NovelToon NovelToon
Jejak Kenangan Di Balik Bayangan

Jejak Kenangan Di Balik Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Kembar / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Mata-mata/Agen / Anime / Romansa
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Azky Lyss

Di balik kehidupan mereka yang penuh bahaya dan ketegangan sebagai anggota organisasi rahasia, Alya, Alyss, Akira, dan Asahi terjebak dalam hubungan rumit yang dibalut dengan rahasia masa lalu. Alya, si kembar yang pendiam namun tajam, dan Alyss, yang ceria serta spontan, tak pernah menyangka bahwa kehidupan mereka akan berubah drastis setelah bertemu Akira dan Asahi, sepupu yang memimpin di tengah kekacauan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azky Lyss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Malam Masa Lalu

Udara malam semakin dingin, embusan angin musim dingin menusuk kulit meski kedua lelaki itu sudah mengenakan jaket tebal. Akira dan Asahi baru saja meninggalkan apartemen Alya dan Alyss, berjalan pelan menuju motor mereka yang terparkir di depan gedung. Lampu-lampu kota menyinari jalanan yang hampir sepi, dengan hanya beberapa mobil dan pejalan kaki yang melintas.

Asahi memasang helmnya sambil menguap kecil. “Hari ini lumayan panjang juga, ya.”

Akira mengangguk, menatap jalanan kosong di depan mereka. “Iya. Setidaknya hari ini kita bisa istirahat tanpa masalah.”

Namun, sebelum keduanya sempat menyalakan motor, pandangan Asahi tiba-tiba teralihkan oleh dua sosok yang berdiri di seberang jalan. Dua orang laki-laki, salah satunya bertubuh kekar dengan jaket kulit hitam, berdiri di bawah cahaya lampu jalan. Mereka tampak berbicara, tapi tatapan mereka tertuju langsung ke arah Asahi.

Asahi menyipitkan mata, rasa waspada segera menyusup ke dalam dirinya. Tatapan tajam lelaki berjaket kulit itu terasa familiar—terlalu familiar. Ingatan masa lalu yang kelam tiba-tiba muncul di benaknya, membawa kembali perasaan-perasaan yang selama ini ia coba lupakan.

"Jangan bilang..." gumam Asahi dengan suara rendah.

Akira, yang menyadari perubahan ekspresi temannya, segera menoleh ke arah dua lelaki itu. "Kau kenal mereka?"

Asahi terdiam sejenak, rahangnya mengeras. “Yang satu itu… Sagaras. Dia adalah musuh lamaku, sejak kecil.”

Sagaras. Nama itu membangkitkan memori penuh ketegangan dan dendam yang belum selesai. Asahi dan Sagaras telah berkonflik sejak mereka masih di sekolah dasar, sebuah perseteruan yang dimulai dari persaingan tak sehat hingga berubah menjadi sesuatu yang lebih gelap dan serius. Dalam dunia yang mereka jalani, musuh lama seperti Sagaras tidak pernah benar-benar menghilang.

Sagaras melihat Asahi dan tersenyum dingin, menyeringai seolah menikmati situasi ini. Dia mulai melangkah mendekat bersama rekannya, kedua matanya tidak pernah lepas dari Asahi.

“Asahi... lama tidak bertemu,” kata Sagaras dengan nada tenang tapi berbahaya. "Kupikir kau sudah melupakan aku."

Akira, yang merasakan ketegangan meningkat, berdiri di samping Asahi, siap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi. “Siapa dia sebenarnya?” tanya Akira, matanya fokus pada Sagaras yang semakin mendekat.

Asahi tetap diam sejenak, mengukur situasi. “Dia... dia adalah seseorang yang seharusnya sudah lama kulupakan. Tapi sepertinya dia tidak pernah benar-benar pergi.”

Sagaras berhenti beberapa meter di depan mereka, matanya berbinar licik saat ia menatap Asahi. “Kau masih keras kepala seperti dulu rupanya. Dan kau masih bersama teman-teman barumu? Aku kira setelah semua ini kau akan berjalan sendirian.”

Asahi mengencangkan genggamannya pada stang motor, berusaha menahan diri. “Apa yang kau inginkan, Sagaras? Aku sudah tidak punya urusan lagi denganmu.”

Sagaras tertawa pelan, suaranya penuh dengan ejekan. “Tidak punya urusan? Kita tidak pernah selesai, Asahi. Kau tahu itu. Dunia kecil kita ini terlalu sempit untuk dua orang seperti kita. Setiap kali aku melihatmu, aku ingat kenapa aku tidak akan pernah bisa melupakan masa lalu kita.”

