NovelToon NovelToon
Meluluhkan Hati Suami Dingin

Meluluhkan Hati Suami Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: DNur

Diajeng Danisa Kusuma Putri, gadis kecil yang memiliki paras ayu khas gadis keraton. Ia adalah cucu dari Budiono Djoyodiningrat. Orang terkaya nomor dua di negara ini. Terpaksa dinikahkan dengan seorang laki-laki dingin yang masih memiliki darah biru juga. Ia anak dari orang terkaya nomor satu di negara ini. Bernama Radenmas Nalendra. Putra dari bapak Surya Maheswara dan ibu Ayu Kusuma Putri. Nalendra atau yang sering dipanggil Nalen sangat menentang perjodohan ini. Begitu pun dengan Ajeng, yang sama sekali tidak mengenal laki-laki dingin yang akan dijodohkan kepadanya. Apakah pernikahan ini akan berlangsung? mari kita simak yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DNur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Ciuman Selamat Pagi

Pagi ini, Ajeng bangun tidur. Dia tersenyum melihat Nalendra yang ada disampingnya. Dia tidak tahu kapan Nalendra kembali tidur disampingnya. Tapi rasanya semalaman Ajeng tidur dengan nyenyak sekali.

"Memang ganteng banget suami aku ini." ucap Ajeng lirih.

"Baru sadar." kata Nalendra tiba-tiba.

Ajeng pun terbelalak kaget. Ia pun langsung terduduk. Ia mengambil jedai yang ada dinakas. Dan segera menguncir rambutnya asal. Berharap Nalendra melupakan apa yang ia katakan tadi. Ajeng pun turun dari ranjang berniat untuk siap-siap pergi ke kampus.

"Mau kemana nona?" tanya Nalendra dengan suara serak khas bangun pagi.

Dan saat ini Ajeng telah ditahan oleh suaminya. Entah apa yang merasuki Nalendra. Ia memeluk Ajeng dari belakang dan menggodanya.

"Apakah tidak ada ciuman selamat pagi untuk ku?" bisik Nalendra.

Ajeng bergidik merasa geli dengan bisikan Nalendra. Ajeng berusaha berdiri tapi tetap ditahan oleh Nalendra. Apa si dingin ini benar-benar sudah luluh. Benarkah aku sudah berhasil meluluhan hati suami dingin. Pertanyaan-pertanyaan muncul dalam benak Ajeng.

"Jangan harap aku lepaskan kamu sayang. Sebelum aku dapat ciuman selamat pagi." goda Nalendra.

"Rasanya aneh kalau Raden Mas Nalendra bersikap seperti ini." kata Ajeng.

"Aneh kenapa? Orang suami istri juga. Sudah halal, sudah sah."

Cup...

Ajeng mencium pipi Nalendra dan pergi ke kamar mandi. Nggak sabar aku nunggu satu bulan. Cengir Nalendra, setelah mendapat ciuman selamat paginya. Ajeng dikamar mandi berdiri didepan cermin. Memperhatikan pipinya yang merah, seperti tomat. Secepat itu, si dingin luluh. Gumam Ajeng dalam hatinya. Tapi dia tidak mau lengah. Takut jika ini hanya jebakan Nalendra.

Usai mandi, Ajeng yang hanya mengenakan jubah mandi. Keluar dan pergi ke ruang wadrobe. Tapi salah fokus, ia malah memperhatikan Nalendra. Yang berdiri mematung didepan pintu. Menatap tajam Ajeng, seperti mata elang yang mendapatkan mangsa. Nalendra mendorong Ajeng, sampai Ajeng terhimpit. Antara dinding dan tubuh Nalendra.

"Mau apa? Buruan mandi, ntar telat loh mas." takut Ajeng.

"Lima menit aja."

Tanpa aba-aba, Nalendra mel*mat lembut bibir ranum Ajeng. Ajeng terbelalak kaget dengan apa yang dilakukan Nalendra. Nalendra menikmati setiap hisapannya. Sedang Ajeng hanya diam terpaku.

"Hmm... M... Mas..." Ajeng mendorong Nalendra.

