Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Menabrak Nara
Jarak antara kota dan kampung mereka hanya lemas belas menit, Nara yang sudah tak peduli dengan hidup dan mati nya ini tiba tiba di turun kan oleh Nadia di pinggir jalan kota yang masih sepi. Seperti nya di sini banyak sekali para preman yang sedang kumpul bila malam minggu, Hanya malam ini saja yang tampak sepi, Padahal Nayla berharap akan ada banyak preman yang sedang mangkal, Dengan begitu nanti nya mereka bisa memperkosa Nara yang memang cantik ini, Tapi allah berkehendak lain sehingga tak ada para preman yang sedang kumpul. Membuat hati Nayla kian geram saja, Semua rencana tak berjalan semulus harapan nya, Di rumah ingin menghajar Nara pun mendadak saja Ibu mereka jadi baik, Sekarang sudah kekota mau mengumpan kan Nara pada para preman juga gagal total.
Bukan main geram nya hati gadis cantik namun berhati iblis ini, Padahal selama ini Nara juga selalu bersikap baik pada nya, Sama sekali tak pernah menyakiti hati para Kakak nya.
Malah Nara selalu berusaha untuk menyenangkan hati Nayla dan Nadia, Berharap mereka bisa menerima kebaikan yang sudah Nara berikan. Namun memang hati mereka sudah di liputi oleh rasa benci dan iri, Sehingga sama sekali tak tergugah dengan baik nya sikap Nara kepada mereka berdua.
"Gimana nih, Nay? Mereka kayak nya enggak ada." Tanya Nadia.
"Mereka kemana sih? Tumben juga enggak nongkrong di sini." Kesal Nayla.
"Eh dia lari." Kaget Nadia.
Nara yang tahu niat para Kakak nya ingin memberikan dia kepada para preman, Maka Nara berusaha untuk lari walau keadaan tubuh nya sangat parah mau untuk melarikan diri. Namun setidak nya dia bisa lari dari niat jahat sang Kakak, Nara tak akan masalah bila dia mati karena di hajar oleh mereka, Namun Nara tak mau bila mati terhina karena di perkosa oleh orang banyak, Mati dengan cara paling terhina menurut gadis ini.
"Kaki pincang gitu mau lari sampai mana juga! Palingan nanti malah salah tempat lari ketempat para preman." Ujar Nadia.
"Buruan masuk, Ayo kita main main dengan anak jalang ini." Ajak Nayla.
"Hahaaaaa, Lihat dia terseok seok begitu." Nadia tertawa puas.
Bersama dengan rintik hujan turun kebumi, Nara berusaha lari menahan rasa sakit pada kaki nya uang tadi berulang kali terkena hantaman tongkat besi. Nara menangis karena merasa sangat putus asa sekarang, Sedangkan yang di dalam mobil malah tertawa girang melihat mangsa nya begitu, Jalanan sangat sepi sehingga tak akan ada yang bisa menolong Nara, Sah dia akan jadi korban para Kakak nya yang sangat jahat.
"Ayooo lariiii."
Nayla berteriak mengeluarkan kepala nya dari jendela mobil, Nara terus berlari walau jarak nya dengan mobil belakang sangat dekat. Nafas gadis ini tersegal segal karena menahan sakit dan juga lelah, Sakit tubuh ini sudah sangat level tinggi.
"Kalian jahat! Apa salah ku pada kalian?" Teriak Nara menghadap mobil.
"Nanti kau bisa tanya salah ku saat sudah bertemu dengan Marda di neraka." Jawab Nadia.
"Ya tanyakan saja pada Ibu jalang mu, Kalian pasti bertemu." Nayla tertawa kencang.
Nara menangis karena jadi anak haram yang bukan ia mau, Andai saja bisa memilih maka dia tak akan mau jadi anak haram dari seorang pelacur. Namun ini memang sudah nasib nya sehingga tak bisa lagi mau di kata, Dia lahir hanya tinggal menikmati derita atas perbuatan hina sang Ibu, Kadang Nara juga menyalahkan tuhan atas nasib buruk nya ini, Tapi tak ada jawaban sehingga dia menjalani aktivitas seperti biasa lagi.
Bruuuumm, Bruuuumm.
Braaak.
Tubuh kecil Nara melanting karena di tabrak oleh Nayla dengan kecepatan tinggi, Kaki nya patah semua dan Nara tergeletak di jalan aspal hitam. Darah mengucur dari semua tubuh nya yang sangat mungil ini, Nafas hanya tinggal di dada dan mata Nara masih terbuka melihat pelaku.
"Gila kau, Nay! Bagai mana bila ada CCTV di sini." Kaget Nadia yang keluar dari mobil.
"Siapa juga yang akan peduli, Orang juga tak akan sudi mengurus mayat nya besok." Nayla berkata santai sambil meludahi wajah Nara.
"Buruan kita pergi, Aku tak mau punya urusan dengan polisi." Sentak Nadia.
"Seperti kurang kerjaan saja polisi mau mengurus mayat nya." Sinis Nayla.
Mobil kedua gadis ini segera meluncur pergi dengan kecepatan yang sangat tinggi, Nadia panik bukan main karena mereka baru saja membunuh seseorang. Entah mati atau tidak, Mereka juga belum tahu pasti. Namun mustahil bila Nara tidak mati dengan kondisi tubuh yang sudah sehancur itu, Pasti nyawa gadis kecil itu tak akan tertolong lagi.
"Bagai mana bila dia jadi hantu?" Nadia bertanya cemas saat mereka tiba di pantai untuk istirahat.
"Gila kau ya! Masih saja percaya cerita hantu." Rutuk Nayla menghisap rokok.
"Nara bisa jadi dendam pada kita dan dia jadi hantu, Mau bagai mana kau?!" Sentak Nadia.
"Diam lah mulut mu itu, Bacot saja." Nayla tak ingin debat.
Lama mereka terdiam dalam pikiran masing masing karena masih kepikiran dengan mayat Nara, Nadia tiba tiba saja kepikiran sesuatu dengan mayat Nara.
"Bagai mana bila kita ambil saja dan buang kelaut?" Tawar Nadia.
"Untuk apa bersusah payah? Dia di sana saja lah." Tolak Nayla.
"Itu jalanan umum, Nay! Akan banyak orang lewat di sana, Bila kita buang saja di sini. Maka akan lebih aman, Tuh ujung sana dekat hutan." Nadia menunjuk pantai yang sepi.
"Bagai mana kalau pas kita ambil malah ada orang?" Nayla takut juga.
"Kita lihat saja dulu, Pas kelihatan nya sepi baru kita ambil." Paksa Nadia.
Nayla masih tampak memikirkan usul adik nya karena dia agak kurang setuju, Mengambil mayat Nara lagi bukan hal yang mudah tentu nya, Yang di takut kan saat mereka mengambil malah tertangkap oleh orang lewat, Tentu nya itu jadi bahaya untuk mereka berdua.
"Ayo! Lama sekali kau mikir nya." Desak Nadia.
"Biar di sana saja kenapa sih? Orang juga tak akan tahu, Nara tak punya kartu tanda penduduk." Kesal Nayla.
"Semua bisa saja terjadi, Aku tidak mau di penjara gara gara anak pelacur itu." Sentak Nadia.
"Ya sudah, Buat kerjaan saja kau ini." Nayla pun masuk mobil walau hati nya kesal.
Mobil mereka kembali meninggal kan pantai untuk menuju tempat semula mereka meninggal kan mayat Nara, Entah sudah menjadi Mayat atau tidak karena mereka tadi juga tak memeriksa apa kah Nara memang sudah mati.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini