Di balik kehidupan pernikahan yang tampak sempurna, tersembunyi jejak pengkhianatan yang perlahan menguak kebenaran yang pahit. Hanna adalah seorang wanita karier sukses yang selalu mengutamakan keluarganya. Ia percaya bahwa pernikahannya dengan Reza adalah contoh dari hubungan yang ideal, penuh cinta dan kesetiaan. Namun, dunianya mulai runtuh ketika ia mulai mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mealvineaaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17. Sosok Mr. X
Happy Reading...
...🦋🦋🦋🦋...
Pagi itu, Bandara Internasional Manula dipenuhi dengan keramaian yang khas. Orang-orang bergegas dengan koper-koper besar, para pelancong saling berpisah atau menyambut dengan pelukan hangat, dan suara pengumuman penerbangan terdengar tanpa henti. Di tengah-tengah semua hiruk-pikuk itu, ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuat banyak orang berhenti dan memperhatikan.
Dari gerbang kedatangan internasional, muncul sosok pria yang segera menarik perhatian. Tinggi, tampan, dengan rahang tegas dan mata yang tajam, dia mengenakan setelan jas hitam yang sangat rapi, berjalan dengan langkah yang mantap dan penuh keyakinan. Di sekelilingnya, berbaris para bodyguard berpakaian hitam yang menambahkan aura misterius dan penuh wibawa. Setiap langkahnya memancarkan karisma dan otoritas, membuat semua mata tertuju padanya.
Pria tersebut hampir tidak menunjukkan ekspresi apapun, wajahnya dingin dan minim senyuman. Dia jarang berbicara, hanya memberikan anggukan singkat atau gerakan tangan kecil untuk memberi perintah pada para pengawalnya. Orang-orang di sekitar bandara tidak bisa tidak memperhatikan dan bertanya-tanya siapa pria tampan itu.
"Siapa dia ya? Tampaknya sangat penting," bisik seorang wanita kepada temannya sambil melirik pria misterius tersebut.
"Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya dia bukan orang sembarangan. Lihat saja berapa banyak pengawalnya," jawab temannya dengan nada kagum.
Pria itu melangkah dengan penuh percaya diri menuju pintu keluar VIP, di mana sebuah mobil mewah sudah menunggu. Para pengawalnya membuka pintu untuknya, dan dia masuk tanpa mengatakan sepatah kata pun. Pintu mobil ditutup, dan iring-iringan kendaraan segera meninggalkan bandara, meninggalkan kerumunan yang masih penasaran.
Beberapa awak media yang kebetulan berada di bandara mencoba mengambil gambar pria tersebut, tetapi para bodyguard dengan cepat menghalangi pandangan mereka. Ketenangan dan ketegasan pria itu membuat orang-orang semakin terpesona dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Di dunia di mana wajah-wajah terkenal sering muncul di media sosial, pria ini tampak seperti misteri hidup yang menantang untuk dipecahkan.
Seorang pria paruh baya dengan kamera besar di lehernya mendekati salah satu petugas bandara. "Maaf, Pak. Apa Anda tahu siapa pria tadi?" tanyanya penuh rasa ingin tahu.
Petugas tersebut hanya menggelengkan kepala. "Maaf, saya tidak tahu. Tapi melihat pengawalnya, dia pasti seseorang yang sangat penting."
Di ruang tunggu VIP, seorang wanita muda yang sedang menunggu penerbangan pertamanya ke luar negeri mendapati dirinya tak bisa mengalihkan pandangan dari kejadian itu. "Wow, dia benar-benar seperti tokoh dalam film-film thriller. Aku penasaran siapa dia," gumamnya pada diri sendiri.
Sementara itu, di dalam mobil mewah, pria misterius itu duduk dengan tenang, pandangannya tertuju pada jalan di depannya. Salah satu pengawal pribadinya berbicara dengan sopir melalui alat komunikasi di telinga mereka, memastikan rute perjalanan mereka aman dan lancar. Mobil itu bergerak dengan kecepatan konstan, meninggalkan bandara dan menuju pusat kota.
Pria itu, yang dikenal sebagai Mr. X oleh sedikit orang yang tahu, memiliki tujuan yang sangat penting di Manula. Kedatangannya di kota ini bukanlah kebetulan, dan langkah-langkah berikutnya akan menentukan banyak hal. Dia menarik napas dalam, menatap pemandangan kota yang lewat di luar jendela, dan memikirkan pertemuan penting yang akan segera dia hadiri.
Di sisi lain kota, di sebuah ruang pertemuan megah yang berada di lantai atas gedung pencakar langit, Anisa sedang menunggu kedatangan Rafael.
Anisa menyesap sedikit teh dari cangkir porselen di depannya. Meskipun dia adalah wanita yang sangat berpengalaman dalam dunia bisnis, ada sesuatu tentang pertemuan dengan Rafael yang selalu membuatnya sedikit gugup. Mungkin itu adalah auranya yang tak tersentuh atau pandangannya yang selalu tampak menembus pikiran orang lain.
Pintu ruang pertemuan terbuka, dan Rafael melangkah masuk. Dengan setelan abu-abu gelap yang sempurna, dia membawa aura dingin dan penuh wibawa yang langsung menguasai ruangan. Anisa berdiri dan tersenyum, meskipun dia tahu bahwa Rafael jarang merespon dengan emosi yang nyata.
"Rafael," sapa Anisa dengan suara yang ramah. "Terima kasih sudah datang."
"Anisa," jawab Rafael singkat, suaranya datar dan penuh otoritas. "Apa yang ingin kita bahas hari ini?"
