Harga Diri Yang Terjual

Flashback on

Setelah memastikan Resha sembuh total pasca operasi , Dokter Wira baru mengizinkan Asha untuk membawanya pulang ke Bandung. Dengan dijemput oleh Ibu Farida dan Dokter Wira.

Saat itulah Ibu Farida menyerahkan surat cerai Asha dan Rey pada Asha. Tentu saja Asha kaget menerimanya. Apalagi Ibu Farida menceritakan secara gamblang bagaimana dia bisa mendapatkan surat cerai itu.

Tapi Asha tidak mempermasalahkan itu, karena Asha sendiri ingin segera terbebas dari masa lalunya. Hanya saja dia takut untuk bertemu dengan Rey. Tanpa Ibu Farida bantu pun Asha sebenarnya ingin menggugat. Tapi kondisi Resha lebih menjadi prioritasnya kala itu.

" Maafkan Bunda melakukan semua ini tanpa persetujuan kamu, Sha. Bunda tidak ingin mengganggu konsentrasi kamu dalam merawat Resha .Jadi inilah waktu yang tepat untuk mengatakannya ." Ibu Farida dengan menggenggam tangan Asha ketika melihatnya terdiam.

" Tidak apa apa, Bunda. Malah Asha berterima kasih pada Bunda yang telah mempermudah semua ini. Asha sudah dari lama ingin menyelesaikan ini. Sejak Asha mendengar Rey ingin menceraikan Asha dan merebut Resha waktu itu. Tapi Asha belum punya keberanian. "

" Syukurlah kalau kamu tidak keberatan dengan apa yang Bunda lakukan. Tapi, Sha...

" Tapi kenapa Bunda ? "

" Maaf sebelumnya, Tapi Ini adalah langkah Bunda untuk memudahkan tujuan Bunda, Sha. "

" Maksud Bunda ? " Asha mengerutkan dahinya.

" Bunda ingin kamu menikah dengan Roman seperti perjanjian kita. Kamu masih ingatkan. ? " Pernyataan Ibu Farida mengingatkan Asha akan janjinya ketika itu.

Asha hanya menganggukan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Ibu Farida.

" Dan mulai besok kamu kembali bekerja di butik dengan Bunda. Bunda sudah memproduksi beberapa rancangan yang kamu desain. Dan... ini adalah schedule yang harus kamu lakukan mulai besok. " Ibu Farida menyerahkan map berwarna biru pada Asha .

Asha membuka lembar demi lembar sembari membaca dan memahami setiap deretan abjad disana . Kemudian dia menatap Ibu Farida dengan tatapan tak mengerti.

" Bunda ini...

" Iya, itu semua harus kamu lakukan jika ingin menjadi Desainer profesional dan menantu Bunda. " Ucap Ibu Farida dengan tegas.

Asha hanya termangu tak percaya apa yang dia lihat dan dengar. Bagaimana tidak, Ibu Farida menyerahkan rentetan kegiatan Asha untuk dua bulan kedepan .Bukan tentang pekerjaan tapi kegiatan pribadi.

Dari perawatan tubuh lengkap di sebuah Klinik Kecantikan milik seorang Artis ternama. Ada lagi jadwal fitness dan jadwal kursus kepribadian . Ditambah dengan jadwal pelatihan dengan seorang Chef ternama. Dan yang terakhir Asha harus ikut kursus Make Up Artist dan Stylish .

" Apa ini harus, Bunda ? " Tanya Asha yang masih tak percaya.

" Iya, ini wajib hukumnya. " Ibu Farida dengan tersenyum puas melihat Asha yang masih menatap lembaran lembaran kertas itu.

" Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Ini adalah impian semua wanita yang ingin tampil modis . Jadi jangan ditolak. AF Etnic Butik butuh seorang Desainer yang cantik, anggun dan elegan dan berkelas. Dan Roman adalah seorang CEO. Dia juga butuh istri yang bisa diandalkan. Bunda harap jangan tersinggung. Bukan maksud Bunda merendahkan. Bunda hanya ingin yang terbaik untuk kalian. "

Ibu Farida menatap Asha dalam dengan tatapan penuh harap. Asha membalas tatapan Ibu Farida dengan senyuman manis khasnya. Senyuman yang menenangkan dan ada ketulusan di dalamnya.

Flashback off

Disaat Asha sedang melamunkan kejadian dua bulan yang lalu, Roman juga sedang melamunkan sesuatu. Nia ! Entah mengapa Roman teringat tentang Nia istrinya.

Dimana Nia, apa yang dilakukannya, dan apakah Nia teringat akan dirinya. Tiba tiba Roman merindukan Nia. Sudah berbulan bulan Roman tidak berkomunikasi dengan Nia .Namun Nia tidak pernah peduli ataupun mengungkapkan keberatannya.

Dulu walau mereka juga jarang bertemu tapi masih saling bertukar kabar. Sekarang Nia tidak ada inisiatif untuk memulai menghubungi Roman. Sementara Roman enggan karena rasa kecewanya .

Mungkin sudah saatnya Roman harus memperbaiki hubungan mereka. Bicara dari hati ke hati. Memperbaiki tujuan rumah tangganya yang tidak berarah ini.

Roman melirik jam dinding yang ternyata sudah lewat pukul dua belas malam .Tapi Roman yakin Nia pasti belum tidur. Akhirnya Roman meraih ponselnya di nakas.

Tapi niat Roman pun terhenti ketika melihat banyak panggilan di ponselnya . Ternyata Ayahnya dan Rey menelepon berkali kali.

Tanpa berpikir panjang Roman langsung membuat panggilan untuk Ayahnya. Pada panggilan pertama langsung diangkat dari seberang sana.

" Assalamualaikum, Yah. "

" Waalaikumussalam, kemana saja kamu, Nak. Ayah sudah menelepon kamu dari tadi. "

" Maaf, Ayah. Roman lagi ada acara di rumah Bunda ,dan ponselnya ketinggalan di kamar. Ada apa, Yah. "

" Apa kamu bersama istrimu ? "

" Tidak, Yah. Mana mau dia diajak kesini. Ayah kan sudah tahu alasannya ."

Terdengar helaan napas kasar di seberang sana. Roman mengerutkan dahinya dan merasa ada yang aneh. Tumben Ayahnya menanyai istrinya.

" Ada apa, Yah. Kenapa bertanya tentang Nia. ?"

" Kamu tahu dimana Ayah sekarang ? Ayah di Maldives bersama Rey . Dan kamu tahu siapa yang kami temui disini. ? Istrimu dan istri Rey bersama teman teman mereka "

Ada nada amarah dari setiap kata kata yang terucap dari mulut Pak Budi. Dan Roman sangat tahu itu. Roman sendiri sangat kecewa dengan apa yang baru saja didengarnya. Sampai sejauh itu Nia tidak meminta izin padanya sama sekali. Apa dia tidak lagi penting bagi Nia.

" Nia sudah biasa pergi sendiri, Ayah. "

Roman sengaja membela sang istri agar Ayahnya tidak banyak bertanya tentang rumah tangganya.

" Itulah kebodohan kalian. Punya istri tidak diatur dan suka semaunya. Kamu dan Rey sama saja. Kamu tahu istrimu dan Kamila istri Rey berpesta miras dengan beberapa pria disini. Apa Ayah mau jelaskan padamu apa yang terjadi selanjutnya. "

Roman kaget luar biasa mendengar ucapan Pak Budi yang terdengar sangat emosi.

" Ayah tidak salah lihatkan ? " Roman masih berusaha untuk tidak percaya dengan apa yang terjadi.

