PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERASAAN AYANA SESUNGGUHNYA
“Aku suka sama dia..” Jawab Rayan terlalu jujur
Mika yang sedang menyedot minumanya, tersedak mendengar ucapan Rayan. Matanya sampai berair
“Aku gak salah dengar ni..?” Tanya Mika menatap Rayan memastikan
Rayan mengangguk pasti. Terlihat tidak ada keraguan disana
“Memang sih, Ayana itu wanita cantik.. Pendiam, keibuan.. Aku suka pembawaannya.. Cuma aku belum yakin dengan apa yang aku dengar barusan..” Ucap Mika menatap wajah Rayan intens
“Aku juga gak tau kenapa bisa suka sama dia.. Mungkin awalnya karna ibah, terus jadi kagum, dan akhirnya timbul perasaan ingin melindunginya dan anaknya..” Jawab Rayan pelan menundukan kepala menatap meja
“Gak apa apa, aku dukung.. Menjadi janda bukan sebuah pilihan sebenarnya, tapi karena keadaan yang memaksa untuk berpisah dari pasangan..” Ucap Mika memberikan semangat juang membuat Rayan tersenyum simpul
“Selama ini aku gak tau ternyata perjuangan hidup seorang Janda seperti dia itu luar biasa kerasnya.. Aku simpatik padanya karna itu.. Dia tidak pernah menyerah pada keadaan.. Dia juga selalu menjaga marwahnya sebagai seorang perempuan..” Tutur Rayan tersenyum membayangkan wajah cantik Ayana
Mika tersenyum menatap Rayan. Dia tahu betul seperti apa sepupunya itu. Yang jika sudah menyukai seseorang, sudah sayang pada seseorang, pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaan orang itu. Mika percaya, kali ini sepupunya itu tidak akan salah lagi dalam memilih
***
“Ayana..” Suara bariton terdengar begitu khas di telinga Ayana
Ayana mengalihkan pandangannya kearah suara yang memanggil namanya
“Ayana.. Aku mau bicara sebentar..” Ucap Arman menarik tangan Ayana menjauh dari depan ruang inap Yuki saat Ayana baru saja selesai dari kantin rumah sakit membeli sesuatu untuk mengganjal perutnya
“Mas.. Lepas mas..” Ayana berusaha menarik tangannya dari cengkraman Arman
“Mas apa apaan sih mas..? Mas gak liat ini lagi dimana..?” Pekik Ayana kesal
“Ayana.. Aku ingatkan kembali sama kamu, jangan harap aku akan diam saja melihat kamu dekat dengan laki laki itu.. Aku akan mengambil hak asuh Yuki dari kamu..” Ucap Arman menatap tajam wajah Ayana penuh emosi
Rupanya Arman ketika mendengar kabar Yuki masuk rumah sakit, dia membatalkan meeting pentingnya dan bergegas menuju rumah sakit. Saat itu, dia melihat Rayan berada di ruangan anaknya di rawat dengan semua perlakuan Rayan tak luput dari penglihatannya
Ayana tersenyum miris menatap mantan suaminya itu
“Silahkan kalau mas bisa.. Pengadilan gak sebodoh itu mas.. Mas lupa selama berapa bulan ini mas telah menelantarkan hak Yuki..? Bahkan Yuki sakit pun mas gak pernah ada untuknya..? dan satu lagi, kita pisah karena mas selingkuh dan menikahi selingkuhan mas.. Apa mas yakin bisa menang..?” Tantang Ayana menatap sinis mantan suaminya
Tangan Arman mengepal mendengar tantangan Ayana yang tak sedikitpun terlihat takut padanya
“Aku gak selingkuh Ayana.. Aku menikahinya juga meminta izin dari kamu..” Jawab Arman mengelak
“Oh gitu.. Jika gak selingkuh, trus apa namanya jika menikahi wanita lain sementara mas masih terikat dengan sebuah pernikahan..” Sinis Ayana
“Ayana.. Aku dan Raya menikah sesudah aku meminta izin kamu.. Agama kita tidak melarang itu bukan..?” elak Arman
“Apa aku mengizinkan..? Enggakkan..? Yang mas lakukan ini adalah selingkuh mas.. Ya meskipun selingkuh yang halal.. Tapi gak akan ada syurga mas di dalamnya, karena ada air mata wanita yang terzolimi..
“Malaikat juga pasti akan tau mas, pemenangnya adalah aku bukan kamu..” Ucap Ayana sinis menunjuk muka Arman
Sementara itu, di ujung koridor rumah sakit, ada empat pasang mata sedang menyaksikan perdebatan antara mantan suami istri itu
"Jangan ikut campur.. Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka.." Cegah Mika pada Rayan
Rayan menatap wajah Mika dan mengangguk pelan.