Mereka duduk dan mulai membahas berbagai proyek dan strategi bisnis. Rafael, dengan gaya bicaranya yang irit dan langsung ke inti, memberikan pandangan dan masukan yang tajam. Setiap kali Anisa mengajukan pertanyaan, Rafael menjawab dengan singkat tapi padat, menunjukkan kedalaman pengetahuannya tanpa banyak bicara.
"Rafael, aku ingin tahu pendapatmu tentang proyek baru yang sedang kita rencanakan," kata Anisa, mencoba untuk lebih mendalami diskusi. "Aku merasa bahwa ini bisa menjadi peluang besar bagi kita."
"Proyek ini memiliki potensi, tapi kita harus berhati-hati. Ada banyak risiko yang harus kita pertimbangkan. Namun, dengan strategi yang tepat, aku yakin kita bisa mengatasinya," jawab Rafael dengan nada tegas.
Anisa mengangguk, mencatat setiap poin penting dalam diskusi mereka. Meskipun Rafael tampak dingin dan tak tersentuh, Anisa tahu bahwa di balik sikapnya yang kaku, terdapat kecerdasan dan visi bisnis yang luar biasa.
Setelah beberapa saat, diskusi mereka beralih ke topik yang lebih personal. Rafael menatap Anisa dengan tatapan yang tajam, seakan mencoba membaca pikirannya. "Bagaimana dengan kehidupan pribadimu, Anisa? Apakah semuanya berjalan baik?"
Anisa sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, mengingat Rafael jarang sekali menunjukkan minat pada urusan pribadi orang lain. "Semuanya baik, Rafael. Aku hanya berusaha menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi."
"Bagus," jawab Rafael singkat, tanpa memperlihatkan banyak emosi. "Pastikan kamu tetap fokus. Dunia bisnis tidak mengenal ampun bagi mereka yang lengah."
Sementara itu, di tempat lain di kota, mobil mewah yang membawa Mr. X berhenti di depan sebuah gedung pencakar langit. Pria itu keluar dari mobil dan langsung disambut oleh sekelompok eksekutif yang tampaknya sudah menunggu kedatangannya.
"Selamat datang, Tuan," sapa salah satu eksekutif dengan nada hormat.
Mr. X hanya mengangguk dan melangkah masuk ke dalam gedung. Para eksekutif segera mengikutinya, berusaha untuk tetap sesuai dengan ritme langkahnya. Mereka menuju ke lantai atas, di mana sebuah ruang pertemuan besar sudah disiapkan.
Di ruang pertemuan tersebut, sudah berkumpul sejumlah tokoh penting dari berbagai perusahaan besar. Ketika Mr. X masuk, suasana langsung berubah menjadi lebih tegang. Semua mata tertuju padanya, dan pembicaraan berhenti seketika.
"Tuan dan Nyonya, saya perkenalkan, ini adalah Mr. X," kata salah satu eksekutif memperkenalkan pria misterius itu. "Dia akan menjadi konsultan utama kita untuk proyek ini."
Mr. X menatap seluruh ruangan dengan mata yang tajam dan dingin. Tanpa banyak basa-basi, dia langsung memulai presentasi tentang proyek besar yang akan mereka kerjakan. Suaranya tegas dan jelas, memberikan arahan yang sangat detail dan terstruktur.
Selama presentasi, tidak ada yang berani menyela atau mengajukan pertanyaan. Karisma dan aura Mr. X benar-benar menguasai ruangan. Setiap orang di sana tahu bahwa mereka sedang berhadapan dengan seseorang yang sangat berpengaruh dan berpengalaman.
Sementara itu di restoran, pertemuan Anisa dan Rafael berlanjut dengan diskusi. Anisa merasa bahwa meskipun Rafael tampak dingin, dia tetap bisa merasakan ketertarikan yang tersirat dalam setiap tatapan dan gerak-geriknya.
"Rafael, aku ingin tahu pendapatmu tentang proyek baru yang sedang kita rencanakan," kata Anisa sambil mengaduk kopinya. "Aku merasa bahwa ini bisa menjadi peluang besar bagi kita."
Rafael menatap Anisa sejenak sebelum menjawab. "Proyek ini memiliki potensi, tapi kita harus berhati-hati. Ada banyak risiko yang harus kita pertimbangkan. Namun, dengan strategi yang tepat, aku yakin kita bisa mengatasinya."
Anisa tersenyum, merasa senang mendapatkan dukungan dari Rafael. "Terima kasih, Rafael. Aku akan memastikan bahwa tim kita siap menghadapi tantangan ini."
"Pastikan kamu memimpin dengan tegas," kata Rafael sambil menatap Anisa dengan tajam. "Jangan biarkan siapapun meragukan kemampuanmu."
Anisa mengangguk, merasa termotivasi oleh kata-kata Rafael. Mereka melanjutkan diskusi hingga malam, membahas berbagai strategi dan rencana untuk masa depan
perusahaan. Meskipun pertemuan ini penuh dengan tekanan dan tantangan, Anisa merasa bahwa dia mendapatkan banyak wawasan dan dukungan yang sangat berarti.
Malam itu, ketika pertemuan di restoran berakhir, Anisa kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk. Sementara itu, Mr. X, sosok misterius yang baru tiba di kota, sedang mempersiapkan langkah-langkah berikutnya dalam proyek besar yang akan mengubah banyak hal.
Di tengah segala ketegangan dan rencana besar yang sedang berjalan, tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, satu hal yang jelas permainan baru saja dimulai, dan setiap langkah yang diambil akan menentukan nasib banyak orang.
_Bersambung_
seru... penuh misteri...🥰🥰🥰🥰
klo yg kmu pacari suami orang..