NovelToon NovelToon
Menjadi Tawanan Manis Untuk Boss Suami

Menjadi Tawanan Manis Untuk Boss Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Diam-Diam Cinta / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: JackRow

Karena terlilit hutang, seorang karyawan rela menyerahkan istrinya sendiri sebagai jaminan pada seorang boss perusahaan demi mendapatkan pinjaman yang jauh lebih besar.

Usia pernikahan Lukas yang menginjak pada angka 7tahun namun tak juga dikaruniai seorang keturunan, membuat lelaki itu perlahan membenci Seruni sang istri! alasan itu pula yang membuat Lukas tega berkhianat dan membuang Seruni di kediaman Panca sebagai asisten rumah tangga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tata Letak Di Halaman Gersang,

Pagi itu beberapa kontainer nampak terhenti di halaman belakang kediaman besar milik Panca, beberapa staff karyawan pun tampak berhamburan keluar memenuhi lorong yang tertuju tepat pada halaman gersang.

Satu persatu dari mereka tampak dengan cekatan mengambil tugas saat pintu kontainer terbuka.

Ada apa ini? kenapa ramai sekali?

Seruni yang semula membungkuk karena harus menyajikan teh hangat untuk Nyonya Arini pun tampak terdiam penuh tanya saat pandangan matanya tak sengaja menangkap area keramaian.

"Siapa mereka nek??"

"Mereka??" Nyonya Arini turut menegakkan postur duduk dan sedikit memiringkan tubuh dari kursi goyang yang ia tempati.

"Sepertinya karyawan dari toko perlengkapan tanaman juga perkebunan, mungkin begitu! apa Panca tidak bercerita apapun padamu tadi malam, Seruni?"

"E-e itu-, tidak Nek! kami tidak sempat membicarakan apapun semalam!"

"Tunggu-, apa Panca benar-benar menyentuh mu? jadi kalian benar-benar telah bersetubuh??"

"Tidak Nek!! tolong jangan berpikiran yang buruk terhadap cucu nenek sendiri! mas Panca, dia pria yang baik!" Seruni tertunduk, ia menorehkan senyum sebelum akhirnya kembali menatap Nyonya Arini.

"Apa maksudmu, Runi??"

"Mas Panca, dia-,"

"Seruni-, kemari lah sayang!!!" suara melengking yang terlontar dari lisan Panca membuat Seruni akhirnya memilih untuk menghentikan kalimat,

"Maaf nek! sepertinya mas Panca membutuhkan sesuatu, saya permisi!" Seruni pun berlalu meninggalkan sang wanita tua yang sempat mengangguk dan tersenyum pada dirinya.

Paras cantik nan lembut ini, dialah yang akan menjadi ratu di kediaman ini!

Seruni yang tampak muncul dihadapannya seketika membuat Panca meraih pergelangan tangan sang wanita, ia mengarahkan kaki menuju halaman gersang yang kini bukanlah menjadi sebuah ruangan rahasia karena banyaknya orang yang keluar masuk dari area tersebut.

"Bagaimana menurutmu?"

"Astaga!! kenapa Tuan mendatangkan semua ini?" netra indah Seruni terbelalak, pandangan nya terus menebar kagum ke sekeliling halaman.

Panca terkekeh, ia menggeser posisi hingga ia mampu lebih leluasa untuk meraih pinggang Seruni.

"Dirimu dulu sempat berkata, bahwa kita harus mencari benih, pupuk, dan juga perlengkapan lain untuk berkebun saat membahas perihal halaman gersang ini, bukan? dan bunga-bunga anggrek itu, aku sengaja membelikan nya untuk mu! para pengawal yang akan bekerja untuk merapikan dinding batu tersebut! kau bisa menata anggrek-anggrek itu sesuka mu setelah semuanya siap, Runi!"

Tuan Panca ..., dia benar-benar mendengarkan semua celotehan ku? kenapa? kenapa diriku jadi merasa bersalah padanya seperti ini? apa yang harus ku perbuat sekarang?

"Sayang ..., apa kau baik-baik saja??"

