Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
"Ayo kak" ajak ayu saat sudah di dekat Abraham.
Abraham yang tadinya menunggu sambil bermain ponsel pun langsung tersadar lalu menoleh dan menyimpan ponselnya di saku celananya.
"oh mari nek, sini yu biar aku bawain" ucap Abraham yang ingin membantu membawakan parcel yang di pegang ayu.
"nggak usah kak, biar aku aja" ucap ayu lembut.
" oh ya udah kalau gitu" ucap Abraham yang berjalan terlebih dahulu lalu membukakan pintu mobil untuk ayu dan nenek saroh. " silahkan nek" ucap Abraham.
" makasih nak" ucap nenek saroh yang naik ke dalam mobil terlebih dahulu lalu di ayu ingin menyusul neneknya." Kamu di depan aja nduk nemenin nak braham" ucap nenek saroh yang menghentikan aksi ayu saat ingin melangkah naik mobil.
Ayu pun memandang Abraham yang masih berada di sisi mobil meminta persetujuan Abraham.
" terserah kamu aja yu, di belakang juga nggak papa kok" ucap Abraham dengan tersenyum.
" biar nemenin nak braham aja" ucap nenek saroh lagi.
Mau tidak mau ayu pun menutup pintu belakang dan menuju ke depan.
Namun saat ingin membuka pintu Abraham lebih dulu membukakan pintunya. Untuk sesaat ayu dan Abraham saling pandang.
" oh...makasih kak" ucap ayu yang tersadar dari lamunannya karena terpesona dengan ketampanan Abraham.
Abraham pun hanya mengangguk karena dia juga malu sudah memperhatikan ayu begitu intens dengan jarak yang begitu dekat terlihat sangat cantik.
Setelah itu Abraham memutari mobil dan masuk ke dalam mobil kemudi. Di perjalanan hanya hening tidak ada percakapan. Perjalanan menempuh waktu 30 menit karena Abraham membawa mobilnya tidak seperti saat membawa mobil sendiri.
Sesampainya di depan rumah Abraham saat ingin masuk gerbang Abraham pun membunyikan klakson mobil karena gerbang tidak kunjung terbuka.
" biar aku turun panggil pak satpamnya kak" ucap ayu yang ingin membuka pintu mobil ingin keluar.
"nggak usah yu, bentar lagi juga di buka" ucap Abraham mencegah ayu untuk turun.
Dan benar tidak lama gerbang pun terbuka, Abraham pun langsung masuk ke pelataran rumah. Dan berhenti di depan pintu masuk.
Rita sudah berada di teras menunggu kedatangannya. Abraham turun lebih dulu dan ingin membukakan pintu ayu namun ayu sudah turun lebih dulu, Abraham pun menuju belakang membukakan pintu nenek saroh.
" silahkan nek biar aku bantu" ucap Abraham sambil mengulurkan tangannya.
" makasih nak" ucap nenek saroh sambil menerima uluran tangan Abraham.
Ayu pun menyusul neneknya dan menggandeng tangannya menghampiri Rita yang menunggu di teras.
"nduk rumahnya besar banget" bisik nenek saroh memperhatikan rumah Abraham yang begitu besar.
" iya nek, makanya ayu kalau di suruh ke sini minder nek" balas ayu berbisik.
Setelah sampai di teras rumah Rita pun langsung menyalami nenek saroh dan bercipika cipiki.
" makasih ya nek sudah mau datang" ucap Rita dengan ramah dan tersenyum.
"saya yang berterima kasih Bu sudah mau mengundang saya" ucap nenek saroh merendah.
"gimana keadaan ibu apa sudah jauh lebih baik ?" Tanya nenek saroh.
" alhamdulilah nek, saya sudah sehat kok. Berkat ayu yang sudah menolong saya" ucap Rita mengalihkan pandangannya ke ayu dan bercipika cipiki.
"gimana kabarnya nak?" Tanya Rita ke ayu.
" alhamdulilah ayu baik kok Tante" ucap ayu tersenyum.
" mari masuk" ucap Rita mempersilahkan ayu dan nenek saroh untuk masuk ke dalam rumah. Abraham mengikuti dari belakang.
