Nindya seorang sekertaris yang sangat amat sabar dalam menghadapi sikap sabar bosnya yang sering berubah suasana hati. Hingga tiba-tiba saja, tidak ada angin atau hujan bosnya dan keluarganya datang ke rumahnya dengan rombongan kecil.
Nindya kaget bukan main saat membuka pintu sudah ada wajah dingin bosnya di depan rumahnya. Sebenarnya apa yang membuat bos Nindya nekat datang ke rumah Nindya malam itu, dan kenapa bosnya membawa orang tuanya dan rombongan?
Ayo simak kelanjutan ceritanya disini🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Mendapatkan perintah dari Kaivan, Nindya segera melaksanakannya. Dia segera menelpon sekertaris Jabasa untuk menggagalkan permintaan kerja sama, tapi sayang kerja sama yang diminta oleh Nindya sudah mulai diproses. Karena prosedur dari perusahaan Jabasa kalau permintaan kerja sama akan dibatalkan saat sudah mulai diproses maka harus pembatalan harus dilakukan perusahaan Jabasa sendiri.
Nindya pun segera berangkat menuju perusahaan Jabasa. Setelah sampai sana Nindya langsung menuju ruangan petinggi perusahaan. Sampai di depan ruangan CEO perusahaan Jabasa, Nindya bertemu dengan Kairo.
"Nindya? kamu ngapain ada disini?" tanya Kairo.
"Aku mau nemuin CEO dari perusahaan ini ada hal penting yang harus aku bahas, sedangkan kamu ngapain ada disini? Apa kamu kerja disini?"
"Iya aku kerja disini."
"Wah kenapa aku baru tahu saat ini?"
"Ya kan kita udah lama enggak kontekan, ya sudah sana kamu masuk" Nindya mengangguk lalu masuk ke dalam.
Saat masuk ke dalam, CEO perusahaan Jabasa sedang sibuk dengan laptopnya. "Maaf permisi pak."
Pria itu mendongak dan melihat kehadiran Nindya. Pria itu berdiri menyambut Nindya lalu menyuruh Nindya untuk duduk di kursi tamu.
"Terima kasih pak" Daniel CEO Jabasa pun mengangguk sambil tersenyum.
"Maaf pak sebelumnya, kedatangan saya kesini karena ingin membatalkan kerja sama antar perusahaan kita."
Melihat ada penolakan dari Daniel, Nindya pun berusaha untuk menjelaskan dengan baik tanpa menyinggung antar perusahaan.
"Kenapa bisa kerja sama ini dibatalkan begitu saja, saya tidak bisa menerimanya."
Nindya pun mulai menjelaskan tanpa menyalahkan perusahaan Jabasa sama sekali. Nindya menjelaskan dengan pelan dan jelas hingga membuat Daniel mampu menerima pembatalan kerjasama.
"Bagaimana pak apakah anda setuju dengan pembatalan kerjasama?"
"Baik saya terima alasan yang kamu berikan kepada saya, saya menerima pembatalan kerjasama ini."
Mereka berdua sepakat dan berdiri bersama lalu saling menjabat tangan tanda setuju. Nindya pun memberikan sebuah map yang berisi perjanjian pembatalan kontrak. Dengan cepat Daniel pun menandatangani berkas itu.
"Baik, kalau begitu saya pamit pulang.
"Sebentar nona, apakah nona tidak ingin minum kopi dengan saya terlebih dahulu disini?" Daniel memberikan tawaran dengan memasang wajah genit yang membuat Nindya risih seketika.
"Maaf pak saya tidak bisa karena kerjaan saya masih banyak di kantor lagian saya juga pamit keluar sebentar dengan pak Kaivan nanti kalau saya tidak segera kembali ke kantor takutnya beliau mencari saya" tolak Nindya dengan sopan agar Daniel tidak tersinggung dan marah.
"Yah...sayang sekali padahal saya ingin menghabiskan waktu sire ini denganmu nona."
"Maaf ya tuan saya tidak bisa."
"Kalau tidak nona Nindya berikan saya nomor telepon anda nanti biar saya bisa membuat janji temu secara pribadi dengan anda."
"Maaf pak saya tidak hafal nomor telepon saya sendiri, permisi pak."
Melihat Daniel yang tidak gentar berusaha untuk dekat dengannya malah membuat Nindya risih. Dengan cepat Nindya meraih tas dan berkas pembatalan kontrak lalu segera berjalan menuju pintu. Daniel yang melihat Nindya keluar pun dia tidak tinggal diam, Daniel terus mengikuti Nindya dibelakangnya.
"Nona Nindya apakah anda perlu saya antar kembali ke perusahaan?" tawar Daniel.
