ASSALAMU A'LAIKUM USTADZ

ASSALAMU A'LAIKUM USTADZ

01. Di Sangka Tukang Ojek

Siang itu hawa panas menyengat bagai membakar di kulit. Lalu lalang kendaraan bermotor menghiasi ramainya sebuah kota. Ada sebuah kendaraan beroda dua terparkir didepan pangkalan dan seorang pemuda berpakaian serba hitam terlihat sedang lelah, ia duduk di Pos Ojek yang sepi namun dia bukanlah Tukang Ojek yang biasa mangkal disitu. Dia hanyalah orang yang kebetulan punya janji bertemu dengan orang yang telah dikenalnya ditempat itu. Sambil menghilangkan rasa lelahnya setelah hampir setengah harian dia melakukan perjalanan dari Kota Serang menuju Kota Tangerang dengan menaiki sepeda motornya tanpa henti.

Pemuda berpakaian serba hitam itu mengelap keringatnya yang jatuh membasahi diwajah tampannya dengan menggunakan sapu tangan warna biru yang ia tarik dari saku celananya, ia lalu mengambil sebotol air mineral dari kantong kresek hitam yang menggantung di cantolan motornya, lalu ia memutar tutup botol itu. Kemudian terlihat dari mulutnya seperti orang yang sedang komat-kamit membaca beberapa kalimat, ia meneguknya dengan sangat santai tanpa terlihat terburu-buru hingga sampai 3x dan sampai rasa dahaganya hilang terobati. "Alhamdulillah" Ucap suara dari mulutnya yang menunjukkan rasa syukur kepada tuhan-Nya. Pemuda itu bernama Adin Ahmad yang sedang menunggu seseorang, seorang sahabat yang berjanji bertemu dengannya di tempat ini dan memang karena sahabatnya adalah salah satu Tukang Ojek yang biasa mangkal dilokasi ini. Lokasi yang menurutnya cukup enak untuk dijadikan tempat pertemuan, disamping itu lokasinya cukup terawat dan terjaga sehingga akan terasa nyaman bila duduk-duduk ditempat ini. Hawa sejuk dan angin segar pun masih bisa dirasakan dari tempat ini. Karena ada banyaknya pohon-pohonan yang daunnya rindang bagai payung-payung tuhan yang mampu melindungi dari teriknya sengatan sinar matahari dan di sekitaran tempat ini banyak pula orang-orang yang berjualan di sana-sini, dari mulai menjual makanan, minuman, aneka jus, kerajinan tangan, aksesoris, makanan ringan dan bahkan makanan receh juga ada, namun rasanya bukanlah recehan. Dari saku dalam jaketnya, pemuda itu mengeluarkan Smartphonenya lalu menekan tombol hingga menyala layar handphonenya, di tengah-tengah asyiknya ia men scroll layar smartphonenya itu. Tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki yang nampak tergesa-gesa sedang menghampirinya dan seraut wajah cantik yang terlihat gelisah menyapa pemuda itu. "Bang...!" Serunya. Dengan menolehkan kepalanya pemuda itu melihat orang yang baru saja memanggilnya. "Iya, ada apa mbak?" Masih menyelidik apa maksud dari gadis cantik ini memanggilnya. "Bang tolong anterin aku ke kampus UPH (Universitas Pelita Harapan) di Jalan MH Thamrin Boulevard, bisa kan?" Desaknya. "Tolong yaah, bang! Plis.. deh!? Berapa pun ongkosnya akan kubayar deh yang penting anterin sampai tujuan? Plis... Plis... Pliss deh bang!!" Suara desakan dan rengekan memohon dari gadis itu membuat sang Pemuda mau tak mau merasa kasihan sekali ingin menolak tapi tak kuasa, hatinya berkata. "Menolong orang yang sedang membutuhkan adalah pahala!" Begitulah gumaman di dalam hatinya. "Baiklah!" Jawab pemuda itu. "Mohon tunjukan jalannya?" Lanjutnya lagi. Gadis cantik itu mengerutkan keningnya. "Hemmm...???" Didalam hati gadis itu bertanya-tanya. "Tukang Ojek ko nggak tau Kampus UPH yah? Tapi dia tak mau ambil pusing lagi karena waktu sedang mendesaknya, ia harus buru-buru sampai di tempat kuliahnya kalau tidak? Dia akan terlambat dan terkena teguran dari dosennya, sedangkan dosennya itu amat terkenal akan kegalakannya. Bahkan satu kampus pun semuanya tahu itu. Sementara itu sang pemuda yang mengiyakan bisa mengantarkannya, ia menjulurkan tangannya memberikan helm pada gadis cantik itu lalu menyuruhnya untuk memakainya. Tanpa berkata-kata