"Aku akan mengingat wajah kalian semua, Dan tunggu pembalasanku!" Ucap Chen Long sebelum kematiannya..
Jiwanya melesat dan bermigrasi ke tubuh bayi yang baru meninggal dan dia susupi, Hingga bayi dan jiwanya dapat hidup kembali
Ambisinya terpantik untuk menjadi Dewa Pedang yang tak terkalahkan bersama dengan ingatan masa lalu tentang Kitab Pedang Dewa dengan mengukir namanya dalam legenda yang tak terlupakan, Long Chu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan 2
Siang itu, ketika matahari berada tepat diatas dan bayangan menghilang karna kembali ketubuh. Kericuhan terjadi dengan cepat. Teriakan kesenangan diantara teriakan kesakitan bercampur jadi satu. tidak diragukan lagi semua ini sudah masuk dalam rencana seseorang.
Dimana kah patriak, ketika sekte sedang terancam? seharusnya dia orang pertama yang menghadang! Begitulah mungkin yang para murid pikirkan dalam pelarian mereka ke wilayah tengah. Dimana sebagian tetua sudah menyiapkan keamanan untuk mereka.
Berbondong-bondong para murid menuju wilayah tengah dan para tetua membukakan jalan untuk mereka dengan menghadang dan melawan para perusuh diantara mereka sendiri.
Masih tidak diketahui siapa dalang dibalik kericuhan itu. Namun yang pasti semua orang akan dicurigai, jika tidak mau menurut perintah tetua agung maka dianggap penghianat.
Darah bersimbah ditanah, dentingan pedang sudah tak terhitung banyaknya terdengar, kebakaran pun segera merambat kesana kemari. Pilu hati melihatnya..
Jasad murid berhamburan dari yang terpotong hingga yang menjadi arang terkena serangan sasar yang sembarangan.
Begitu banyak yang mati hingga tak terhitung lagi, dari penghianat ataupun pengikut setia sekte....
"Hahahahaha!" ada tawa yang terdengar sarkas diantara kesedihan para tetua ataupun panatua agung dan murid yang hidup tapi terluka.
Segerombolan pasukan datang dari wilayah luar sebelah barat. Dengan bendera berajut gambar burung Gagak dan pakaian hitam yang juga berlambang burung Gagak terbang.
"Ternyata kalian biang keroknya" Xiao Dai turun dari tempat sebelumnya dia berdiri "Kami tidak pernah mengganggu sekte lain, Tapi mengapa kalian ingin menghancurkan sekte kami?" tanya Xiao dai dengan tatapan tajamnya.
"Tak perlu kami memiliki alasan untuk memperluas wilayah kekuasaan, dengan sumberdaya yang kalian miliki. itupun cukup untuk menjadi alasan. ini bukan serakah, hanya saja kami ingin memiliki lebih banyak wilayah subur seperti sekte Fajar Senja ini. Dan sangat kebetulan bahwa Wen Hao sudah pergi, tidak adalagi yang bisa menopang sekte ini. Menyerahlah jika tidak ingin mati!" Kata Gao Hu, Dia adalah Patriak Gagak Hitam. Dia sendiri turun tangan dengan bantuan Tetua dan Murid sekte yang berada di tingkat prajurit tahap awal paling rendah, hingga tingkat raja tahap awal.
Sedang dirinya juga berada ditingkat Raja tahap Dua. Meski begitu dia tetap berani melawan tetua Dai. karna ada tetua dari pihak sekte Fajar senja yang akan membantunya. terlebih dia juga sudah mendengar bahwa patriak Tengkorak Putih datang dengan pasukannya. itu kenapa dia sangat yakin akan menang. Sebab hanya tetua agung Xiao Dai yang memiliki tingkatan paling tinggi diantara para tetua.
"Kau-" tunjuknya dengan kesal "Siapa penghianat disekte ini yang mengatakan Wen Hao tidak ada? dia ada dan sudah mengetahui adanya penghianat sebelum kepergiannya. Sebentar lagi dia akan datang! dan kalian akan tamat" murka Xiao Dai. Dia mulai memberikan tekanan yang dia fokuskan kepada pihak lawan dihadapannya. Sedangkan orang yang berada dibelakang tidak akan merasakan tekanannya.
Gao Hu dapat merasakan sedikit tekanan itu. tapi tidak menghentikan langkahnya dia maju dengan pedang ditangannya dibantu oleh dua tetua yang dapat bergerak cukup bebas walau masih merasakan ada efek yang memperlambat tubuhnya, karna tekanan kekuatan yang bekerja.