"Tidak usah pak, saya tidak mau merepotkan anda yang saat ini sepertinya kelihatan sangat sibuk sekali" ucap Nindya menampilkan senyum karirnya agar raut wajah risihnya tidak terlihat.
"Saya tidak merasa direpotkan atau sibuk, saya saat ini sungguh sangat senggang kalau hanya mengantarkan nona cantik seperti anda."
"Tidak perlu pak saya bisa naik ojek."
"Jangan naik ojek dong cantik, nanti kamu malah kepanasan."
"Tidak papa pak saya sudah terbiasa kepanasan, saya permisi pak" Nindya langsung lari kencang agar terhindar dari jeratan buaya tua seperti Daniel.
Sedangkan Daniel yang melihat kepergian Nindya yang terburu-buru itu pun hanya tersenyum sambil terus melihat bokong Nindya yang bergoyang sensual. Daniel yang melihat bokong Nindya pun menjilat bibir bawahnya sensual.
"Cantik sekali sekertaris Kaivan itu, beruntung sekali Kaivan bisa mendapatkan sekertaris seperti Nindya yang tidak hanya cantik tapi seksi juga. Pasti Kaivan tidak akan bisa menolak kecantikan Nindya" gumam Daniel lalu masuk kembali kedalam ruangannya.
Kembali lagi ke posisi Nindya, saat sudah berada di lobby kantor baru Nindya bisa bernafas lega. Nindya sangat amat benci dengan perilaku yang dilakukan oleh Daniel tadi.
"Hai Nindya!" panggil Kairo yang ada dibelakang Nindya, Nindya membalikkan tubuhnya ke belakang dari asal suara.
Nindya tersenyum melihat Kairo yang mulai mendekatinya. "Ada apa Kairo?"
"Kamu mau pulang ke kantormu kan?"
"Iya, kenapa?"
"Ayo aku antar."
"Lah kan kamu kerja mas malah nganter aku pulang ke tempat kerjaku?"
"Ya enggak papa, sekalian aja aku juga mau keluar dan searah sama tempat kerjamu. Udah ayo cepat ke tempat parkir dulu untuk mengambil mobilku."
"Ini beneran enggak papa?"
"Enggak papa, ayo jangan ragu gitu" Kairo menggenggam tangan Nindya erat lalu menggeretnya pelan mengikuti langkah kakinya.
Sampai di samping mobil Kairo membukakan pintu untuk Nindya terlebih dahulu baru Kairo masuk ke dalam raung kemudi. Setelah mobil dinyalakan, mobil pun melaju pelan ke jalanan. belum sampai perusahaan Kairo berhenti di pinggir jalan.
"Ngapain kita berhenti disini?" tanya Nindya bingung.
"Sebentar aku beliin camilan buat kamu kerja agar lebih semangat kerjanya, kamu tunggu disini dulu ya biar aku beliin camilan untuk kamu" Kairo turun dari mobil dan berjalan menuju toko donat yang memang langganan keluarga Nindya.
"Kairo pengertian banget sih, pasti ceweknya seneng banget deh punya cowok seperti Kairo."
sambil menunggu Kairo masuk kembali ke dalam mobil, Nindya memainkan teleponnya. Saat asik membalas pesan Adel notifikasi panggilan pun terlihat dari Kaivan.
"Iya ada apa pak?"
"Kamu kemana?"
"Saya masih ada di jalan pak, tadi dari kantor Jabasa."
"Kenapa kamu lama sekali pulang ke perusahaan padahal kamu hanya saya suruh untuk membatalkan kontrak kerjasama."
"Ini saya sebentar lagi akan sampai perusahaan pak."
"Ini Nindya donat untuk kamu" ucap Kairo yang baru saja masuk ke dalam mobil lalu memberikan sekotak donat dihadapan Nindya.
"Makasih ya Kairo" Kairo mengangguk dan tersenyum.
"Hallo Nindya! Kamu masih dengar suara saya kan?!" ucap Kaivan dengan teriak ditelpon.
"Iya pak saya dengar suara anda."
"Cepat pulang ke perusahaan dalam liam belas menit, kalau kamu enggak segera sampai tunggu hukuman dari saya!"
Setelah mengatakan itu Kaivan mematikan sambungan telepon. Kairo yang mendengar itu pun segera menyalakan mesin mobilnya melaju dengan cepat menuju ke perusahaan Nindya agar segera sampai. sepuluh menit kemudian mobil Kairo sudah sampai di depan perusahaan Kaivan.
"Makasih ya Kairo."
"Iya sama-sama, cepat sana masuk ke perusahaan agar tidak kena hukuman dari bosmu."