lagi gadis itu pun langsung mengambil dan memakai helmnya ia segera naik ke atas motor pemuda yang disangkanya Tukang Ojek itu. Dengan sigapnya sang pemuda langsung menyalakan mesin dan tancapkan gas dikarenakan gadis itu belum siap hingga tubuhnya terdorong maju dan dengan reflek tangannya memeluk pinggang pemuda itu agar tidak terjatuh dan secara otomatis keduanya saling menempel dan ada sensasi hangat yang menjalar ditubuhnya masing-masing hingga terasa sulit untuk dikatakan. "Awwwww, hati-hati bang!" Dengan wajah yang dibuat sedikit kesal dan raut wajah yang memerah merona menahan malunya gadis itu mencubit pinggang sang pemuda dengan kuatnya hingga terdengar suara kaget dari pemuda itu. "Awwwww, sakit tau mbak?!" gumamnya agak keras dan tubuhnya menggeliat-geliat hingga terjadi lagi gesekan antara punggung pemuda itu dan gadis cantik yang diboncengnya hingga membuat jantung keduanya berdesir kembali bagai ada sengatan arus listrik yang menjalari ditubuh keduanya dan raut wajah mereka pun tampak kemerahan karena menahan gejolak perasaan yang tiba-tiba hadir tanpa di undang. "Ma.. 'af!!" Seru keduanya berbarengan hingga nampak wajah kikuk dan malu antara keduanya dan mereka pun terdiam tidak ada satupun suara yang bisa keluar dari mulut keduanya. Mereka tenggelam dalam buai khayalannya masing-masing hingga tanpa terasa tempat yang di tuju sudah nampak di depan mata dan pemuda itu menghentikan laju kendaraannya tepat di luar gerbang kampus. Di gedung besar itu tertulis nama Universitas Pelita Harapan (UPH). "Sudah sampai silahkan turu Mbak!" Ucap Pemuda itu dengan sopan. "Terima kasih, Bang! Ini ongkos yang ku janjikan tadi!" Sambil menyodorkan tiga lembar kertas uang pecahan 100 ribuan sang gadis memberikannya kepada pemuda itu. "Tidak usah Mbak, terima kasih lagian aku... ! Jawabnya belum selesai sudah dipotong kata-katanya oleh sang gadis yang diantarkannya itu. "Udah terima saja rejeki jangan di tolak pamali tau!" Kata sang gadis yang menyela ucapannya pemuda itu dan berusaha menasihatinya sambil menarik tangan kanan pemuda itu, ia lalu menggenggamkan tiga lembar uang pecahan 100 ribuan ke tangan pemuda itu yang dengan enggan menerimanya. Pemuda itu mau menolak pemberiannya namun sang gadis memaksanya dengan alasan dia lagi ada sedikit rezeki jadi harus bagi-bagi supaya menjadi berkah katanya. Lalu kembali sang gadis menyodorkan Smartphonenya sambil berucap. "Bang minta nomor Hapenya boleh? Tolong disave 'in yah sekalian yah! Suatu saat aku butuh bantuan abang bisa kan aku minta tolong sama abang?!" Pinta gadis itu memohon dengan wajah yang memelas. "Hmmm!" sang pemuda agak canggung dibuatnya namun ia tak kuasa untuk menolak permintaannya lalu ia segera mengambil Smartphone gadis itu kemudian ia mengetikan nomornya dan menyimpan namanya dalam kontak lalu mengembalikannya lagi ke tangan sang gadis. "Terima Kasih!" Ucapnya sambil menyimpan kembali Smartphonenya di dalam tas. "Ya, sama-sama!" Balasnya. Setelah itu ia pamit dan undur diri dari hadapan sang gadis sambil mengucap kata salam. "Assalamualaikum?" "Wa'alaikum salam!" Jawab gadis itu masih terdiam didepan pintu gerbang kampus dan pikirannya melayang entah kemana, dia tersenyum-senyum sendiri membayangkan kejadian tadi yang masih terasa hangat di ingatannya dan tidak menyadari bahwa Pemuda itu sudah pergi jauh meninggalkannya sendirian. Hingga tiba-tiba ada tangan halus yang menepuk bahunya dari belakang yang membuat dirinya terkejut. "Wooii, di siang bolong kayak gini kok bisa-bisanya ada seorang gadis cantik lagi ngelamun sendirian? Mana didepan gerbang kampus lagi. Ehh, malah terlihat senyum-senyum sendiri awas nanti kesambet setan baru Nyahooo loh!?" Kata seorang wanita muda yang tak kalah cantiknya dan ia juga masih seumuran dengannya ia sengaja datang untuk menggoda wanita itu yang merupakan sahabat karibnya.

