Flowlin Queen Arkanza, merupakan gadis kampung yang hidup sebatang kara.
Kejamnya dunia tak menggoyahkan semangat gadis tersebut untuk bertahan hidup.
Demi sesuap nasi ia bahkan rela bekerja keras, banting tulang. Ia tak pernah mengeluh akan hidupnya.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya, yang mana pertemuan tersebut akan merubah hidupnya.
Hal apa yang akan merubah hidupnya? apakah ia bisa merubah hidupnya? bagaimana kisah selanjutnya? ikuti cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Marcelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula
Hallo guys! ini karya pertama ku ya!!
kritik dan saran diterima dengan baik.
Hanya jangan meninggalkan rating buruk, oke!
Kalau tidak suka ceritanya silahkan di skip aja.
Bebas berkomentar asal masih dengan baik!!!
Terimakasih
*
*
*
...----------------...
HAPPY READING 🤗🤗
*
*
*
Malam yang begitu sunyi dan sepi, hanya suara serangga yang terdengar bahkan sesekali terdengar suara cicak yang membuat bulu kuduk merinding, namun tampaklah seorang gadis yang telah bangun dari tidur lelapnya untuk bersiap-siap bekerja demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Bahkan disaat semua orang masih tertidur pulas dan menikmati mimpi indahnya, ia telah terjaga.
Saat ini jam menunjukkan pukul 3 dini hari, ia bergegas bangun dan bersiap-siap, karena jarak yang akan ia tempuh dari kontrakan menuju tempat kerjanya ialah selama 10 menit dengan motor, namun bagi Flow selama 1 jam dengan berjalan kaki, ya! berjalan kaki, Flowlin Queen Arkanza bekerja di sebuah pabrik minuman, yang mana ia harus bekerja saat orang-orang masih terlelap dan menyelesaikan pekerjaannya sebelum para karyawan di pabrik tersebut datang untuk bekerja. Demi untuk menghemat uangnya, ia rela pergi bekerja dengan jalan kaki setiap harinya. Flow bekerja di bagian cleaning service karena ia hanya lulusan SMA.
'Semangat flow, ingat sukses itu tidaklah mudah,' di tengah perjalanan ia menyemangati dirinya sendiri.
Dinginnya angin malam tak menggoyahkan semangat gadis itu untuk pergi kerja, akhirnya setelah menempuh perjalanan selama 1 jam, ia pun sampai di tempat kerjanya.
Ia bergegas ke ruangan khusus cleaning service, untuk mengganti pakaiannya dengan seragam kerja pabrik tersebut.
Terlihat suasana sangat sepi, seperti biasa selalu ia yang datang pertama, baru setelah 15 menit kemudian teman-teman seperjuangannya mulai berdatangan, dan mereka pun memulai pekerjaannya masing-masing.
Terlihat Flow begitu cekatan dalam bekerja, hanya dalam waktu dua jam semua bagiannya telah selesai ia kerjakan.
Lagi dan lagi, karena pekerjaannya telah selesai seperti hari-hari biasanya, ia selalu terburu-buru untuk pergi lagi, karena masih ada pekerjaan lainnya, bahkan tak sempat untuk bersantai-santai sebentar seperti hal nya yang lain.
Saat berganti pakaian lagi, "Flow, kamu nggak capek apa, kerja di berbagai tempat?" tanya salah seorang pegawai wanita.
"Tidak kak, tidak boleh ada kata capek dalam kamusku kak, yang ada aku akan selalu seperti ini. Aku ingin sukses, ingin menggapai impianku hingga menikmati hari tua dengan tenang nantinya," jawab Flow dengan pasti.
"Kami hanya bisa memberi semangat untukmu, Flow. Sekali-kali manjakan lah dirimu itu! jangan sampai semua yang kamu kerjakan takkan pernah kau nikmati nanti," ujar pegawai yang lainnya.
Dengan mengangguk pasti Flow menjawab, "Tentu! akan ada saatnya untukku melakukannya. Baiklah aku pergi dulu, permisi semuanya," pamit Flow sambil melangkah meninggalkan tempat tersebut.
Disaat mentari sudah hampir menyengat Flow menuju tempat kerjanya yang lain masih dengan berjalan kaki, (apa nggak capek ya? 🤔) namun gadis itu tak pernah mengeluh, ia selalu semangat dan selalu senyuman indah yang ia tampilkan.