"Jangan keluar sampai aku selesai mandi." suruh Nalendra.

Nalendra masuk ke kamar mandi. Dia tersenyum menyeringai setelah mendapatkan ciuman intimnya. Ajeng benar-benar pemula. Gumam Nalendra, yang merasakan ciuman Ajeng yang masih kaku. Ajeng bersiap dengan memakai baju setelan kasual. Lanjut ia menyiapkan baju untuk Nalendra. Ajeng salah tingkah ketika Nalendra sudah ada diruang wadrobe. Ajeng pun keluar dan membiarkan Nalendra berganti pakaian.

"Udah siap mas?" tanya Ajeng.

Ketika Nalendra keluar dengan dasi ditanganya. Menyodorkan dasi itu kepada Ajeng. Ingin dipasangkan oleh Ajeng. Tinggi Ajeng tidak sebanding dengan tinggi suaminya. Nalendra dengan sigap menggeser kursi dengan kakinya. Dan mengangkat tubuh Ajeng untuk berdiri diatas kursi.

"Eh... Kan bisa naik sendiri aku." gerutu Ajeng.

"Udah sih pasang aja, nggak usah pakek bantah bisakan?!"

"Dasar kulkas seratus pintu." kesal Ajeng.

"Apa kamu bilang? Kuping aku normal ya Jeng."

"Enggak orang aku nggak bilang apa-apa kok."

"Dasar tengil, mau aku santap pagi ini juga? Hmm..."

"Santap-santap emang aku apaan? Kamu Sumanto? Bukan kan?? Udah selesai, udah ganteng juga suami aku ini." senyum Ajeng.

Tanpa disadari, sedari tadi Nalendra memperhatikannya. Begitu manis, ucap Nalendra dalam hatinya.

"Kamu cerewet juga ya..."

"Mau apa? Jangan deket-deket... Mama..." teriak Ajeng.

Ajeng berlari keluar dari kamar dan berlari turun dari lantai atas. Pak Surya dan ibu Ayu terbelalak kaget dengan teriakan Ajeng. Mama langsung berdiri dan mendekati Ajeng.

"Kenapa nduk?" tanya mama Kawatir.

"Hehehe, maaf ma... Nggak papa kok." jawab Ajeng kikuk.

"Lari dari suaminya ma, takut kalau aku makan mungkin." celoteh Nalendra.

"Jangan keras-keras sama Ajeng Ndra." pinta Papa.

"Bercanda pa, aku sayang banget sama bocil satu ini. Gemes aja." kata Nalendra.

"Hmmm... Pengantin baru ini. Kapan kalian mau bulan madu?" tanya Mama.

Mulut mu itu kenapa Nalendra. Kutuk Nalendra dalam hatinya. Sedang Ajeng tercengang dengan apa yang diucapkan Nalendra barusan.

"Gimana nduk? Kapan mau honey moon?" tanya papa.

"Ha... Pa, ma. Kayanya untuk saat ini jangan dulu. Ajeng masih fokus kuliah sebentar lagi mau skripsi. Banyak kegiatan juga." jelas Ajeng.

"Kami santai ma, pa kalau soal momongan. Mau pacaran dulu, kita kalian jodohin tanpa perkenalan terlebih dulukan. Jadi tolong, hargai juga keinginan kami." kata Nalendra.

Om ini kesambet apa sih, batin Ajeng. Papa dan mama hanya mengangguk dan tersenyum. Sudah bahagia, yang terpenting mereka sudah menerima perjodohan ini. Kedua orang tua Nalendra semakin percaya. Jika mereka sudah saling menerima. Karena saat ini Nalendra tengah mengelus kepala Ajeng.

"Makan yang banyak, biar eyang juga bahagia kalau liat kamu semakin berisi." kata Nalendra.

Ajeng hanya terdiam, antara menerima dan membentengi hatinya. Beberapa hari ini, tingkah Nalendra sungguh membingungkan dirinya. Sudah luluh kah hati suami dinginnya ini. Apa hanya penenang dirinya. Ajeng tidak bisa membedakan perbuatan yang dilakukan Nalendra akhir-akhir ini. Selesai mereka sarapan, mereka berdua berpamitan untuk berangkat.

