NovelToon NovelToon
Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Reinkarnasi / Fantasi Isekai
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Raven Blackwood

mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.

Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.

Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawaran Kegelapan

Hutan itu kini semakin menebal, kegelapannya memeluk segala sesuatu yang berani mendekatinya. Udara di sekitarku dipenuhi aroma lembab dan tanah yang basah, namun terasa ada sesuatu yang tidak biasa di sini sesuatu yang bersembunyi di balik setiap bayangan, mengintai dengan mata yang tak terlihat. Aku bisa merasakannya, energi gelap yang melingkupi tempat ini, menyusup ke tulang sumsumku. Namun, alih-alih membuatku takut, perasaan ini malah membangkitkan adrenalin. Aku melangkah lebih cepat, mendekati sumber kekuatan itu, tertawa dalam hati. Di sinilah aku akan menemukan tantangan berikutnya.

Saat aku semakin mendekat, kabut tebal muncul entah dari mana, merayap di tanah, menutupi pandanganku. Kegelapan seolah menyatu dengan kabut, menipiskan jarak pandang dan membuat segala sesuatunya terasa lebih sempit, lebih menyesakkan. Lalu, aku melihatnya. Siluet-siluet berjubah hitam mulai bermunculan dari kabut, berbaris dalam formasi melingkar. Mereka muncul begitu saja, seperti hantu yang keluar dari kegelapan, tubuh mereka tertutup kain gelap yang menjuntai hingga ke tanah. Wajah mereka tersembunyi di balik tudung hitam, namun mata merah menyala terlihat samar dari bawah bayangan itu, mengawasi setiap gerak-gerikku.

Aku berhenti sejenak, memandangi mereka dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. “Akhirnya ada yang menarik,” pikirku. Tawa kecil keluar dari bibirku tanpa bisa ditahan.

Salah satu dari mereka, sosok yang tampaknya menjadi pemimpin, melangkah maju. Posturnya lebih tinggi dan lebih kokoh daripada yang lain. Jubahnya dihiasi simbol-simbol misterius yang berpendar dengan cahaya gelap, memberinya aura otoritas yang jelas. Kegelapan seolah mengalir dari tubuhnya, bergelombang di sekitarnya seperti asap pekat yang siap menyergap.

“Kau,” katanya dengan suara yang dalam, menggema di hutan yang sunyi. “Kami telah merasakan kehadiranmu. Aura kekuatan yang memancar dari dirimu telah menarik kami ke sini.”

Aku menyeringai, memperhatikan sosok itu lebih saksama. Dia tampak serius, penuh keyakinan dalam setiap kata yang diucapkannya. Tapi aku tidak terkesan. “Oh? Jadi, kalian merasa tertarik padaku, ya?” kataku sambil melipat tangan di dada. “Lucu sekali. Apa yang kalian mau?”

Sosok itu mendekat lagi, berhenti hanya beberapa langkah di depanku. “Kekuatanmu luar biasa. Kami tahu itu, meski kami tidak tahu siapa namamu, atau dari mana kau berasal. Tapi aura yang mengelilingimu... itu adalah kekuatan yang bisa menghancurkan dunia, atau menguasainya.” Suaranya dipenuhi ketenangan, namun ada sedikit getaran yang tidak bisa disembunyikan. “Kami adalah pembawa kegelapan, dan kami mencari individu seperti dirimu. Kami bisa memberimu lebih dari sekadar kekuatan yang kau miliki sekarang. Kami bisa memberikanmu akses ke kegelapan yang sejati energi yang tak terbatas, yang akan membuatmu tak terkalahkan.”

Aku mendengarkan dengan penuh minat, meskipun di dalam hati, aku sudah bisa menebak ke mana arah pembicaraan ini. Mereka ingin merekrutku, bukan? Menawarkan kekuatan yang lebih besar dengan harapan aku akan tunduk pada mereka. Tawaran yang manis, tapi bodoh.

“Terus terang saja,” kataku, menggelengkan kepala sambil tersenyum sinis. “Aku tidak tertarik pada janji-janji kosong. Aku sudah punya cukup kekuatan untuk menghancurkan apa pun yang kuinginkan.”

Sosok pemimpin itu tidak gentar. Dia melanjutkan, suaranya sekarang lebih rendah, lebih mendesak. “Kau tidak mengerti. Kekuatan yang kami tawarkan adalah kekuatan kegelapan sejati, jauh melampaui apa yang bisa kau bayangkan. Kami bisa memberimu kemampuan untuk menguasai dunia ini, untuk membangkitkan Demon Gid, entitas tertinggi dari kegelapan yang akan membawa kehancuran total. Bayangkan, dunia akan tunduk padamu. Semua makhluk hidup akan berlutut di hadapanmu, mengakui kekuasaanmu.”

Aku terdiam sejenak, membiarkan kata-katanya menggantung di udara. Membayangkan diriku di atas dunia, dengan semua orang tunduk padaku? Terdengar menggiurkan, tapi tidak cukup. Aku tidak peduli pada kekuasaan, atau mengendalikan dunia. Yang aku inginkan adalah kebebasan, kebebasan untuk melakukan apa pun yang kumau, kapan pun aku mau.

