Kejora wanita yang memiliki sindrom bersin-bersin jika sedang berbohong layaknya sebuah cerita Pinokio, di undang ke sebuah pernikahan yang sangat mewah dan megah sebagai tamu VVIP tanpa tahu yang menjadi pengantin pria nya adalah atasan di tempatnya bekerja sekaligus pria yang selalu antipati terhadapnya.
Dan tanpa di duga oleh Kejora di tempat itulah ia terjebak dijadikan pengantin pengganti di saat mempelai wanita atasannya itu melarikan diri.
"Kenapa harus aku?" KEJORA
"Karena kau satu-satunya wanita yang tidak akan pernah bisa membuat aku jatuh cinta." MARS
Dua nama yang berada di tata Surya akankah bisa bersatu? Akankah Kejora bisa menaklukkan planet merah itu, di saat ada sebuah nama wanita lain di hati Mars sejak dulu? Apakah Mars tercipta untuk Kejora? Ataukah tercipta untuk wanita lain?
Jangan lupa follow aku dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Aiden hanya diam saja dan mengangkat kedua bahunya. Saat Dila ingin bertanya kembali, suaranya tertahan saat melihat beberapa anak buah Mars masuk ke dalam ruangan.
"Bagaimana?" Mars menatap anak buahnya.
"Maaf tuan, kami hanya menemukan ini." Salah satu pria berjas hitam, memberikan sebuah kertas putih pada tuannya.
Mars mengambil kertas tersebut, lalu meremas dan membuangnya begitu saja. "Berani sekali dia pergi dariku!" Geram Mars. "Mom .. Dad .. apa kalian terlibat dengan menghilangnya Monica?" Mars sebenarnya tidak ingin menuduh kedua orang tuanya. Tapi dari surat yang di bacanya, kekasihnya itu terpaksa pergi karena mendapatkan tekanan dari seseorang.
"Mars! Kau menuduh kami?" Tanya Dila, dengan suara yang meninggi.
"Mom, aku tidak menuduh! Aku hanya bertanya. Karena Monica mengatakan, ia merasa tertekan. Dan satu-satunya orang yang selalu menekan Monica, hanya mom dan -- "
"Cukup, Mars ... !" Aiden yang dari tadi hanya diam, langsung berdiri dari duduknya. Aiden tidak terima, jika wanita yang sangat dicintainya. Dituduh oleh putranya sendiri. "Berani kau mencurigai orang yang melahirkan mu!" Bentak Aiden, dengan tatapan membunuhnya.
"Dad, aku .... " Mars terdiam, dengan kepala yang tertunduk.
"Sekali lagi kau melukai hati Mom mu, aku tidak akan pernah lagi menganggap kau bagian dari keluarga Graham!" Aiden yang sangat marah, hendak mencengkram pakaian anaknya. Namun gerakan tangannya terhenti, saat Dila menyentuh dadanya.
"Sabar, sayang ... " Dila terus mengusap dada Aiden, berusaha menenangkan emosi di hati suaminya.
"Mom, Dad, aku minta maaf. Aku -- "
"Lima belas menit!" Sela Aiden.
"Apa maksud, Dad?" Mars menatap Dad Aiden, dengan bingung.
"Lima belas menit, waktu yang aku berikan untuk menemukan Monica." Aiden berkata, dengan aura yang dingin dan tajam. "Kalau kau tidak menemukannya, maka kau harus menikah dengan wanita yang aku pilih! Karena pernikahan ini harus tetap dilaksanakan. Dengan, atau tanpa Monica."
"What? Tapi Dad, aku tidak mau menikah dengan wanita yang tidak aku kenal."
"Kalau kau tidak mau, maka temukan Monica! Dan Waktumu tersisa Empat belas menit, lebih tiga puluh detik." Aiden menatap jam rolex yang ada dipergelangan tangannya.
"Shit ..." Umpat Mars, dalam hati. Ia tahu betul, ancaman Dad nya itu bukan main-main.
Dengan segera, Mars memerintahkan anak buahnya untuk mencari Monica. Ia juga menyuruh Tom, untuk melacak GPS yang ada di ponsel Monica. Mars juga tidak tinggal diam, ia mengambil laptop miliknya dan memantau CCTV yang ada di dalam hotel.
Nyonya Veronica juga tidak tinggal diam, Ia menyuruh suaminya untuk mencari di rumah, dan ditempat yang biasa Monica datangi. Nyonya Veronica tidak bisa membiarkan calon menantunya yang kaya raya itu, menikah dengan wanita lain. Bisa hancur segala rencananya, yang ingin menguasai harta menantunya.
"Dasar gadis bodoh! Bisa-bisanya dia lari dari pernikahannya." Umpat Veronica, dalam hati. Ia berusaha menghubungi nomer ponsel teman-teman Monica, untuk mencari tahu keberadaan putrinya.
Di dalam ruangan itu, semuanya tampak sibuk mencari Monica. Hanya ada dua orang yang tampak tenang, duduk di atas sofa dengan ekspresi wajah yang tidak bisa di tebak. Dan mereka adalah Tuan dan Nyonya Graham.
"Sayang, kau menyekapnya di mana?" Bisik Dila, pada suaminya.
Aiden mengerutkan keningnya, lalu menatap istrinya dengan intens. "Kenapa kau bertanya padaku? Bukankah anak buah mu yang menyekapnya?" Bisik Aiden.
"Kenapa jadi anak buah aku? Bukankah seharusnya anak buah mu yang melakukannya!"
Dila dan Aiden saling berpandangan, dengan wajah yang bingung. Dan beberapa saat kemudian, mereka tersenyum penuh arti. Aiden dan Dila tidak menyangka, kalau rencana penculikan yang sudah di susun rapih oleh mereka. Tidak perlu mereka jalankan. Karena dengan sendirinya, Monica pergi dari kehidupan Mars. Dila dan Aiden merasa, alam semesta tengah mendukung mereka. Dan semakin membuat mereka yakin, kalau Mars memang bukan untuk Monica.