Terlihat bu Lela keluar kamar dan meminta Ayana masuk ke dalam ruangan Yuki di rawat. Sementara Arman, dia pun mengikuti keduanya dari belakang. Tak berselang lama, Ayana keluar dengan tas selempang di tangannya membuat Mika dan Rayan saling menoleh
"Kebetulan aku belum ada jadwal operasi.. Aku boleh minta tolong, tolong awasi Yuki dari laki laki tadi.. Aku mau nyusul Ayana sebentar.." Pinta Rayan sedikit memohon Mika untuk bisa membantunya
Mika mengangguk dan mempersilahkan Rayan sebelum Ayana semakin jauh. Rayan berlari kecil menuju ruangannya mengambil jaket dan kunci mobil disana
Namun ketika di luar, Ayana tidak terlihat berada disana.. Rayan secepat mungkin menuju halte rumah sakit namun Ayana tidak juga terlihat berada disana
"Kemana kamu Ayana.." Gumam Rayan pelan
Rayan mengambil ponselnya di saku celana dan mencoba menghubungi Ayana. Satu dua kali tidak di angkat. Ketiga kali barulah Ayana mengangkat panggilan dari Rayan
"Hallo Ayana.. Kamu dimana..?" Tanya Rayan mencoba mengeluarkan suara senetral mungkin agar tidak ketahuan sedang frustasi karena tidak menemukan keberadaannya
"Di jalan.." Jawab Ayana singkat dan datar
"Di jalan mana..? Mau kemana..?" Tanya Rayan bertubi tubi
"Pulang ke rumah.." Jawabnya singkat
"Naik apa..? Kok gak ngasi tau biar aku temanin.." Tanya Rayan kecewa
"Saya minjam mobil Arman.." Jawab Ayana masih dengan sikap dinginnya
Rayan mengusap kasar wajahnya mendengar ucapan Ayana. Hatinya mendadak pilu. Dengan perasaan cemburu, Rayan menancap gas menyusul Ayana ke rumahnya
Sesampainya di halaman rumah. Ayana masih diam termenung di balik kemudi mobil. Jika bukan karena memburu waktu, Ayana tidak akan mau menggunakan mobil mewah milik mantan suaminya itu. Itupun Arman yang memaksanya
Ayana turun dan berjalan pelan menuju rumahnya setelah tersadar dari lamunannya. Tanpa membuang waktu, Ayana masuk kamar mandi membersihkan tubuhnya dan bergegas berganti pakaian.
Belum juga Ayana selesai membereskan pakaian gantinya dan Yuki selama di rumah sakit ke dalam tas pakaian, perhatiannya teralihkan pada pintu yang di ketuk dari luar. Ayana tahu, itu pasti Rayan yang datang menyusulnya
Cklleeeekkk
Suara pintu rumah Ayana terbuka. Rayan memperhatikan lampu ruang tengah menuju dapur hanya temaram. Rayan menoleh ke arah Ayana yang hanya diam tanpa menyapa bahkan mempersilahkan untuknya masuk.
"Ada apa..? Apa ada masalah..?" Tanya Rayan lembut menatap wajah Ayana yang menunduk
Ayana diam tidak menjawab. Dia masuk meninggalkan Rayan di depan pintu depan sendirian. Rayan bimbang antara menyusul masuk atau tidak. Sesaat kemudian Ayana keluar dari arah kamar Yuki menuju ruang tengah yang tergabung dengan dapur tanpa sekat itu. Rayan akhirnya menyusul masuk
"Ayana.. Ada apa..? Apa aku boleh tau..?" Tanya Rayan sendu
"Gak ada apa apa.. Aku hanya gak mood aja.. Maaf.." Ucap Ayana
Rayan yang mendengar Ayana menyebut dirinya dengan kata AKU, mengangkat kening ke atas tak percaya
"Ayana..?" Rayan mengerutkan keningnya saat Ayana menatapnya
"Aku capek.. Aku gak tau harus gimana lagi.. Yuki sakit, mas Arman terus memaksakan kehendaknya.. Aku harus gimana..?" Tutur Ayana pada akhirnya
Rayan terenyuh mendengar Ayana akhirnya terbuka juga soal dirinya.
"Ada aku Ayana.. Please, biarkan aku menjaga kalian. Aku ingin melindungi kalian. Aku akan selalu ada buat kamu dan Yuki juga Ibu.." Ucap Rayan lembut dengan penuh kesungguhan
Tanpa sadar, Rayan menarik Ayana ke dalam dekapannya sambil terus memohon agar Ayana tidak menolaknya lagi. Ayana tidak tahu harus bersikap bagaimana
"Jangan merasa sendiri lagi.. Ada aku disini untuk kamu dan Yuki.. Kamu dan Yuki hanya perlu bahagia, selebihnya kita serahkan pada Allah.. Semoga setelah ini, gak ada lagi luka di hati kamu.." Ucap Rayan mendekap erat tubuh Ayana
Air mata Ayana jatuh menetes di pipinya. Mendengar ketulusan Rayan, perlahan tangan Ayana terangkat membalas pelukan Rayan. Tangisnya pun pecah dalam dekapan dokter tampan itu, membuat Rayan semakin tak kuasa menahan perasaannya
"Jangan nangis lagi ya..? Kasihan matanya sembab terus.. Meski tetap cantik sih.." Ucap Rayan menatap wajah Ayana dengan senyum terbaiknya setelah melerai pelukannya. Ayana tersipu malu mendengar gombalan receh Rayan
"Ya udah ayo siap siap..?" Mendengar kata tersebut, Ayana mendadak ingat celotehan Rayan waktu di ruang rawat Yuki siang tadi.. Wajah Ayana semakin merona di buatnya
Rayan tersenyum meraih tas pakaian yang tergeletak di lantai dan menggenggam tangan Ayana berjalan keluar rumah menuju mobilnya.
"Mobil mas Arman gimana..?" Tanya Ayana menarik lengan Rayan dengan tangan kirinya. Karena tangan kanannya berada di genggaman Rayan
"Nanti aku suruh orang untuk menjemputnya.." Jawab Rayan santai
"Tapi kan.." Belum selesai ucapan Ayana, Rayan sudah mendorong pelan tubuh Ayana masuk ke dalam mobilnya dan menutupnya
**BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH UNTUK TEMAN TEMAN YANG SUDAH MAMPIR MEMBACA NOVEL SAYA INI.. 😇🙏🙏
MOHON DUKUNGANNYA TERUS YA TEMAN TEMAN, SEMOGA SEMAKIN BERSEMANGAT LAGI UP EPISODE LANJUTAN.. 😇🙏🙏💞💞💞**
.