Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Setelah sampai sekolah, hal pertama yang Rachel lakukan adalah dia bercerita panjang lebar kepada sahabatnya. Gebby adalah satu-satunya sahabat yang Rachel punya.
Orang yang pertama ingin Rachel ceritakan kepada Gebby adalah tentang guru idolanya, siapa lagi kalau bukan Alvin.
"Jadi Pak Alvin menawarkan tumpangan sama kamu lagi, Hel?" Tanya Gebby dengan suara pelan. Mereka sedang berbicara berdua di dalam kelas dengan suara sepelan mungkin.
Rachel menganggukkan kepalanya, "Iya, makanya aku bisa datang lebih cepat ke sekolah."
Gebby pun terdiam sejenak, kemudian dia berkata, "Kok aku curiga ya, apa mungkin Pak Alvin naksir kamu ya? Kayaknya dia cuma perhatian sama kamu aja."
Rachel malah tertawa kecil, "Gak mungkin lah. Masa ada guru naksir muridnya."
"Banyaklah, Hel. Emang kamu gak tahu dengan berita yang lagi viral tentang guru dan muridnya?"
Rachel pun berdecak, "Ish. Hubungan kami tidak seperti itu. Pak Alvin memang orangnya sangat baik kok, kepada siapapun pasti dia selalu ingin menolong."
"Tapi kalau seandainya Pak Alvin naksir kamu bagaimana?" Tanya Gebby kembali.
Pertanyaannya Gebby membuat Rachel terdiam. Mungkin karena dia pun tidak tahu perasaannya kepada Alvin hanya sebatas kagum atau memang ada perasaan lebih. Hanya saja selama ini dia mencoba untuk membatasi diri agar tidak berharap lebih kepada gurunya itu. Lagian mana mungkin Alvin naksir kepadanya.
"Pak Alvin adalah guru yang tampan dan sangat baik. Apa ada perempuan yang rela menolaknya? Dia sangat jauh berbeda dengan si kuyang."
Gebby pun tertawa kecil setiap kali mendengar nama kuyang. Mungkin karena Gebby sudah sering mendengarkan curhatan Rachel tentang bosnya itu.
"Pasti bosmu mengomeli kamu lagi." Tebak Gebby.
"Iya, kemarin dia mengomeli aku hanya gara-gara setitik debu. Coba bayangkan hanya gara-gara setitik debu sampai aku terancam akan dipecat?" Cerita Rachel dengan nada kesal.
Gebby pun tertawa sampai perutnya merasakan sakit. "Kayaknya bos kamu itu super bersih banget. Kuman pun akan trauma berdekatan dengan dia."
Rachel mengkoreksi perkataan Gebby, "Mulai sekarang si kuyang itu bukan bos aku lagi. Aku sudah mengundurkan diri. Jadi aku tidak akan pernah bertemu dengan dia lagi."
Gebby terperangah mendengarnya, "Wah! Jadi kamu sudah mengundurkan diri? Tapi aku penasaran seperti apa mantan bos kamu itu."
"Pokoknya dia itu sangat menyeramkan. Makanya banyak karyawan yang diam-diam memanggil dia kuyang, ada juga yang memanggil dia killer bos. Tapi menurut aku killer bos itu terlalu keren. Aku lebih suka memanggil dia kuyang, dia memang makhluk yang sangat mengerikan. Tapi berhubung dia sudah tidak menjadi bos aku lagi, ini terakhir kalinya aku cerita tentang si kuyang. Aku sudah merdeka. Tidak akan berurusan dengan dia lagi."
Kemudian Rachel teringat dengan kalung yang dia temukan tadi malam, "Oh iya, semalam aku menemukan..."
Rachel tidak meneruskan perkataannya ketika dia melihat ada kepala sekolah masuk ke dalam kelas. Padahal bel tanda masuk belum berbunyi.
Rachel dan Gebby pun segera berdiri, mereka sedikit membungkukan badan dengan pertanda hormat, "Selamat pagi, Pak." Sapa Rachel dan Gebby hampir bersamaan.
Entah mengapa kepala sekolah yang bernama Pak Wisnu itu terlihat sangat tegang, kemudian dia menganggapi sapaan Rachel dan Gebby. "Emm... Selamat pagi juga."
Pak Wisnu pun berkata kepada Rachel, "Rachel, hari ini sekolah kedatangan tamu terhormat. Dia adalah cucu dari pemilik sekolah ini. Kebetulan dia ingin tahu siapa ketua OSIS di sekolah ini. Jadi kamu di suruh untuk datang menemuinya."
Gebby pun berseru sambil berbisik kepada Rachel, "Wah selamat, Hel. Kayaknya kamu akan ketiban durian runtuh nih."
Rachel hanya tersenyum tipis. Apakah benar dia akan ketiban durian runtuh pagi-pagi begini? Dia pun sangat penasaran mengapa cucu dari pemilik sekolah itu ingin bertemu dengannya.
Tak lama kemudian Rachel pun segera pergi menuju ruangan khusus pemilik sekolah. Setelah sampai di depan ruangan tersebut, dia segera membuka pintu ruangan itu.
Ceklek!
"Permisi Pak, saya ketua O..."
Rachel sangat terperanjat ketika melihat seseorang yang sedang duduk sendirian di dalam ruangan tersebut. Apakah dia tidak salah lihat atau matanya sedang bermasalah, mengapa mantan bosnya yang sangat menyebalkan itu berada di ruangan khusus pemilik sekolah?
Mata Rachel memang tidak bermasalah. Apa yang dilihat oleh Rachel memang sangat nyata. Pria yang berada di hadapannya itu adalah Maxime.
Maxime terlihat sedang tersenyum smirk memandangi Rachel. Seperti biasanya dengan memperlihatkan sikapnya yang angkuh. Sepertinya Maxime hanya ingin membuat Rachel sadar diri bahwa dia bukanlah orang yang bisa diperlakukan seenaknya oleh bocah tengil itu. Hanya Rachel satu-satunya orang yang berani seperti itu kepadanya, membuat Maxime tidak terima.
kasih juragan es batu dulu, udah lama gak ada hareudang nya😁
lari sejauh mungkin biar Max frustasi coz kehilangan kamu.
sy yakin sudah ada benih Max yg tertinggal di rahim kamu.