan menjadi momen yang sempurna untuk merayakan semuanya,” balas Sapina, wajahnya bersinar penuh antusiasme.
Selama beberapa minggu ke depan, keduanya sibuk mempersiapkan diri untuk ujian akhir. Mereka belajar bersama di perpustakaan, mempersiapkan materi, dan saling mendukung satu sama lain dalam menghadapi tekanan akademis. Meski merasa lelah, mereka tidak pernah kehilangan semangat, dan setiap kali satu ujian selesai, mereka merayakannya dengan makan siang di kafe favorit mereka.
Akhirnya, ujian terakhir pun tiba. Ruang ujian dipenuhi dengan suasana tegang, tetapi Jovan berusaha tetap tenang. Ia menatap Sapina yang duduk di sebelahnya, memberi senyuman penuh semangat. “Kita bisa melakukannya!” bisiknya.
Sapina mengangguk, menguatkan tekadnya. “Ya, kita bisa!” Setelah beberapa jam yang penuh tekanan, mereka akhirnya menyelesaikan ujian akhir. Ketika bel berbunyi, menandakan bahwa waktu ujian telah berakhir, keduanya melompat dari kursi, berteriak gembira.
“Selamat, kita lulus!” seru Sapina, memeluk Jovan erat. Perasaan lega dan bahagia memenuhi hati mereka.
Dalam beberapa minggu ke depan, mereka menunggu hasil ujian dengan penuh harapan. Untuk meredakan ketegangan, Jovan dan Sapina mulai merencanakan perjalanan ke pantai. Mereka mencari informasi mengenai tempat yang ingin mereka kunjungi, serta aktivitas yang bisa dilakukan di sana.
“Bagaimana kalau kita mencoba surfing?” tanya Sapina, matanya berbinar penuh semangat.
“Surfing? Itu bisa jadi tantangan, tapi aku suka tantangan! Mari kita coba,” jawab Jovan, tertawa.
Di malam sebelum keberangkatan, Jovan dan Sapina bertemu di kafe untuk merayakan kelulusan mereka dan membuat rencana terakhir. Mereka berbagi makanan ringan sambil berbincang tentang masa depan. “Setelah ini, apa rencanamu, Jovan?” tanya Sapina sambil menyesap kopinya.
“Aku ingin melanjutkan studi di bidang lingkungan. Aku percaya masih banyak yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan planet ini,” jawab Jovan dengan semangat.
Sapina tersenyum, merasa bangga pada sahabatnya. “Kamu akan melakukan hal-hal besar, Jovan. Aku yakin itu. Dan aku ingin terlibat dalam penelitian di bidang kesehatan masyarakat. Kita bisa membuat perubahan di berbagai aspek kehidupan,” kata Sapina.
Malam itu, mereka merencanakan setiap detail perjalanan mereka. Setelah berjanji untuk menikmati setiap momen, mereka pun sepakat untuk tidak membahas ujian atau pekerjaan dalam perjalanan itu.
Keberangkatan ke pantai dimulai dengan penuh semangat. Jovan dan Sapina mengemudikan mobil mereka melewati jalanan yang berkelok-kelok, dikelilingi pemandangan hijau yang menakjubkan. Tawa dan canda mengisi perjalanan, menghilangkan semua tekanan yang mereka hadapi selama ini.
Sesampainya di pantai, mereka disambut oleh suara deburan ombak dan aroma laut yang menyegarkan. Mereka berdua berlari ke arah pantai, merasakan pasir di bawah kaki mereka. “Kita akhirnya di sini!” teriak Sapina, melompat gembira.
Setelah menyimpan barang-barang, mereka segera bergegas untuk mencoba surfing. “Ingat, jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal teknis. Nikmati prosesnya!” Jovan memberi saran kepada Sapina saat mereka mengenakan papan selancar.
“Saya tidak sabar!” teriak Sapina sambil menggenggam papan selancarnya. Mereka berlari ke arah ombak, meluncur dengan gembira. Meskipun jatuh beberapa kali, kegembiraan dan tawa mereka tidak pernah pudar.
Di malam hari, mereka duduk di tepi pantai sambil menikmati pemandangan matahari terbenam yang indah. “Kau tahu, ini adalah momen yang sempurna. Kita harus melakukan ini lagi di masa depan,” ungkap Jovan, matanya berkilau melihat keindahan alam.
“Setuju! Kita harus membuat ini menjadi tradisi setiap tahun,” jawab Sapina, merasakan kedamaian di hatinya. Mereka terdiam sejenak, menikmati keindahan malam yang datang, sementara bintang-bintang mulai bermunculan di langit.