Aku mulai tertawa, tawa yang awalnya pelan namun semakin keras hingga menggema di seluruh hutan. Para anggota sekte tampak bingung, melihat satu sama lain di balik jubah mereka, tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Aku tertawa hingga akhirnya menghentikan suara mereka dengan suaraku sendiri.

“Kalian benar-benar lucu,” kataku di sela-sela tawaku. “Kalian berpikir aku ingin kekuasaan? Menjadi raja? Tidak, itu bukan gayaku. Aku tidak butuh dunia ini untuk tunduk padaku. Yang aku inginkan adalah kebebasan. Kebebasan untuk menghancurkan siapa pun yang menghalangi jalanku, kebebasan untuk menikmati setiap pertempuran tanpa harus tunduk pada siapa pun.”

Senyum tipis muncul di wajah pemimpin sekte itu, meskipun matanya kini memancarkan rasa marah yang terpendam. “Kau menolak tawaran kami? Kau menolak kegelapan yang sejati? Ini adalah kesempatan yang hanya datang sekali seumur hidup.”

Aku memiringkan kepala sedikit, mengangkat bahu. “Kesempatan? Kesempatan untuk menyerahkan kebebasanku pada kalian? Ha! Aku tidak tertarik. Jika kalian ingin aku tunduk, kalian akan kecewa. Aku tidak tunduk pada siapa pun.”

Sosok itu bergerak maju lagi, kini matanya memancarkan ancaman yang jelas. Kegelapan di sekelilingnya semakin pekat, seperti asap hitam yang menggelombang, siap menyerang. “Jika kau menolak, maka kau akan musnah bersama dengan segala kekuatan yang kau miliki. Kami tidak bisa membiarkan seseorang sepertimu berkeliaran tanpa kendali. Kau akan menjadi ancaman bagi kami, dan bagi dunia yang akan kami kuasai.”

Aku menyeringai lebih lebar, energi listrik mulai menyala di sekeliling tubuhku, berderak dan membentuk lingkaran cahaya yang berdenyut kuat. “Kau benar-benar berpikir aku takut pada ancamanmu? Kegelapanmu? Coba saja. Kalian semua akan menyesal telah mendekatiku.”

Dengan satu gerakan cepat, aku melompat ke arah mereka, petir menyambar dari kedua tanganku. Serangan kilatku mengenai beberapa dari mereka, membuat tubuh mereka terlempar ke udara sebelum menghantam tanah dengan suara yang menggelegar. Kabut hitam yang mereka kendalikan mencoba menyelimutiku, tapi aku menghentakkan kakiku ke tanah dan petir meledak dari tubuhku, menghancurkan kabut itu menjadi serpihan-serpihan gelap yang lenyap di udara.

Sang pemimpin sekte tampak terkejut melihat betapa mudahnya aku menghancurkan serangannya. Tapi dia tidak menyerah. Dengan cepat, dia mengangkat tangannya dan kegelapan mulai melingkar di sekitarnya, semakin padat dan semakin berbahaya. “Kau benar-benar ingin melawan kami? Maka kau akan merasakan apa itu kegelapan sejati.”

Aku tertawa lagi, melangkah maju tanpa ragu sedikit pun. “Kegelapan sejati? Aku akan menghancurkanmu sebelum kau sempat menggunakan semua itu.”

Tanpa aba-aba, dia melepaskan serangan kegelapan yang pekat, mengarahkannya langsung padaku. Tapi aku sudah siap. Dengan cepat, aku menghindar ke samping dan membalas dengan petir yang lebih besar, melemparkannya langsung ke tubuhnya. Cahaya kilat menyilaukan mata dan tubuhnya terpental mundur, menabrak pepohonan yang tinggi.

Sosok itu bangkit kembali, darah mengalir dari bawah tudungnya. Dia berdiri dengan gemetar, tidak percaya bahwa aku bisa menghancurkan serangannya dengan begitu mudah. “Tidak... ini tidak mungkin...”

Aku mendekat lagi, menatapnya dengan mata menyala. “Kalian mencoba mengancamku, dan sekarang kalian membayar harganya. Kegelapanmu tidak ada apa-apanya di hadapan kekuatanku.”

Dengan gerakan terakhir, aku melemparkan petir yang lebih besar lagi, menghancurkan pemimpin sekte itu dalam satu serangan penuh cahaya. Tubuhnya lenyap, terhisap ke dalam kegelapan yang dia bawa, dan seketika, suasana hutan menjadi sunyi.

Aku berdiri di tengah reruntuhan pertarungan, menarik napas dalam. Tawaran mereka? Ha! Itu tidak ada artinya bagiku. Aku sudah punya apa yang aku inginkan kebebasan untuk bertarung

1
Hr⁰ⁿ
bagus Thor,tpi tolong di perbaiki aja si buat bicara dan untuk bicara dalam hati,agak pusing kalo baca lngsung kaya gitu,
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏
Raven Blackwood: masukkan yang menarik, di bab selanjutnya langsung saya pakai nih saran nya, thanks.
Raven Blackwood: siap, terimakasih masukannya
total 2 replies
Hr⁰ⁿ
mantap Thor lanjutkan
Shion Fujino
Merasuki jiwa
Mia001
semangat kak
Raven Blackwood: terima kasih 😁
total 1 replies
Mia001
Semakin di baca semakin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!