" Tunggu saja sampai Rey berikan buktinya padamu. Sekarang dia sedang mengurus istrinya . Ya sudah Ayah tutup dulu. "

Tanpa menunggu jawaban Roman Pak Budi langsung memutuskan panggilan. Roman menatap ponselnya yang telah menggelap dengan tatapan kosong. Hatinya kecewa dan marah.

Baru saja dia berniat hendak memperbaiki hubungan mereka. Tapi Roman malah menerima kenyataan buruk tentang istrinya. Banyak pertanyaan berputar di kepala Roman.

Apakah ini yang selalu Nia lakukan selama ini. Apa ini yang membuat Nia tidak peduli padanya. Apakah... apakah... dan banyak lagi pertanyaan yang Roman tanyakan dalam hatinya.

Roman hanya mampu menjambak rambutnya kesal. Menghempaskan tubuhnya di ranjang dengan posisi telentang dengan kaki menjuntai ke lantai .

Semua salah Roman, membiarkan Nia tanpa pengawasannya selama ini. Terlalu membebaskan tanpa batasan. Kesalahan Roman yang terlalu mencintai hingga dibutakan. Salah Roman yang tidak peduli dengan pergaulan Nia selama ini. Tidak mau tahu dengan apa yang Nia lakukan.

Sudah menjelang subuh tapi mata Roman tidak bisa terpejam sedikit pun. Dia masih menunggu Rey memberikan bukti yang Ayahnya katakan tadi. Roman sudah mengirim Rey pesan tapi belum dibaca Rey.

Tepat jam empat lewat empat puluh lima menit, ponsel Roman bergetar beberapa kali. Tanpa menunggu lama Roman langsung membuka pesan video dan beberapa foto.

Mata Roman sontak membola dan memanas. Rekaman video Nia dan seorang pria terlihat di sebuah pesta pantai .Bukan video biasa dan adegan di dalamnya mampu membuat Roman mengumpat beberapa kali. Bersyukur kamarnya kedap suara jika tidak mungkin sudah membangunkan semua orang.

Video itu memperlihatkan betapa liar dan murahannya istri seorang Roman Baskara. Seorang CEO perusahaan yang berkembang pesat saat ini. Yang dikenal banyak pengusaha dan pebisnis sampai ke manca negara.

Tapi sayang dia tidak bisa mendidik satu orang wanita yang mendampingi selama ini. Wanita yang seharusnya menjaga harga dirinya dan martabat suaminya. Wanita yang seharusnya mengurus dan melayaninya.

Miris memang kenyataan yang harus Roman terima. Setelah dibohongi ,kini dia pun harus melihat istrinya bercumbu dengan laki kaki lain. Roman merasa sangat bodoh sekarang. Mungkin bagi Nia dia hanya sumber uang saja, tidak lebih.

Dulu Bundanya sudah mengingatkan nya sebelum menikah. Firasat seorang ibu sudah Roman abaikan. Dan itu adalah pilihannya. Dan sekarang sepertinya Roman harus membuat pilihan untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

" Tunggulah, Nia .Kita lihat apa hargaku di matamu dan apa yang tersisa dari pernikahan ini. Terlalu lama kau kubiarkan bersenang senang. Nikmatilah hari ini. " Gumam Roman lirih di barengi dengan tetesan air bening di matanya.

Panggilan Subuh pun telah berkumandang. Roman melangkah lesu menuju kamar mandi. Cukup sudah meratapi diri kini waktunya meratap pada Illahi .Tak ada tempat mengeluh sebaik baiknya Sholat. Roman pun mencurahkan sesaknya di atas selembar kain yang tak lain adalah sajadah.

Memanjatkan banyak doa, dan memohon ampunan kepada Penciptanya .Air matanya luruh seiring hanyutnya Roman dalam memunajat .Telah cukup lama Roman bersimpuh .Ada sedikit kelegaan dalam hatinya yang selama ini kosong. Setidaknya rasa sakitnya telah banyak berkurang.

...****************...

Happy reading 💖