Asahi tahu maksud Sagaras. Konflik masa lalu mereka melibatkan lebih dari sekadar pertarungan pribadi. Itu tentang harga diri, kekuatan, dan pengkhianatan. Setiap pertemuan dengan Sagaras hanya memperburuk keadaan.

Akira, yang merasa ketegangan semakin tebal, meletakkan tangannya di bahu Asahi, berusaha menenangkan. “Jangan biarkan dia memancingmu. Ini bukan tempat yang tepat untuk memulai masalah.”

Namun, Asahi sudah terlanjur terbakar amarah yang perlahan mendidih di dalam dirinya. Tatapannya tajam, penuh dengan kemarahan terpendam. “Sagaras, kalau kau mencari masalah, kau sudah menemukannya.”

Sagaras tersenyum puas, seolah itulah jawaban yang ia tunggu. “Aku tahu kau tidak bisa menahan diri, Asahi. Itu yang kusuka darimu. Kau selalu ingin membuktikan sesuatu.”

Sementara Sagaras terus memprovokasi, lelaki yang berdiri di sebelahnya tetap diam, matanya mengikuti gerakan Asahi dan Akira dengan penuh kewaspadaan. Asahi tahu bahwa Sagaras tidak pernah bertindak sendiri—selalu ada orang-orang berbahaya di sekelilingnya.

“Ayo, apa kau mau selesaikan ini di sini?” tantang Sagaras, langkahnya mendekat perlahan.

Suhu udara malam semakin dingin, tetapi ketegangan yang melingkupi mereka semakin panas. Akira melangkah maju, berdiri sejajar dengan Asahi, meskipun dia tahu bahwa pertarungan ini bukanlah pertarungan yang ingin dimulai malam ini.

Asahi mengepalkan tangannya, mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Tapi sebelum ada yang bisa bergerak, suara sirene polisi terdengar dari kejauhan, memecah keheningan malam. Sagaras melirik ke arah suara itu, lalu kembali menatap Asahi.

“Kurasa malam ini kau beruntung, Asahi. Tapi ingat ini, kita tidak akan selesai di sini.” Sagaras mundur perlahan, masih dengan senyum menyeringai di wajahnya, sebelum akhirnya berbalik dan berjalan menjauh bersama rekannya.

Asahi menghela napas panjang, amarahnya masih terasa berdenyut di dalam dadanya. Dia tahu bahwa pertemuan ini hanya awal dari sesuatu yang lebih besar. Sagaras tidak akan pergi begitu saja—dan konflik di antara mereka masih jauh dari selesai.

Akira memandang Asahi dengan khawatir. “Kau baik-baik saja?”

Asahi hanya mengangguk, berusaha menenangkan dirinya. “Ya... untuk sekarang.”

“Jangan biarkan dia memengaruhi pikiranmu. Kita akan hadapi ini nanti, bersama,” tambah Akira, mencoba memberi dukungan.

Asahi tersenyum tipis, meskipun ada ketegangan yang masih tersisa di wajahnya. “Aku tahu. Tapi yang jelas, ini belum berakhir.”

Malam itu berakhir dengan ketenangan yang menipu, namun di dalam hati mereka berdua, ada rasa waspada yang tetap terjaga. Sagaras sudah kembali ke dalam kehidupan Asahi, dan ancaman yang ia bawa mungkin akan membawa masalah yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan.

Tanpa mereka sadari, di lantai tertinggi apartemen mewah itu, Alya berdiri di dekat jendela, menatap ke arah mereka berdua. Wajahnya tenang, tapi matanya menyoroti kekhawatiran yang tersembunyi. Dia menyaksikan percakapan yang tak bisa ia dengar, tetapi perasaan bahwa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi menyusup ke dalam dirinya. Alya terus memperhatikan sampai kedua lelaki itu pergi, menghilang di balik gelapnya malam.

1
Listya ning
Hai Salam kenal
Terua semangat Author
Jangan lupa mampir 💜
Azky Lyss: Terima kasih atas dukungannya. Kita akan terus saling mendukung😇
total 1 replies
Luzor
Ceritanya seru thor,/Applaud/
Azky Lyss: harap ditunggu lanjutannya😇
total 1 replies
★lucy★.
Mantap lah!
Alhida
Buat yang suka cerita, wajib baca
Aki
Membuat saya terharu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!