Sreeeeeng Basreeeeng! dua pedang beradu memekakkan telinga. Tekanan yang dirasakan pihak lawan langsung menghilang ketika konsentrasi dari Xiao Dai terpecah. Dia berusaha menghadang, menangkis dan menghindari tiga pedang yang mengarah ke titik vital matinya secara berururan.
Para tetua sekte gagak hitam menyeru anggotanya yang lain untuk maju, segera dua kubu yang bersebrangan bertarung pula.
Hidup dan mati ditentukan dari kemenangan mereka hari ini.
Dibalik pertarungan itu, ada yang tersenyum dengan pertarungan mereka. Dia ada diantara barisan para tetua yang ada disana, yang begitu ingin menguasai sekte Fajar Senja dan menjadi patriak dengan memicu gelombang serangan yang sebelumnya terjadi.
Belum ada yang menyadari apa yang dia rencanakan, Sekarang pergerakannya perlahan bergeser kesamping kanan dan berteriak. "Aku akan membantumu tetua Dai!" teriaknya seraya tersenyum, dia menangkis pedang Gou Hu sambil mengedipkan matanya dan menyandarkan punggungnya dengan punggung tetua Xiao Dai. "Bagaimana keadaanmu tetua?" tanya dia tanpa menoleh.
"Aku baik saja tentunya" sahut Xiao Dai dengan kilatan mata yang tak biasa.
Yi Meng mengangkat pedangnya dengan posisi yang salah. dan mengayun kebelakang menusuk punggung Xiao Dai, itu rencananya.
Xiao Dai sudah sangat waspada terhadap semua tetua, karna dia belum tau siapa dalang insiden. Jadi dia tidak terlalu percaya dengan orang yang membantunya. Seperti Yi Meng yang sekarang mengayunkan pedang ke punggungnya. Segera Dai melompat kedepan dan menghentakan kakinya ketanah lalu berpaling dan mengirim tenaga dalam dengan sekali hentakan telapak tangannya "Gerakan Pertama, Tapak suci!"
Wush! Baaaam!!
Yi Meng terpental karna punggungnya terkena telak serangan itu. tubuhnya ditangkap oleh Gou Hu.
"Rencanamu gagal Meng" kata Gou Hu, seraya memberikan ramuan penyembuh luka.
Yi Meng mengambil dan langsung meminumnya, dengan segera habis menegak ramuan itu. Setelahnya dia mengusap punggungnya yang sedikit terbakar dan berkata seraya melempar botol kosong ditangannya kearah Xiao Dai. "Aku tak mengira kau mengetahui niatku" katanya
"Aku tidak mengetahui! Hanya saja aku harus waspada dengan semua orang yang mendekatiku, terutama para tetua. Karna belum ada yang mengetahui siapa dalangnya. Sekarang setelah tau bahwa itu dirimu. aku tidak akan ragu lagi dan kepada penghianat harus dihukum mati!" teriak Xiao Dai.
Gemuruh pasukan datang dengan gelombang yang sangat mengerikan. Sekte Tengkorak Putih datang menerjang dengan begitu banyak pasukan. Mungkin semua orang yang menjadi murid sekte diboyong untuk menyerang dan menjadi umpan meriam.
Xiao Dai terdiam ditempatnya dan tidak jadi menyerang Yi Meng. Ada hal yang lebih penting yaitu mengevakuasi semua murid dan berjuang melindungi masa depan. Baginya meskipun hanya tersisa satu orang yang hidup diantara ratusan murid itu, maka sekte Fajar Senja akan tetap memiliki penerus.
"Hahahaha!" tawa Yi Meng terdengar, dia menertawakan wajah Xiao Dai yang terlihat panik ketika lawan datang dengan banyak pasukan. "Menyerah saja Dai, aku tau kamu kuat. tapi jika kau melawan kami semua. Maka kau hanya akan menjadi domba yang disembelih tanpa bisa melarikan diri" kata Yi Meng lagi dengan tatapan yang remeh serta cibiran.
"Aku tak pernah takut untuk mati, Hanya saja! apa kau yakin bisa meruntuhkan sekte hanya dengan kalian tetua yang beberapa orang ini" katanya menatap Yi Meng.
"Apa kau begitu putus asa, Dai!? hingga berkata seperti itu. Mari kita buktikan siapa yang akan hidup kemudian" kata Yi Meng lagi
Dia bersama dengan beberapa tetua mengeroyok Xiao Dai yang hanya sendirian. Bukan yang lainnya tidak ingin membantu. tapi dia memerintahkan yang lain untuk mengatur murid agar selamat dari kematian...