Started on Agustus 2024
Tinggal di kota membuatnya memiliki hubungan yang bebas dengan sang kekasih hingga akhirnya menghadirkan sesuatu dalam dirinya. Lantas bagaimana jika sang kekasih menolak untuk bertanggung jawab dan memintanya untuk menggugurkan kandungannya.
"Gugurkan kandungan itu dan kamu akan tetap menjadi pacarku." ucap Gavin Biantara Ryszard
"Tidak! Aku tak akan pernah menggugurkannya, cukup ia hadir karena kesalahan." lirih Arista Xaviera Exelyn
Entah Arista harus bersyukur atau justru sedih karena kesalahannya tersebut menghadirkan anugrah indah di dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon matchaneedz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 28. Tentang Gavin
Jakarta
Hari ini Gavin memaksakan diri untuk pergi ke kantor karena ada beberapa hal yang harus dia selesaikan. Bukan Global Grup, tetapi perusahaan yang dia bangun sendiri karena suatu hal.
"Kamu mau kemana Vin?"
Gavin menghentikan langkahnya dan melihat sang ibu yang tengah berjalan menghampirinya. "Ada urusan sebentar Ma."
"Urusan apa? Kamu masih sakit kaya begini, urusan kantor udah biar jadi urusan papamu untuk sementara waktu. Sekarang kamu istirahat lagi, ayo mama bantu ke kamar."
"Sebentar Ma." Ucap Gavin dan segera melangkah pergi setelah mencium tangan sang ibu.
Saat ini tujuan Gavin hanya satu, dia harus segera pergi ke perusahaan miliknya untuk mencari dua orang paling penting dalam hidupnya. Orang-orang yang dia lindungi dalam diam dan yang menjadi alasannya bertahan.
Di luar rumah keluarganya sudah ada satu mobil berwarna hitam metalik yang terparkir. Seseorang keluar dari sana setelah melihatnya dan segera berjalan menghampirinya.
"Selamat siang Tuan." Sapa nya sembari membungkukkan tubuhnya tanda penghormatan.
Gavin hanya mengangguk singkat dan segera berjalan menuju mobil hitam tersebut. "Segera ke markas."
"Tapi ada hal penting yang harus Anda lakukan di perusahaan, Tuan."
Gavin menatap tajam bawahannya, asisten pribadinya yang kini duduk di kursi samping kemudi di hadapannya. "Alex, aku tau apa yg harus kulakukan."
"Baiklah, maafkan saya Tuan. Kita akan menuju ke markas saat ini."
Mobil segera melaju dengan kecepatan sedang menuju ke kawasan markas cadangan mereka di Jakarta. Kecepatan yang semakin ditambah ketika hampir mencapai tempat yang menjadi tujuan mereka.
"Bagaimana perkembangannya?" Tanya Gavin pada Alex.
Alex menoleh ke arah Tuannya yg kini sedang memejamkan matanya dengan kening yang mengernyit seolah menahan sakit, "Apa Anda baik-baik saja Tuan?"
"Aku tidak suka mengulanginya Alex." Ucap Gavin dingin.
"Sampai saat ini belum ada perkembangan apapun tentang mereka berdua, Tuan. Tapi saya menemukan petunjuk baru."
Jawaban Alex cukup membuat Gavin segera membuka mata dan menegakkan tubuhnya. Dia selalu menunggu kemajuan informasi tentang penyelidikannya ini sejak dulu. Beberapa waktu lalu dia hanya memfokuskan pada satu hal hingga melupakan bagian lain yang juga penting untuk hidupnya dan kini dia kehilangan semuanya.
Alex memberikan sebuah tab merek terkenal ke arah tuannya itu. "Saya menemukan bukti tidak langsung yang menunjukkan bahwa ledakannya bukan di picu oleh kecelakaan melainkan karena ada yang membakarnya."
"Orang ini mengenakan baju berwarna biru dan itu-?" Nafas Gavin tercekat melihat sarung tangan yang orang itu keluarkan dari tasnya. Terlihat orang dalam video tersebut mengeluarkan beberapa barang, diantaranya ada botol, pisau, dan sarung tangan. Bahkan pria itu terlihat membuka pakaiannya dan segera membakarnya.
"Benar Tuan, warna yang sama dengan serat yang di temukan di TKP. Bahkan sarung tangan merah itu juga mampu menjelaskan bagaimana bisa ada serat berwarna merah sedangkan korban mengenakan pakaian berwarna biru." Jelas Alex.
"Tingkatkan penyelidikan, aku ingin segera membalaskan dendam ku." Tangan Gavin terkepal kuat ketika membayangkan kejadian 7 tahun lalu. Di mana dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, seseorang itu terbakar di dalam mobil itu.
Alex mengangguk, "Pasti Tuan, tapi ini akan semakin sulit karena kita belum menemukan bukti langsung tentang kematiannya. Saya rasa tidak ada pilihan lain selain mengautopsinya."
Tak ada jawaban dari Gavin, pria itu hanya diam dengan tangan terkepal. Sejak tujuh tahun lalu dialah yang paling keras melarang dilakukannya autopsi. Dia tak ingin seseorang yang telah pergi itu masih harus merasakan sakit lagi dan sampai saat ini dia masih merasa ada jalan lain selain melakukan autopsi itu.
"Sudah 7 tahun, tidak akan menghasilkan apapun." ucap Gavin.
