Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.
Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.
Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.
Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.
Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.
Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ULAR BERBISA
Setelah selesai makan, Jiang Jiyun pergi untuk membersihkan diri, dia bergantian untuk berjaga dengan saudara-saudara iparnya. Qian Qian masih berdiri di belakang kuil yang rusak, dia menunggu balasan kabar dari seseorang yang berada di tempat lain.
Tak lama kemudian seorang pria berpakaian hitam muncul, dia berjalan mendekat ke arah Qian Qian. "Nona, tuan paviliun mengatakan agar anda tetap mengawasi nona tertua, situasi saat ini tidak terlalu baik, ada banyak perselisihan antara rakyat sipil dengan keluarga militer, sangat tidak nyaman untuk keluar. Anda bisa mendapatkan semua kebutuhan di wilayah Beguo, tuan aula telah menyiapkan orang untuk mempersiapkan segalanya."
Qian Qian mengangguk, "Baiklah, tolong sampaikan ucapan terima kasih ku kepada tuan paviliun dan tuan aula, saat rombongan kami sampai di wilayah Beguo, aku akan mencari cara untuk membawa nona tertua menemuinya."
Pria itu mengangguk, dia segera menghilang dari sana, sementara Qian Qian melirik ke kiri dan ke kanan, dia mengeluarkan sesuatu dari balik lengan jubahnya.
"Keluarga Du, aku belum membuat perhitungan dengan kalian, kali ini kami akan melewati desamu, seharusnya kalian sudah mengetahui bagaimana cara untuk melarikan diri!"
Semua anggota keluarga kembali masuk ke dalam kamar, mereka tidur dengan sangat lelap. Sementara beberapa orang berjalan mengendap-endap, memasuki kamar itu.
"Dimana mereka menyembunyikan bahan makanan nya?" tanya salah seorang pria, dia berbisik di telinga pria yang berdiri di sebelahnya.
Pria itu menggelengkan kepala, dia juga tidak pernah melihat Jiang Jiyun berbelanja, hanya saja gadis itu sangat sering mengeluarkan berbagai macam hal dari buntalan yang di bawanya.
"Seharusnya ada di dalam buntalan gadis liar itu, paman ketiga, kita harus segera mengambilnya!" ucapnya dengan sangat pelan.
"Ayo cepat! Jangan sampai ada yang melihat kita!" ucap pria satunya lagi, mereka segera bergerak menuju Jiang Jiyun yang tertidur di samping Li Chen.
"Sial! Dia menggunakan buntalan itu sebagai bantal, akan sangat sulit untuk menariknya!" salah seorang pria terlihat menghembuskan nafas panjang, setelah tangannya tidak berhasil menarik buntalan itu.
"Tarik perlahan! Jangan sampai gadis itu terbangun!" ucap pria yang lain, mereka terlihat sangat berhati-hati.
Telinga tajam Li Chen mendengar gerakan, dia baru saja akan membuka mata, namun Jiang Jiyun menggerakan telunjuknya untuk menyentuh tangan pemuda itu, dia menulis kata "Diam!"
Dahi Li Chen berkedut, namun dia kembali santai dan menarik tubuh Jiang Jiyun ke dalam dekapannya, sehingga membuat orang-orang itu menjadi sangat mudah mengambil buntalan nya.
'Baiklah! Karena kamu tidak ingin aku bangun, maka kamu juga harus mengikuti sandiwaraku!'
Wajah cantik Jiang Jiyun berkedut, bibirnya mengerucut, dia ingin sekali memukul Li Chen. 'Sial! Berani sekali dia mengambil kesempatan dariku! Li Chen! Sepertinya kau ingin minta di hajar!'
Setelah berhasil mendapatkan buntalan kain milik Jiang Jiyun, orang-orang itu bergegas keluar, Li Chen membuka mata, dia berhadapan dengan mata tajam Jiang Jiyun yang marah.
"Lepaskan!" ucap Jiang Jiyun sambil meronta, dia kembali tidur di tempatnya, sementara Li Chen tersenyum tipis.
'Dia menjadi semakin menggemaskan!'
"Kenapa kau menyuruhku diam?" tanya Li Chen sambil bangun, Jiang Jiyun membuka matanya dia mengeluarkan salep dan beberapa benda yang lain.
"Kau akan mengetahuinya nanti, aku akan melepaskan celana mu, kau perlu mengganti perban agar tetap nyaman." ucap gadis itu. Li Chen mengangguk, dia tidak keberatan sedikitpun.