Beberapa hari berlalu dengan cepat. Jovan dan Sapina menjelajahi pantai, menikmati setiap momen bersama teman-teman mereka. Dalam perjalanan pulang, mereka menghabiskan waktu berbagi impian dan harapan, membicarakan apa yang ingin mereka capai di masa depan.
Setibanya di rumah, mereka menunggu dengan cemas hasil ujian. Ketika pengumuman itu tiba, mereka membuka laman hasil ujian dengan jantung yang berdebar. Jovan tidak bisa menahan napasnya. “Ayo, kita lihat hasilnya bersamaan!” ajaknya.
Dengan jari yang bergetar, mereka membuka halaman hasil ujian. Saat mereka melihat hasilnya, wajah mereka memancarkan kebahagiaan. “Kita lulus dengan baik! Aku tidak percaya!” seru Sapina, melompat kegirangan.
Jovan memeluknya erat. “Kita melakukannya! Semua kerja keras kita terbayar!” Terharu, mereka tidak bisa menahan air mata bahagia.
Keesokan harinya, mereka merayakan keberhasilan mereka bersama teman-teman di kampus. Dalam suasana meriah itu, mereka berbagi cerita tentang perjalanan mereka dan rencana masa depan.
Satu malam, saat mereka duduk di sebuah kafe, Jovan menatap Sapina. “Sapina, aku sangat bersyukur bisa melakukan semua ini bersamamu. Kita telah melalui banyak hal bersama. Aku tidak bisa membayangkan melakukannya tanpa kehadiranmu,” ungkapnya, serius.
“Aku juga merasa demikian, Jovan. Kita telah menjadi bagian penting satu sama lain,” jawab Sapina, merasakan kedalaman perasaannya. Dalam momen itu, keduanya menyadari bahwa hubungan mereka telah tumbuh menjadi lebih dari sekadar persahabatan.
Di penghujung malam, Jovan memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya. “Sapina, aku ingin kita tidak hanya menjadi teman. Aku ingin kita melangkah ke tahap selanjutnya. Aku ingin bersamamu, berjuang bersama, dan menghadapi masa depan ini bersama,” katanya dengan tulus.
Sapina terkejut, tetapi senyumnya menunjukkan bahwa ia merasakan hal yang sama. “Jovan, aku juga ingin itu. Kita bisa melangkah bersama. Kita memiliki tujuan yang sama, dan aku percaya kita bisa saling mendukung,” balasnya, merasa lega setelah berbagi perasaan.
Dengan perasaan baru yang tumbuh di antara mereka, Jovan dan Sapina melangkah ke masa depan yang penuh harapan. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka akan terus berlanjut, dan bersama-sama, mereka akan menghadapi segala tantangan yang ada.
Waktu berlalu, dan Jovan dan Sapina melanjutkan studi mereka di universitas dengan semangat baru. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan akademis dan sosial, membangun jaringan yang lebih luas. Dalam prosesnya, mereka terus saling mendukung, berusaha mencapai impian masing-masing.
Setelah beberapa tahun, mereka meraih gelar sarjana dengan hasil yang memuaskan. Dalam momen kelulusan, mereka berdiri berdampingan, siap untuk menghadapi dunia. “Kita telah datang sejauh ini. Mari kita lihat apa yang akan datang selanjutnya,” ujar Jovan, merangkul Sapina dengan penuh harapan.
“Mari kita buat setiap momen berarti. Ini baru permulaan!” balas Sapina, menyadari bahwa perjalanannya baru saja dimulai. Mereka melangkah ke masa depan dengan kepercayaan diri dan cinta yang semakin dalam.
Seiring berjalannya waktu, Jovan dan Sapina terus bekerja keras, tidak hanya dalam akademik, tetapi juga dalam kehidupan pribadi mereka. Mereka terlibat dalam berbagai proyek sosial dan lingkungan, berusaha memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dengan setiap langkah yang diambil, mereka semakin yakin bahwa bersama, mereka dapat mencapai apa pun yang mereka impikan. Jovan dan Sapina menemukan kebahagiaan dalam perjalanan mereka, membangun masa depan yang penuh cinta, harapan, dan impian yang tak terbatas.
Akhirnya, saat mereka berdiri di tepi laut, melihat ombak berdebur, mereka tahu bahwa apa pun yang terjadi, mereka akan selalu bersama. Dan cinta yang telah tumbuh di antara mereka adalah fondasi untuk perjalanan selanjutnya dalam kehidupan mereka.
Bersambung........
btw.. semngat ya kak author nya/Chuckle/