Seorang pria muda bernama Adin Ahmad, ia lahir ditengah-tengah keluarga yang memprioritaskan dirinya menekuni ilmu agama, setelah ia menamatkan pendidikan s1 nya di bidang ilmu agama islam, kini ia berusaha menggapai s2 nya, jurusan ilmu sejarah islam, dan lika liku perjalanannya dimulai ketika ia hijrah dari Kota Serang ke Kota Tangerang. Awalnya ia ingin mengembangkan bisnis lalu melanjutkan pendidikan s2 nya dengan tenang.
Banyak wanita-wanita cantik di sekelilingnya yang tertarik padanya, baik dari ketampanannya maupun dari kejeniusannya. Salah satunya Syifa Fauziyah.
"Benarkah Ustadz Muda ini yang telah mencuri hatinya Syifa?"
"Terus kapan waktu terjadi pencuriannya itu?"
"Lantas kenapa Syifa tidak berteriak ketika hatinya di curi?"
"Apakah dia sengaja mebiarkan agar hatinya di curi dan diambil oleh Ustadz Muda ini?"
" Ayo mari kita simak kisahnya, semoga para sahabat terhibur !!"
"Tolong jangan sampai lupa!"
"Like, komen, share, dan subscribe"
"Kami nantikan dari anda!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aby Arsyil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Santap Malam Bersama
Jam didinding menunjukkan jam 11:10 malam. Ustadz Adin yang baru saja mengakhiri pengajiannya kini langsung disambut oleh para panitia dan di arahkan ketempat yang telah dipersiapkan bagi tamu-tamu khusus dan tamu kehormatan untuk duduk sejenak sambil mengaminkan doa yang akan dipimpin oleh Kiyai H. Lutfi Hakim. Sebagai penutup pengajian bulanan agar senantiasa mendapatkan keberkahan.
Ustadz Adin melihat orang di sekelilingnya dan mengucapkan salam sebagai adab sopan santun bila berjumpa orang lain sambil mengangkat kedua tangannya di depan dada tak lupa senyum ramah pun menghiasi wajah tampannya.
Melihat itu Ustadzah Yoyoh Mukhlisoh di buat klepek-klepek oleh senyuman menawan Sang Ustadz dan dia pun merasa geer sendiri.
Ada sepasang mata cantik menyorot tajam laksana bagai mata elang yang sedang mengintai mangsanya. Siapa lagi pemilik mata itu kalau bukan milik Syifa Fauziyah orang yang sudah terlanjur jatuh hati terhadap Ustadz Muda ini. Namun sayangnya dia masih belum berani menyatakan perasaan cintanya kepada Sang Ustadz meski kadang sering bersama tapi masih dalam batas-batas kewajaran tidak lebih. Dia, Syifa melihat keadaan sekitarnya ia menemukan seraut wajah cantik yang sedang tersenyum-senyum sendiri. Pemilik wajah itu tidak sadar kalau ada sepasang mata cantik yang menyorot tajam sedang mengamatinya, mengamati gerak-geriknya bagai ingin menerkam dan menyingkirkan pandangan itu dari sosok orang yang selama ini telah dikaguminya. Sekali lagi ia mengedarkan pandangan matanya kekanan dan kiri karena merasa ada yang terlewati dari radarnya penglihatannya tadi dan benar saja kemudian ia menemukan seorang lagi yang mirip kelakuannya seperti Ustadzah tadi yang juga sedang tersenyum-senyum sendiri sambil memegang mic dan tanpa berkedip. Lagi-lagi wanita itu melihat kerah pemuda yang sama, pemuda yang sudah mengaduk-aduk perasaannya.
Dan ia pun bergumam dalam hatinya.
"Seorang Ustadzah kok kecentilan banget sih kayak gak pernah lihat pemuda tampan aja, jangan bilang kalau dia tuh naksir sama Ustadz Adin? Terus itu... Si Pembawa Acara yang kegenitan itu juga kenapa matanya selalu melirik-lirik kearah Ustadz ? Waaaah! Jangan bilang kalau dia juga...! Aduuuh... Ini semakin berat aja, belum juga aku mengutarakan isi hatiku padanya kini dua kecantikan itu juga ingin bersaing denganku...? Yaa Allah! Apa yang harus aku lakukan??? Apakah aku harus terus terang saja menyatakan perasaanku padanya? Tapi... Apakah nantinya aku tidak disangka orang yang keganjenan olehnya?"...............sabar Syifa.........
Setelah berbasa-basi sebentar Ustadz Adin pun duduk dan duduknya itu tidak jauh dari tempat duduk kakaknya Umi Tiah. Ustadz Adin disambut dengan hangat dan penuh hormat oleh mereka semua para tamu kehormatan.
"Acara yang terakhir ialah pembacaan do'a yang akan dipimpin langsung oleh Abah Kiyai H. Lutfi Hakim. Kepada beliau yang terhormat dipersilahkan!" Suara Sang Pembawa acara Nabila Putri menggema di ruangan itu.
Meskipun sudah dipersilahkan oleh pembawa acara yang memang putrinya sendiri. Beliau Kiyai H. Lutfi Hakim tidak langsung memimpin doanya, sebagai adab sesama orang yang berilmu beliau mempersilahkan kepada para tamu terhormat lainnya barang kali ada yang mau memimpinkan do'a, juga pada Ustadz Muda ini. Namun sang Ustadz menolaknya dengan cara halus dan sopan dengan alasan.
"Silahkan Pak Kiyai saja yang memimpin do'anya, biar lebih afdhol!" Katanya.
"Lah Nak Ustadz bisa aja" Balas Kiyai kalem dan penuh wibawa.
"Ngalep Barokahnya dari Kiyai Sepuh!" Kata Ustadz Adin lagi sambil tersenyum.
"Ada-ada saja Nak Ustadz ini!" Kata Kiyai H. Lutfi Hakim lalu ia berkata lagi
"Ya udah mari...Nak Ustadz!"
"Silahkan Pak Kiyai...!" Lanjut Ustadz Adin sambil mempersilahkan Kiyai H. Lutfi Hakim untuk memimpin do'a. Lalu beliau memimpin do'anya dengan khusyuk hingga selesai dan semua para jama'ah pun mengaminkannya.
"Pak Ustadz sebelum pulang mari silahkan mencicipi makanan ala kadarnya yang telah kami persiapkan! Mari pak Ustadz biar kita bisa bersama-sama bersantap malam!" Kata Panitia penyelenggara pengajian bulanan.
Seperti sudah menjadi kebiasaan setelah selesai acara pengajian, setiap tamu khusus akan dipersilahkan untuk menikmati santap malam sebelum pulang. Ini sudah menjadi tradisi yang biasa dilakukan disetiap pengajian bulanan. Sang Ustadz pun tidak enak mau menolaknya karena tangannya sudah digandeng oleh Kiyai H. Lutfi Hakim, ia dibimbing ketempat itu dan disitu sudah banyak orang yang sedang menunggunya termasuk Umi Tiah kakaknya sudah berada disitu, ditemani Syifa Fauziyah, ibunya Syifa, Nabila Putri, Ustadzah Yoyoh Mukhlisoh, dan yang lainnya yang tengah sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk bersantap malam bersama. Kini semua kecantikan berkumpul disitu dan masing-masing mereka mengerjakan tugasnya seperti sudah diatur, padahal itu secara spontanitas belaka. Ya maklumlah karena sudah menjadi sifat alami wanita seperti menyiapkan makanan, minuman dan urusan dapur lainnya. Mereka sangat antusias tanpa ada yang menyuruhnya.
"(Tugas Utama Wanita itu 4 akhiran R)"
Di dapur - di sumur - di kasur - lalu di gegusur. Hehehe...I'm just kidding! Hahahaha.
Menu yang tersedia di acara jamuan santap makan malam itu, hampir semua makanan yang enak-enak dan makanan khas kota itu ada.
Semuanya tersedia bagaikan di surga.
"Coba bayangkan? Makan, makanan enak dan lezat juga minum, minuman yang menyegarkan dan ditemani oleh Wanita-wanita cantik dan orang-orang yang berpangkat. Bukankah itu sangat menyenangkan seperti berada di surga? Yah walaupun pada kenyataannya tidaklah ada apa-apanya jika dibandingkan dengan surga yang sesungguhnya. Setidaknya menurut nalar otak manusia, pastilah sangat, sangat menyenangkan dan sangat berkesan apalagi semua itu gratisan hahahah....!!!"
"Mari Nak Ustadz, semuanya sudah berkumpul hanya menunggu kita berdua!" Ajak Pak Kiyai.
"Mari Pak Kiyai!" Balas Ustadz Adin.
Setelah mereka melihat kedatangan dua orang yang sangat mereka hormati itu. Mereka juga mempersilahkan keduanya untuk segera bergabung. Pak Kiyai H. Lutfi Hakim menyarankan kepada semuanya.
"Sebelum kita menikmati acara santap makan malam ini, alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu, mengharap kepada Gusti Allah SWT agar semua makanan yang telah disiapkan dan kita santap ini membawa keberkahan dan menjadi sumber kekuatan untuk beribadah kepadanya. Nak Ustadz silahkan pimpin do'anya!"
"Baiklah Pak Kiyai!" Kata Ustadz Adin.
Doa-doa pun dibacakan lalu mereka menyantap makan malam itu dengan penuh rasa syukur.
*Ada orang yang bertanya.
"Kalau semua makanan dan minuman yang berada disitu hanya disediakan untuk para tamu khusus saja! Terus nasib jama'ah yang hadir di pengajian tadi bagaimana, apakah mereka nggak disuruh makan bersama?"
*Panitia menjawab.
"Masalah itu mah gak usah khawatir udah disiapkan besek oleh kami para panitia dan tinggal dibagikan aja, semua beres deh hehehe...!"
*Terus makanan dan minuman yang telah disiapkan rupa-rupanya sangat banyak sekali, apakah tidak akan mubazir kalau nantinya tidak habis?"
"Mubazir bagaimana? Emang yang makan Ustadz Adin sama pak Kiyai doang? Jangan salah loh yah, ternyata Si cantik cs juga diem-diem makannya lahap bener jadi nambah-nambah terus dan lagi seandainya benar-benar makanannya tidak habis pun, kan tinggal ngomong aja ke para panitia "Tolong di bungkus-in yah buat Ustadz" beres kan? Gitu aja kok repot hahaha...!"
*Terus bagaimana mau makan dan minumnya? Sedangkan semua makanan dan minuman semuanya enak-enak dan lezat-lezat. Apakah Ustadz Adin tidak bingung?"
"Bingung kenapa orang disuruh makan doang kok harus bingung? Yang mestinya bingung itu kalau pengen makan disuruh mencangkul dulu, menanam padi dulu dan menangkap ikan dulu. Kan, kelamaan? Ini mah orang disuruh tinggal makan doang kok bingung! Yah tinggal makan aja, mana yang disukainya. Lagian juga seorang Ustadz mah, makannya itu sedikit cuma nambahnya doang yang banyak hahaha...!"