"Saya akan tanyakan pada ahlinya, tapi jika bisa apakah Anda bersedia untuk melakukannya?" Tanya Alex memastikan, sebenarnya dia sudah sempat mencari tahu bahwa autopsi bisa dilakukan kapan saja setelah kematian tapi bisa saja berbeda pada setiap kasus. Dia perlu mencari tau apakah di kasus ini bisa menemukan bukti yang di harapkan atau tidak.
Cukup lama Gavin diam, pria itu sibuk dengan pikirannya. Jika dulu dia akan jumawa dan yakin bahwa dia bisa menemukan bukti sekecil apapun tentang kejadian itu. Fokusnya hanya pada satu penyelidikan itu tapi kini dia juga harus mencari seseorang lain yang juga sangat berarti untuknya. Seseorang yang tanpa sengaja dia sakiti, seharusnya sejak awal dia katakan semuanya.
Apa yang harus kulakukan? Apa kau bahagia di atas sana? Aku tidak bisa membiarkan kamu di sana tanpa memberikan balasan atas kematianmu. Jika aku menyakitimu sekali lagi apa kau akan memaafkan ku? Saat ini aku juga harus mencari seseorang lain yang berarti untuk hidupku. Maaf kan aku karena harus mengambil keputusan ini, sejauh apapun kau pergi aku akan selalu menyayangi mu. Gavin
...----------------...
"Apa hanya segini kemampuan kalian?!" Teriak Gavin keras pada anak buahnya.
Saat ini dia sudah berada di markas miliknya, tempat dimana orang-orang suruhannya berlatih di Jakarta. Tempat ini tak begitu luas seperti markas utama mereka tapi ini cukup untuk tempat berlatih dan mengatur strategi. Terlebih tempat ini sangat rahasia dan private.
Seluruh anak buah Gavin hanya bisa menunduk ketika mendengar teriakan pria itu. Mereka menyadari bahwa semua berawal dari kecerobohan mereka. Bahkan sampai saat ini mereka tidak bisa mengatasinya.
"Kalian?! Apa menemukan seorang wanita dan bibi nya itu adalah hal yang sangat sulit kalian lakukan?!" Seru Gavin pada barisan lain, barisan yang berisi orang² ahli di bidang IT.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin Tuan, ntah siapa yang membantu mereka tapi yang pasti mereka bukan lah orang yang lemah."
PLAK
Alex menampar seseorang yang baru saja memberikan pembelaan itu. Dia tidak suka melihatku ada orang yang membantah ucapan Tuannya itu. "Jangan membalas, cukup dengarkan." Tekan Alex.
"Aku tak mau tau, sore ini juga kalian harus menemukan informasi tentang dirinya atau keluarga kalian yang menjadi taruhannya." Ucap Gavin dingin.
Lemas sudah tubuh mereka semua, sesuatu yang Gavin perintahkan adalah hal yang tidak mungkin. Sudah 6 bulan berlalu mereka coba untuk mencari tapi sampai saat ini tidak menemukan info apapun. Mereka yakin ada orang yang membantu wanita itu dan tentunya orang itu jauh lebih hebat.
Saat ini mereka hanya bisa saling tatap dengan pikiran yang ntah tertuju ke mana. Mereka memikirkan nasib keluarga mereka nanti sore, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain melihat punggung Gavin yang semakin menghilang dari pandangan mereka.
"Selama ini tak ada yg bisa mengalahkan sistem yang kita buat, bahkan hacker terkenal itupun tak bisa. Sistem yang dibuat Tuan Gavin sangat kuat tapi kenapa bisa kita tidak bisa menemukannya?"
"Ku dengar beberapa waktu lalu Global grup mengajukan kerjasama dengan Neotech tentang sebuah sistem IT untuk bank mereka. Menurut kalian, apa mungkin seseorang itu berasal dari Neotech?"
Saat ini para orang kepercayaan Gavin itu tengah berkumpul membahas penyelidikan tentang orang berharga milik Tuan Gavin. Mereka saling mengutarakan pendapatnya.
"Bisa jadi, jika bisa membuatnya lebih dari Neotech tentu seharusnya Tuan Gavin tidak perlu mengajukan kerjasama dengan mereka bukan?" Tanya A20 meminta persetujuan yang lain. Hampir semua menyetujui pendapat A20 tapi ada seseorang yang menggeleng dan dengan tegas mengatakan tidak.
"Tentu saja bukan karena hal tersebut, apa yang Tuan Gavin lakukan itu berhubungan dengan bisnis ada beberapa hal yang memerlukan kerjasama meskipun kita bisa melakukannya sendiri. Semua ini tentang efektif, efisien, dan keuntungan." Seseorang dengan tag bertuliskan IT17 itu membuka suara.
Di markas ini memang mereka menggunakan seragam dengan tag nama samaran mereka yang terbuat dari kode.
"Tapi kemungkinan tentang Nona muda yang dibantu oleh Neotech itu bisa jadi."
...----------------...
To be Continued
Halo haloo guyss, selamat pagiiii. Selamat menjalani akhir pekan dengan happyyy🌹
Terima kasih sudah membaca yaa, jangan lupa tinggalkan jejak supaya authornya bisa semangat update di tengah hari² yang berat ini hiksss🥰🌹
Btw sekarang udah masuk bulan September yaa, semoga di bulan ini kita dipenuhi kebahagiaan, keberkahan, rezeki, dan kemudahan di setiap langkahnya. Sukses terus kalian di bulan ini dan seterusnya, kalian hebat udah bisa lewatin bulan Agustus kemarin yang cukup beratt dll.✨🌹