"Udah nggak papakan pakai mobil?" tanya Nalendra.

"Masih sedikit takut, tapi nggak papa mas. Kalau nggak dicoba terus kapan aku mau sembuh?"

Nalendra membukakan pintu untuk Ajeng. Lalu ia berjalan menuju kursi kemudi. Kali ini Nalendra mengendarai mobil dengan kecepatan sedang tidak seperti kemarin yang sangat pelan. Ajeng juga sudah mulai menetralisir rasa takut dalam dirinya. Meski masih mengeluarkan keringat dingin. Sampai dikampus, Nalendra tak membiarkan Ajeng keluar begitu saja.

"Stop ! Apa benar seperti ini?" dingin Nalendra.

"Terus apa yang salah? Udah sampai benerkan turun terus masuk dalam kelas." jawab Ajeng.

Nalendra menunjuk pipinya. Ajeng menggeleng dengan cepat. Sudah berapa banyak Nalendra mencuri kesempatan. Dengan alasan katanya mau berusaha buat aku jatuh cinta. Sebelum Nalendra berkata seperti itu. Ajeng berkata terlebih dulu.

"Katanya mau buat aku jatuh cinta. Selalu kata-kata itu yang akan kamu keluarkan. Iya kan... Hmm dasar om-om genit. Mau ambil untuk doang." kesal Ajeng.

"Apa kamu bilang? Om-om gini sudah sah jadi suami kamu. Stop bilang kamu, kamu nggak sopan. Mas panggil mas kalau nggak sayang. Paham Ajeng !"

"Lah kenapa marah? Stop cari-cari kesempatan ya..."

"Kalau memang cari-cari kesempatan kenapa? Sahkan?"

"Iya sih... Eh enggak boleh. Belum sayang sama aku nggak boleh cium-cium." kata Ajeng.

Ajeng pun berlari keluar dari mobil. Dia melihat Arum yang juga baru sampai, dia mengejar Arum. Dasar bocil, apa nggak peka kalau aku ini udah mulai sayang sama dia. Nol pengalaman benar istri kecil ku ini. Gumam Nalendra, ia pun melajukan mobilnya ke kantor.

1
Iges Satria
senangnya jadi keluarga Ajeng yg saling menyayangi ga ada iri dan dengki " keluarga kaya yg jadi panutan /Good//Heart/ "
Iges Satria
co cweettt /Heart//Heart/
Iges Satria
dah elah duren nih wkwk
Iges Satria
jodohnya arum nanti fran ya thor wkwk
Iges Satria
peluk sayang dong
Iges Satria
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Dnur: terima kasih suportnya kaka☺️🙏
total 1 replies
Iges Satria
kesya kamu cari mati dg mempunyai gusik nalen dan ajeng.. kamu tau siapa keluarga mereka kan? kamu sendiri nanti akan menyesal senjata makan tuan kamu
Iges Satria
hilang dibawa jelang keysamu biar diganti cerianya ajeng /Heart/
Iges Satria
dah ada rasa masnya ajeng wkwk
Iges Satria
bahagianya Ajeng punya keluarga seperti guntur dan alumni yg dianggap saudara krn kebaikan mereka /Heart/
Iges Satria
sumpah ajeng mah manjur
Iges Satria
baru sadar ya nalen
Iges Satria
tuh kan baru seminggu
Iges Satria
bagus ajeng cuekin saja si tuan muda biarkan dia menyesal dan mengejar bahkan mengemas cinta darimu
Iges Satria
dirumah sendiri di Ratukan di Rumah Suami menyedihkan kamu Jeng
Iges Satria
kebangetan kamu nalen/Panic/
Iges Satria
bodoh ya kamu nalen... keysa cuma butuh uang dibelakang dia selingkuh gkuh juga x wkwk
Iges Satria
mantu idaman kamu jeng /Heart//Good/ singkirkan pacar nalen dg cara halus, kamu yg berhak
Iges Satria
talhlukkan masuk itu jeng...buat dia jatuh cinta dan tergila² padamu/Heart/
Heny Susanti
Luar biasa
Dnur: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!