Setibanya di tempat kerja selanjutnya,
Terlihat orang-orang tengah sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing, meski jam makan siang belum masuk, cafe ini sudah ramai akan pengunjung, Flow yang baru sampai melanjutkan langkah kakinya, ia berniat untuk membantu yang lain, walaupun jam kerjanya belum masuk.
'Ciihhh, anak kampung itu masih berani datang kerja. Awas saja kau, jangan panggil aku Rere jika tak bisa membuatmu keluar dari sini,' gumam salah seorang pegawai di cafe Asmara yang mana merupakan tempat kerja Flow selanjutnya. Namun raut wajahnya tak bisa membohongi kalau ia begitu benci saat melihat kedatangan flow.
Saat Flow menuju ruang ganti, tepatnya di depan pegawai yang menatap Flow tidak suka, ia dihentikan dengan kata-kata yang sinis dari atasannya itu.
"Cih! Rajin sekali kau datang, jam kerjamu bahkan baru akan di mulai 30 menit lagi, apa kau sengaja untuk mencari muka sama bos, iya?!" sergah Rere dengan nada yang tinggi, bahkan semua orang melihat ke arah mereka, namun hanya di balas senyuman sama Flow, yang mana, hal tersebut membuat Rere naik pitam hingga semakin membenci Flow.
Flow yang acuh tetap melanjutkan langkahnya, ia tak ingin menjadi tontonan gratis di depan orang banyak, ia bergegas karena hendak mengganti seragamnya dengan seragam waiters cafe tersebut. Namun langkahnya kembali terhenti.
"Berhenti!" sambil menarik paksa tangan Flow, Rere menghentikan langkah Flow, ia sengaja ingin menindas Flow, ia ingin mempermalukan Flow, karena ia cemburu akan kecantikan gadis tersebut, ( hanya karena itu?😏 ) yaa! walaupun Flow tidak dandan ia tetap cantik dengan mukanya yang baby face dan tatapan matanya yang bening serta hidung yang mancung, walau tak seperti perosotan anak TK, tapi sangat pas di wajahnya, dan bibir yang merah alami bahkan terkesan sexi dengan belahan bawah itu, membuat Rere begitu sangat iri dengan gadis itu, hingga ia selalu memikirkan berbagai hal jahat untuk menindasnya, bahkan memfitnah nya agar flow berhenti dari pekerjaannya. Namun Flow tak pernah membalas perbuatan wanita itu, ia selalu diam walau sering di perlakukan dengan semena-mena.
( maklum ya guys, takut kalah saing! )
'isssssh,' Flow hanya meringis karena tarik kan di tangannya begitu keras, seakan-akan, seperti menarik tali tambang.
Flow yang kaget dan merasa perih segera menarik tangannya sedikit kuat agar terlepas dari cengkraman wanita ular itu, terlihat ada jejak kemerahan di pergelangan tangan Flow, karena bekas tangan Rere yang begitu kuat cengkraman nya.
"Ada apa kak?" tanya flow masih dengan baik.
"Ada apa, ada apa, kamu bilang?? sekarang juga, kamu pergi ke ujung jalan sana, belikan aku cilok depan gang itu!" jawabnya dengan nada sinis bahkan memerintah sambil menunjuk ke arah gang yang di ujung sana.
"Bukankah didepan ada yang jual ya kak?" jawabnya dengan heran.
"Nggak enak! Aku maunya di depan gang ujung sana titik, sana buruan pergi!" alasannya, sengaja memerintah Flow seenak jidatnya. Kalau bukan karena atasan dan Flow sangat butuh pekerjaan, ia akan menolak permintaan wanita ular ini, tapi apalah daya, kalau jadi bawahan kita di tuntut harus selalu menuruti perintah atasan walau harus jungkir balik sekalipun, bahkan di dunia nyata banyak yang mengalami hal seperti ini.
"Ta _ tapi . . . . .
Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hallo guys,, kenalkan Aku, Siska Marcelina, kalian bisa panggil aku, Siska!
Aku baru belajar nulis nih, ini Novel pertamaku.
Semoga kalian suka ya! (Aku harap begitu) 🫶🫶
Jangan lupa ikutin terus ya kisah selanjutnya, dengan subscribe/(❤️), trus Like dan Komentar sebanyak- banyaknya.
Lalu aku pengen tahu alasan kakek nya Flow tidak merestui hubungan antara ayah dan ibu nya