Boqin Changing, Pendekar No 1 yang berhasil kembali ke masa lalunya dengan bantuan sebuah bola ajaib.
Ada banyak peristiwa buruk masa lalunya yang ingin dia ubah. Apakah Boqin Changing berhasil menjalankan misinya? Ataukah suratan takdir adalah sesuatu yang tidak bisa dia ubah sampai kapanpun.
Simak petualangan Sang Pendekar Dewa saat kembali ke masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melanjutkan Pertarungan
"Sial ada pendekar raja lain di sini." ucap pendekar ahli yang tersisa. Dia mengira orang yang melancarkan serangan dari jarak jauh adalah pendekar raja karena mampu membunuh temannya yang seorang pendekar ahli.
"Adik Mo hati hati..." Pendekar raja berpakaian hitam berteriak mengingatkan anggotanya yang tersisa.
Namun terlambat. Sebuah batu tepat menembus kepala pendekar ahli yang tersisa. Dengan demikian hanya tersisa dua orang saja saat ini di arena pertempuran. Pihak pertama adalah Guru Boqin Changing dan satunya lagi adalah orang yang mengejarnya, pendekar berpakaian hitam. Keduanya sama sama pendekar raja. Bedanya Guru Boqin Changing telah berada di tahap menengah pendekar raja sedangkan lawannya berada di tahap awal pendekar raja.
Arah pertempuran pun berubah. Jika awalnya Guru Boqin Changing yang terdesak. Kali ini giliran lawannya yang merasakan posisi yang tidak menguntungkan dirinya. Menurut pria berpakaian hitam, saat ini dia harus melawan dua pendekar raja. Padahal kenyataannya dia hanya menghadapi seorang pendekar raja dan seorang pendekar menengah.
Guru Boqin Changing dan lawannya saling bertatap-tatapan. Keduanya belum bergerak sambil mengamati situasi yang ada. Boqin Changing pun berhenti menembak. Saat ini hanya keheningan yang tercipta di sana.
Mereka yang bertarung sama sama pendekar raja. Mereka tahu bahwa di pucuk pohon tertinggi yang berjarak satu kilometer dari lokasi mereka ada seseorang yang siap menembaki mereka dengan kekuatan yang dahsyat.
Guru Boqin Changing sendiri merasa kebingungan. Dia merasa tidak mengenali sosok yang membantunya dalam pertarungan ini. Sepengetahuannya, dia tidak pernah mengenal sosok yang mampu menyerang lawan seakurat orang tersebut dari jarak jauh.
Melihat lawannya masih tidak bergerak menyerangnya, Guru Boqin Changing memutuskan untuk memulai serangan.
"Tebasan Gelombang Pasang Laut"
Sebuah gerakan tebasan pedang jarak jauh dikeluarkan Guru Boqin Changing. Dia memutuskan untuk menggunakan teknik tebasan jarak jauh untuk menyerang lawannya. Harapannya sosok yang menyerang dari jauh ikut membantunya.
Benar saja sesaat setelah serangan pertamanya, serangan jarak jauh muncul kembali menyerang pria berpakaian hitam. Pria berpakaian hitam yang diserang dari kedua sisi mulai kewalahan. Sejujurnya jika terjadi pertarungan satu lawan satu dengan Guru Boqin Changing, dia pasti mengalami kekalahan. Apalagi saat ini dia diserang dari kedua sisi.
Pertarungan berjalan berat sebelah sebelum akhirnya pedang dari Guru Boqin Changing menusuk jantung lawannya. Lawannya pun roboh dan kehilangan nyawanya. Dengan demikian sepuluh orang yang sebelumnya mengepung Guru Boqin Changing telah berhasil dikalahkan.
...*****...
Di atas pohon, Boqin Changing menghela nafas kelegaan. Tubuhnya terasa sakit karena melakukan banyak serangan jarak jauh. Cukup banyak tenaga dalamnya yang terkuras ketika menggunakan jurus ledakan jarak jauh.
Dia tersenyum puas karena telah menolong gurunya. Walaupun mungkin saja takdir akan berubah karena gurunya tidak terluka dan tidak jadi dirawat oleh ayahnya. Saat ini jelas tidak terjadi hutang budi di antara gurunya dan ayahnya.
Pada kehidupan pertamanya ketika gurunya sembuh setelah dirawat ayahnya, Boqing Feng meminta kepada orang tersebut untuk mengangkat Boqin Changing sebagai muridnya. Demi membalas budi atas kebaikan Ayah Boqin Changing, pria paruh baya ini menerima permohonan itu. Walaupun saat itu Boqin Changing hanya seorang anak biasa dengan bakat rata-rata saja.
Hari ini takdir telah berubah. Boqin Changing ternyata tidak tega melihat gurunya terluka parah. Dia memutuskan membantunya atas dasar rasa baktinya sebagai seorang murid di kehidupan pertamanya.
"Baiklah jika memang takdir telah berubah dan aku tidak menjadi murid guru di kehidupan kedua. Setidaknya guru tidak terluka parah pada pertarungan hari ini." gumam Boqin Changing sambil bersandar di dahan pohon.
Tubuhnya terasa sakit dan dia memutuskan untuk beristirahat sebentar di atas pohon. Dia menggenggam rumput naga untuk memulihkan tenaga dalamnya sambil memejamkan matanya sampai ada suara dari arah bawah yang mengagetkannya.
"Wang Tian memberi hormat pada senior"