Dia sahabat terdekatnya Syifa namanya Nurmala Dewi Ayu Anggraini ia biasa di panggil dengan nama Mala. "Husssst, ngelantur kamu Mala! Siapa orang yang katanya lagi melamun itu, mana orannya?! " Kata gadis itu dengan menampilkan wajah yang dibuat-buat agar terlihat garang dan berusaha menepis tuduhan dari sahabatnya itu, ia tak mau mengakui kebenarannya karena dia sangat malu kalau ketahuan sama sahabatnya bahwa dia tengah memikirkan seseorang yang baru saja di kenalnya.

"Syifa Fauziyah anak kesayangannya abah! Kamu gak usah pura-pura yah didepanku? Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri apa yang sedang kau lakukan disini. Apalagi kalau bukan ngelamun namanya? Ada aku datang kamu tidak mengetahuinya kan? Dan tumben kenapa kau nggak membawa mobil, haah?" ledek Mala yang masih terus-terusan menggodanya. Yaa! Gadis muda yang sedang melamun itu bernama Syifa Fauziyah putri dari seorang pengusaha sukses dan seorang tokoh masyarakat yang terpandang bernama H. Syukri Mashuri. "Mobilku lagi di pinjam sama Abangku!" jawabnya dengan ketus. "Kan, Abang Fauzan kakakmu juga punya mobil kenapa dia harus pinjam mobilmu, non?" Sahut Mala. "Mobil Abangku masuk bengkel lagi diservis tau!" Sambungnya masih dengan wajah galaknya. "Terus, kamu di anterin kuliah kesini sama siapa Fah?" Desak mala lagi. "Sama Tukang Ojek!" Jawab Syifa masih dengan nada ketusnya. "Tukang Ojek...!? Tukang Ojek Apa Tukang Ojek.. ?? Cie ..Cie ..???" Canda Mala yang takan mudah percaya dengan pernyataan dari Syifa Fauziyah yang memang dia suka menggoda sahabatnya itu. "Au, ah! Mau percaya apa enggak itu urusanmu!" Jawab Syifa tambah ketus lagi. "Mala kamu seperti Agen Lapor Pak aja yang suka mengintrogasi orang?" jawab Syifa Fauziyah lagi dengan jengkelnya dan langsung meninggalkan sahabatnya itu di depan pintu gerbang. Kemudian ia berjalan dengan cepatnya agar tidak digodain sahabatnya lagi dan ia tak menghiraukan lagi gurauan dari sahabatnya itu. "Ehhh, kok jadi sewot sih Anak Abah ini?!" Timpal Mala sambil ia mengejar Syifa yang meninggalkannya sendirian didepan gerbang dan tidak mau memedulikannya lagi. Mala jadi tidak enak hati pada Syifa dan ia berusaha menyusulnya untuk meminta maaf atas candaannya yang kurang berkenan di hati Syifa.

Terpopuler

Comments

Pratamakha

Pratamakha

Alhamdulillah semangat selalu kawan tetap berkarya terus ya/Good/

2024-09-23

12

Puji Rahayu

Puji Rahayu

yang tukang intrograsi itu ya

2024-09-29

17

Mae suroh

Mae suroh

emang maunya cowok mah bgto klw naik motor/Facepalm/

2024-09-28

17

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!