Setelah mengoleskan obat dan memasang perban yang baru, Jiang Jiyun kembali berbaring, dia menatap langit-langit kamar yang gelap.
"Aaargh!"
"Ular sialan! Badjingan kecil itu sengaja menyimpan seekor ular berbisa di dalam buntalan nya!" teriak Li Jiang, betis pemuda itu terlihat terluka akibat gigitan ular.
''Jiang'er! Apa yang terjadi?" nyonya tua Li terbangun setelah mendengar keributan, begitu juga dengan orang-orang dari keluarga Li ketiga yang tidur satu kamar dengannya. Mereka bisa melihat wajah pucat Li Jiang.
"Ibu, nenek, kakiku terluka, ular berbisa itu, dia menggigitku!" ucap Li Jiang sambil menunjuk seekor ular, semua anggota keluarga terlihat sangat terkejut, mereka segera memeriksa barang bawaannya untuk mencari obat keracunan.
"Cepat minum ini! Jiang'er! Lain kali kau harus lebih berhati-hati!" ucap nyonya tua Li.
Jiang Jiyun di kamar sebelah juga mulai membuat drama, dia menangis terjadi jadinya, sehingga membuat seluruh anggota keluarganya terbangun.
"Yun'er! Ada apa? Kenapa kau menangis? Chen'er! Apa yang kau lakukan pada istrimu?" tanya Wu Jia, dia terlihat sangat kesal melihat menantunya sedih.
"Kakak ipar, ada apa? Kenapa menangis? Apakah kakak tertua menyakitimu?" tanya Li Shuang, dia melirik ke arah Li Chen sambil memelototkan matanya.
"Kakak ipar! Katakan pada kami, apa yang terjadi?" tanya Li Feng, dia tidak berpikiran buruk terhadap kakak laki-lakinya.
"Ibu! Seseorang telah mencuri bahan makanan milik keluarga kita! Ibu, anda harus membuat keputusan untuk ku! Sepertinya seseorang memiliki hati yang hitam, dia telah menyelinap ke dalam kamar kita dan mengambil buntalan ku!" ucap Jiang Jiyun sambil terisak.
Wu Jia berdiri, dia melipat lengan bajunya dan segera berteriak. "Kakak ipar kedua! Kakak ipar ketiga! Ibu! Menantuku kehilangan bahan makanan, apakah keluarga kalian yang mencurinya?"
Nyonya tua Li terlihat sangat marah, dia segera berdiri dan keluar dari kamar mereka. "Lancang! Keluarga kami memiliki lebih banyak perak, untuk apa mengambil buntalan milik keluargamu?"
Jiang Jiyun berdiri di belakang Wu Jia, "Ibu, aku bermaksud untuk memasak sup ular untuk keluarga kita besok pagi, mereka pasti mencuri nya!"
Li Jiang terlihat melotot, dia tidak menyangka jika ular yang menggigitnya itu akan di masak oleh ipar bodohnya. "Ciiih! Siapa yang menginginkan ular sialan itu? Kalian bisa mengambilnya kembali!"
Li Chen menjawab, "Apakah itu berarti kau mengakui kesalahan mu, yang telah mengambil barang milik istriku? Saudara kedua, aku hampir saja tidak percaya, kau sengaja ingin agar kami kelaparan."
Li Jiang bertolak pinggang, wajahnya terlihat meringis beberapa kali. "Ular itu datang sendiri ke kamar kami! Lihatlah! Aku sama sekali tidak mencuri! Lagi pula keluarga bodoh seperti apa yang ingin menjadikan ular berbisa sebagai sup? Nampaknya kalian semua sudah bosan hidup!"
Jiang Jiyun menjawab, "Keluargaku, apa pun yang mereka makan, tidak ada hubungannya dengan kalian!"
Setelah mengatakan itu, Jiang Jiyun masuk ke kamar yang di huni oleh mereka, mata gadis itu seketika membola. "Lihatlah! Itu buntalan milikku! Kalian benar-benar mencurinya!"
Li Jiang ingin mengelak, namun buktinya benar-benar di temukan di kamar mereka. Jiang Jiyun melirik ke arah petugas yang berdatangan, dia segera mengadu.
"Tuan, anda harus memberiku keadilan! Mereka telah mencuri bahan makanan milik keluarga kami!"
...----------------...
Mulai besok, kita slow up dulu ya readers, sambil menunggu perhitungan retensi 20 bab nya nongol, 🙏🏼🙏🏼
dikirain udh belah duren