Sudah jatuh tertimpa tangga itu lah pepatah yang pantas untuk Raya saat ini.
Pengabdian seorang istri tapi tak sedikit pun di hargai oleh Fadil sang suami.
Tak hanya sampai di situ derita Raya,Fadil menalak nya di saat dia baru selesai keguguran dan secara terang-terangan sang suami membawa selingkuhan nya kerumah.
Perasaan Raya hancur mentalnya di hajar habis-habisan oleh sang suami dan mertua yang menyalahkan nya atas kematian sang anak.
Bagaimana kelanjutan kisahnya.
Apakah Raya mendapatkan pengganti sang Suami atau justru memilih menyendiri?
Akan kah ada solusi untuk Raya setelah mengalami siksaan batin ini?
Yuuk baca di novel terbaru ku ibu susu untuk Mikhayla...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdebat
"Anak ku" pekik Raya melihat perut nya yang sudah mengempis.
"Raya sabar Ra jangan begini"
"Mas anak kita mana mas?" tanya Raya mengisak.
"Kamu harus ikhlas Ra,anak kita sudah tiada"
"Nggak mungkin mas, kemarin dia masih gerak di perut ku,mana dia mas?"tanya Raya lagi dengan terus menangis.
"Iya Ra,kamu harus terima kenyataan ini, mungkin Tuhan sedang memberikan ujian untuk kita,sabar ya" ujar Fadil mencoba menenangkan sang istri.
"Anak ku....! Mas anak ku mas,aku mau anak ku mas" pekik Raya lagi sambil terus menangis,Haris yang mendengar nya jadi merasa bersalah karena sudah menabrak Raya hingga anak nya harus meninggal.
Tiba-tiba kepala nya terasa pusing dan Raya ambruk di pelukan sang suami.
"Raya....." pekik Fadil khawatir
"Saya panggil kan perawat dulu mas Fadil" ucap Haris yang ikut khawatir,dia segera keluar memanggil perawat jaga.
"Suster tolong istri saya" ujar Fadil saat perawat dan dokter masuk kedalam ruangan nya.
"Jangan panik pak,kita periksa dulu ya,tolong tenang"
*****
"Enak ya pergi dari semalam nggak pulang-pulang, nggak inget anak istri lagi kamu mas" sindir Hilda
"Suami kok nggak ada otak nya,tega meninggalkan istri dan anak yang masih bayi berdua di rumah" ketus nya lagi
"Maaf Hil semalam-"
"Nggak usah menjelaskan apapun mas,toh nggak ada gunanya juga buat aku" potong Hilda
"Hill" panggil Haris
"Mas cukup ya aku sabar selama ini kamu tau sendiri kan aku nggak bisa urus Mikhayla sendirian, semalam mama ku yang ngurus Mikhayla kamu nggak tau rimba nya di mana? apa ini yang dia nama kan peran suami yang baik" omel Hilda
"Tapi-"
"Stop mas,aku muak sama kamu,kamu selalu saja memancing emosi ku" potong Hilda lagi lalu segera pergi,Haris hanya bisa menghela nafas berat, beberapa bulan terakhir ini dan memang rumah tangga nya dan Hilda tidak baik-baik saja, mereka sering bertengkar terkadang hanya karena hal sepele.
Haris segera mandi dia harus datang menjenguk Raya lagi di rumah sakit karena tidak ingin lepas dari tanggung jawab.
***
"Mas sudah tidak ada lagi anak di antara kalian jadi kalian sudah bisa berpisah bukan!"
"Yun sabar Raya sedang sakit Yun,aku juga belum tau keadaan nya bagaimana,apakah Raya akan sembuh atau ada yang cacat setelah kejadian ini"
"Aku sih berdo'a dia cacat biar kamu segera menceraikan istri tak berguna itu" ucap Yuni ketus
Haris yang ingin datang mengunjungi ruangan Raya menjadi terkejut mendengar perdebatan lelaki dan perempuan di depan ruangan ini.
"Hmmmm....maaf mas Fadil apa mbak Raya nya bisa di kunjungi?" tanya Haris
"Dia masih tidur mas, nanti saja ya" jawab Fadil dingin sedangkan Yuni menatap Haris lekat dia seperti mengenali lelaki ini tapi lupa di mana.
Haris mengangguk kecil lalu segera pergi.
"Kamu di sini Yun" sapa bu Rita
"Iya bu,aku menghubungi mas Fadil tapi ponsel nya tidak di angkat lalu aku menghubungi Marsha dia bilang Mas Fadil di rumah sakit bu jadi aku susul ke sini" jelas Yuni
"Iya kemarin si Raya buat ulah hingga anak nya meninggal Yun"
"Dia memang nggak becus jadi istri bu" ucap Yuni mengompori bu Rita.
"Ibu juga sudah bilang begitu pada Fadil tapi Fadil masih juga sering membela nya, setelah keluar dari rumah sakit ini ceraikan saja dia Dil, istri nggak ada guna juga"
"Bu....Raya sedang sakit" jawab Fadil membuat Yuni cemberut.
"Ayo Yun temenin ibu makan,perut ibu sudah keroncongan dari tadi"
"Ayo bu" jawab Yuni tersenyum manis dan menggandeng tangan ibu Fadil.
Fadil menghela nafas berat lalu masuk kedalam ruangan sang istri.
Raya membuka mata nya perlahan terasa pusing di kepala nya mungkin efek menangis tadi.
"Ma-s" panggil nya pelan,Fadil membuka mata nya dan segera bangkit tadi dia berniat untuk tidur sejenak sambil menunggu Raya bangun.
"Iya kenapa?" tanya Fadil segera mendekati Ranjang Raya.
"Perut ku perih mas" keluh Raya
"Mungkin efek di operasi semalam Ra,sabar ya nanti akan aku katakan pada dokter"
"Mas" panggil Raya lagi
"Anak kita benar-benar tidak ada lagi?"tanya Raya mulai mengisak dan diangguki Fadil pelan.
"Sabar ya Ra"
"Di mana di kuburkan anak kita mas?"
"Di pemakaman dekat rumah, Angga yang sudah mengurus semua nya,kamu fokus dulu sama kesembuhan kamu ya nanti kita ziarah ke sana" bujuk Fadil dan diangguki Raya pelan.
"Mas,maaf aku tidak becus jaga anak kita,aku nggak lihat kiri kanan mas saat menyebrang jalan raya" aku Raya
"Sudah takdir Ra nggak usah di pikirkan lagi, sekarang yang terpenting kesembuhan mu dulu"
"Maaf ya mas"
"Iya" sahut Fadil memeluk tubuh sang istri yang terlihat lemah.
Akan kah Fadil menceraikan Raya setelah anak mereka tiada?
semoga lekas sehat kembali Thor...