"Apa Tuan tidak ingin memarahi saya?" suara Seruni nampak tersendat, semua perlakuan acuhnya atas perasaan yang diutarakan oleh Panca membuat wanita itu merasakan sesak dalam dada.

"Marah??" dahi Panca berkerut, ia memperhatikan Seruni dengan tatapan yang jauh lebih hangat.

"Saya-,"

"Ssssssttttt!! aku akan mencoba untuk memahami posisi mu saat ini, Runi! kau tenang saja! lagipula -, mana mungkin diriku bisa marah padamu?" senyum tipis kembali tersungging indah di bibir Panca, membuat Seruni akhirnya turut tersenyum dengan mata berkaca-kaca dalam dekapan sang majikan.

"Tapi bagaimana dengan nenek, mas?"

"Serahkan saja semuanya padaku, sayang! tolong percaya lah pada pria asing ini!" Panca berucap lembut, ia tersenyum menanggapi pertanyaan sang wanita impian yang kini mendongak serta beradu pandang dengan dirinya.

"Pria asing??"

"Bukankah dirimu selalu berkata demikian??" telunjuk Panca tergerak tanpa ragu hingga mencolek hidung Seruni yang kini mulai terlihat kebingungan.

"Mmmm-, itu-,"

"Tolong jangan biarkan pria asing itu memarahi ku, Tuhan!! setidaknya itulah yang selalu terucap dari bibirmu ini saat pertama kali aku melihatmu seorang diri di dapur!"

"Mas Panca-,"

"I love you!!!"

"Kita akan mencoba untuk memulai semuanya dari awal!"

"Jadi-, tolong lupakan Lukas! apa kau mengerti??"

Panca bergumam seraya membelai lembut surai rambut sang wanita idaman.

Pria ini,

Bukankah dia jauh lebih baik daripada mas Lukas? tapi Tuan Panca ..., dia jauh lebih tinggi dari siapapun! apa diriku bisa mengimbangi langkahnya??

Seruni terdiam hening, dekapan hangat nan nyaman serta aroma tubuh Panca yang kini tak lagi asing pada indera penciumannya membuat wanita itu tenggelam jauh dalam lamunan meski beberapa staff karyawan masih tampak riuh serta sibuk berlalu-lalang.

Kenapa harus diriku yang menyaksikan ini semua? apa Tuan Panca sengaja ingin memamerkan kemesraan?? sungguh menyebalkan sekali tingkah nya akhir-akhir ini.

Abigail mendengus kesal, tatapan nya nampak begitu tajam namun ia kembali menghela nafas dalam demi bisa menguasai diri.

"Maaf Tuan-, pihak pelayanan dari Cordelia Garden Shop sempat menghubungi dan mereka menanyakan tentang keberadaan Tuan, sekarang!" Abigail membungkuk santun dihadapan Panca yang kini memutar tubuh ke arahnya.

"Benarkah?? bukankah semuanya telah ku pasrahkan pada Billy??"

"Maaf, saya kurang begitu mengerti Tuan!"

"Aaaah!! baiklah! aku akan kembali menghubungi mereka! Abigail! tolong pantau dan arahkan pergerakan orang-orang dari Cordelia! jangan sampai ada yang terlewatkan!"

"Saya mengerti Tuan!!"

"Runi-, apa kau ingin tetap disini?"

"Iya mas, aku ingin memeriksa dan memilih beberapa bibit tanaman yang mungkin bisa langsung di semai, jadi-, halaman ini bisa segera kita sebut sebagai taman!"

Senyum lembut yang terukir di bibir Seruni seketika membuat Panca membelai pipi sang kekasih hati, dan tanpa disadari oleh siapapun! seseorang juga turut tersipu saat menatap wajah teduh dari sang wanita kampung.

Mungkin inilah kesempatan ku untuk bisa berbicara jauh lebih banyak dengan nya ...,

1
Piet Mayong
hai seruni....runi udh berapa lama kamu nikahnya??
kok kayak g ngerti kepribadian suami sendiri sih...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!