Nenek saroh memperhatikan setiap sudut rumah Abraham yang mewah. Dia begitu terkagum-kagum dengan perabotan yang mengkilap karena seumur hidupnya dia belum pernah masuk rumah semewah ini.
Rita pun langsung mengajak ke meja makan untuk makan malam terlebih dahulu.
" silahkan duduk nek" ucap Rita menarik kursi untuk nenek saroh. kita makan malam dulu saja ya habis makan malam kita ngobrol" ucap Rita menjelaskan.
Nenek saroh hanya tersenyum dan mengikuti Rita, dia pun duduk di bangku yang di siapkan Rita.
"ayu duduk di sebrang sana nak sebelah Abraham" ucap Rita dengan tersenyum penuh arti.
Abraham tau kalau ibunya sengaja ingin mendekatkan dirinya dengan ayu.
" ini tante ayu bawain buah tadi" ucap ayu menyerahkan parcel yang di bawa ke Rita.
" makasih banyak ayu, pakai repot-repot segala" ucap Rita yang menerima parcel pemberian ayu lalu memberikan kepada asisten rumah tangga yang ada di sebelah meja makan. " simpan ini mbk" ucap Rita.
" baik nyonya" ucap asisten itu lalu pergi ke belakang.
Rita pun mengambil tempat duduk di sebelah nenek saroh lalu mengambilkan nasi dan lauk ke piring nenek saroh. Ayu hanya melihat Rita yang begitu banyak mengambilkan makanan untuk neneknya hanya melongo melihatnya.
" sudah cukup Bu" ucap nenek saroh yang menghentikan aksi Rita.
" ada apa nek? Apa nenek tidak suka dengan lauknya? Biar saya ganti kalau begitu" ucap Rita yang mengambilkan lauk lainnya.
" bukan itu maksud saya" ucap nenek saroh bingung bagaimana mau mengatakannya kalau dia tidak bisa menghabiskan makanan sebanyak ini.
" ma...nenek saroh nggak bisa menghabiskan itu semua" ucap Abraham yang tau kalau nenek saroh tidak enak mau bilang ke mamanya.
Rita pun menoleh dan melihat isi piring nenek saroh yang hampir penuh. " hehe... maaf ya nek, habis saya sangat senang bisa ada temannya makan...kalau gitu nenek makan yang nenek suka saja ya, maaf ya nek" ucap Rita cekikikan.
" maafin mama ya nek, dia memang suka begitu kalau sudah senang" ucap Abraham dengan sopan.
" tidak apa-apa Bu Rita, nak braham" ucap nenek saroh lembut.
" kalau begitu mari makan" ucap Rita yang tidak luntur senyumannya karena begitu senang bisa makan ramai-ramai tidak sendirian seperti biasanya.
Ayu juga mulai ingin mengambil nasi namun bersamaan dengan itu Abraham juga ingin mengambil nasi dan sama-sama memegang centong yang sama.
" oh kak Abraham saja dulu" ucap ayu menunduk.
"Kamu aja dulu yu" ucap Abraham yang kembali lagi duduk.
Namun ayu mengambilkan nasi untuk Abraham terlebih dahulu. " apa segini cukup kak?" Tanya ayu.
" cukup yu" ucap Abraham tersenyum karena ayu mendahulukan dia dari pada dirinya sendiri.
Rita yang melihat pun tersenyum simpul. Tidak salah dia harus bisa mendekatkan ayu dengan Abraham.
"mau ayu ambilkan lauknya sekalian?" Tanya ayu ke Abraham.
" boleh kalau tidak merepotkan. Ayam kecap sama tumis kangkung aja" ucap Abraham.
Ayu pun mengambilkan lauk yang di minta Abraham setelah itu dia mengambil makan untuk dirinya sendiri lalu duduk kembali.
Mereka pun makan dengan hening tidak ad pembicaraan. Selesai makan ayu ingin membantu membereskan meja makan namun di cegah Rita.
" udah yu biar bibi saja, ayo kita ngobrol ke ruang tamu saja...ayo nek" ajak Rita menuntun nenek saroh menuju ruang tamu.
Ayu pun menunduk ke para asisten rumah tangga itu lalu pergi mengikuti nenek dan Rita. Abraham hanya mengikuti dari belakang sambil bermain ponsel.
::::::>>>>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt