Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman Pertama
"Maaf Nona, Tuan Muda Raynaud meminta Nona Kimberly masuk ke ruangannya dan kamarnya di lantai dua sebelah kanan." Ucap bodyguard tersebut.
Kimberly menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian berjalan ke arah tangga menuju ke lantai dua.
'Tenang Kimberly, Tuan Muda Raynaud lumpuh jadi tidak mungkin berbuat macam-macam denganmu. Sekarang yang ada dipikiranmu kalau kamu membayangkan kalau kamu akan bertemu dengan pangeran yang sangat tampan bukan pria monster seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang.' Ucap Kimberly dalam hati.
Kimberly menaiki anak tangga satu demi satu hingga di depan pintu Kimberly berhenti sambil menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
Tok tok tok
Kimberly memberanikan diri mengetuk pintu sebanyak tiga kali hingga terdengar suara berat dari dalam kamar tersebut.
"Masuk." Ucap Tuan Muda Raynaud.
Ceklek
Kimberly membuka pintu kamar milik Tuan Muda Raynaud dan melihat Tuan Muda Raynaud sedang duduk di kursi roda sambil menatap ke arah jendela.
Kimberly memberanikan diri masuk ke dalam dan berjalan ke arah Tuan Muda Raynaud dengan jantung berdebar kencang karena baru kali ini dirinya masuk ke dalam kamar seorang pria.
Selama ini Kimberly bertemu dengan kekasihnya yang bernama Tio di kampus, di cafe ketika mereka pulang kuliah dan di mansion milik orang tua Kimberly.
Selama menjadi kekasihnya Tio, Kimberly belum pernah ke rumah Tio dan setiap di tanya selalu di jawab orang tuanya pergi ke luar negri. Tidak enak dan takut terjadi apa-apa jika mereka berdua berada di satu kamar.
Tanpa curiga Kimberly membenarkan apa yang dikatakan oleh Tio. Tio juga mengatakan dirinya akan melakukan hubungan suami istri jika mereka resmi menikah karena itulah Tio tidak pernah mencium ataupun melakukan yang lainnya hanya berpegangan tangan.
Itulah mengapa Kimberly mencintai Tio, pria yang bisa menjaga kehormatannya dan tidak seperti pria-pria di luaran sana.
"Tuan Muda Raynaud." Panggil Kimberly sambil berdiri di belakangnya.
"Panggil namaku tanpa menggunakan Tuan Muda." Pinta Tuan Muda Raynaud.
"Tidak sopan kalau memanggil nama, bagaimana kalau Kak Ray?" Tanya Kimberly dengan suara masih merdu.
"Kak Ray ... Aku suka." Jawab Ray.
"Terima kasih." Jawab Kimberly.
"Kenapa terima kasih?" Tanya Ray.
"Karena Kak Ray suka, aku panggil Kak Ray." Jawab Kimberly.
Ray hanya tersenyum mendengar ucapan Kimberly. Selama ini Ray tidak pernah tersenyum karena selama ini dirinya selalu bersikap kejam terhadap orang-orang yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Hal itu dikarenakan dirinya sangat kecewa dengan sikap ke dua orang tuanya yang tidak pernah memperdulikan dirinya sejak kejadian kebakaran mansion di mana wajahnya menjadi cacat dan juga lumpuh.
"Aku ingin berbaring, bisakah kamu membantuku berbaring?" Tanya Ray.
"Tentu saja bisa." Jawab Kimberly sambil mengarahkan tangannya ke arah pegangan kursi roda.
"Siapa namamu?" Tanya Ray pura-pura tidak tahu.
"Kimberly." Jawab Kimberly singkat sambil mendorong kursi roda ke arah ranjang.
Kimberly melihat sekeliling ruangan kamar Ray serba hitam termasuk ranjangnya, tidak ada warna lain selain warna hitam.
'Kenapa semua serba hitam? Serem banget karena seperti rumah angker.' Ucap Kimberly dalam hati.
"Apakah Kak Ray bisa berbaring di ranjang?" Tanya Kimberly ketika mereka tepat di depan ranjang.
"Kakak tidak bisa, bisakah kamu membantu Kakak berbaring?" Tanya Ray berbohong.
"Tentu saja bisa." Jawab Kimberly yang tidak bisa menolak permintaan seseorang yang meminta bantuan terlebih di depannya adalah calon suaminya.
Kimberly melepaskan pegangan kursi roda kemudian berjalan ke arah depan untuk mengangkat Ray.
"Tunggu." Ucap Ray.
"Ada apa?" Tanya Kimberly dengan wajah bingung sambil menghentikan langkahnya.
"Apakah kamu tidak takut dengan wajahku?" Tanya Ray.
"Tidak." Jawab Kimberly singkat sambil membalikkan badannya.
Kimberly sangat terkejut ketika melihat wajah Ray yang sangat menyeramkan seperti monster. Pipi sebelah kanan terlihat sekali tulang tengkorak sedangkan pipi sebelah kiri hitam seperti daging gosong.
Rambutnya nyaris habis di tambah kening, bibir semua serba hitam dan banyak daging tumbuh di sekitar wajahnya, seperti tengkorak hidup.
Kimberly memejamkan matanya sambil membayangkan di depannya adalah pria tampan bukan pria buruk rupa. Sedangkan Ray hanya tersenyum miring melihat wajah Kimberly yang pucat karena ketakutan melihat wajahnya yang seperti monster.
Perlahan Kimberly membuka matanya kemudian tersenyum menatap Ray membuat Ray terkejut melihat Kimberly tidak takut dengan wajahnya yang buruk rupa.
"Apakah ke dua kaki Kak Ray sama sekali tidak bisa digerakkan sama sekali?" Tanya Kimberly.
"Apakah menurutmu aku berpura-pura?" Tanya Ray balik bertanya.
"Maaf maksudku kalau ke dua kaki Kak Ray tidak bisa digerakkan sama sekali aku gendong tapi kalau bisa digerakkan aku akan memapah Kak Rey." Jawab Kimberly.
"Pffftttt... Hahahaha..." Tawa Lepas Ray untuk pertama kali.
"Kenapa Kak Ray tertawa?" Tanya Kimberly dengan wajah cemberut.
"Bagaimana tidak tertawa aku besar dan tinggi sedangkan kamu pendek, mana bisa menggendongku." Jawab Ray dengan nada meledek sambil masih tertawa.
"Kata siapa aku tidak bisa gendong?" tanya Kimberly.
"Kataku lah, kan aku yang bilang." Jawab Ray dengan nada kesal tapi dalam hatinya sangat bahagia karena baru kali ini dirinya bisa mengobrol dan tertawa lepas seperti ini..
"Oh iya hehehehe..." ucap Kimberly sambil tertawa terkekeh-kekeh.
"Pffftttt... Hahahaha..." Tawa lepas Ray untuk ke dua kalinya.
"Fiuhhh..."
'Setidaknya mengurangi rasa tegang dan canggung ketika kami berduaan di kamar.' Ucap Kimberly dalam hati.
"Memang kamu bisa menggendongku?" Tanya Ray dengan nada meremehkan Kimberly.
"Bisa dong, mau bukti?" Tanya Kimberly balik bertanya.
"Ya." Jawab Ray singkat.
Tanpa menjawab Kimberly mendekati Ray kemudian mendekatkan tubuhnya ke tubuh Ray sedangkan ke dua tangannya diulurkan ke leher dan ke dua kaki Ray.
Untuk pertama kalinya tubuh Ray di sentuh oleh seorang wanita dan untuk pertama kalinya pula tubuh serta wajah Rey dekat dengan seorang gadis.
Kimberly yang terbiasa suka berolahraga barbel hingga seratus kilo di tambah Kimberly bisa bela diri membuat Kimberly tidak mengalami kesulitan.
Kimberly menggendong Ray seperti menggendong bayi membuat Ray sangat terkejut karena baru kali ini dirinya di gendong oleh seorang gadis dan gadis itu bernama Kimberly.
'Apa kata orang jika melihat seorang Tuan Muda Raynaud di gendong oleh seorang gadis, sungguh memalukan.' Ucap Ray dalam hati.
Kimberly meletakkan perlahan tubuh Rey ke arah ranjang kemudian melepaskan tangan kirinya yang memegang ke dua kaki milik Ray kemudian mengangkat kepala Ray dengan di bantu tangan kirinya untuk menarik tangan kanannya.
Grep
Bruk
Tanpa di duga oleh Kimberly kalau Rey memeluk pinggang Kimberly kemudian membalikkan tubuhnya. Kini posisi Kimberly berada di bawah sedangkan Ray berada di atas.
"Apa yang Kak Ray lakukan?" Tanya Kimberly dengan wajah terkejut dan panik.
"Hanya melihat wajahmu dari dekat." Jawab Ray sambil memandangi wajah cantik Kimberly hingga dirinya menatap bibir mungil milik Kimberly.
Ray yang ingin merasakan bagaimana rasanya ciuman membuat Ray mendekati wajah Kimberly membuat Kimberly memejamkan matanya.
Cup
Untuk pertama kalinya Ray mencium seorang gadis sekaligus merupakan ciuman pertama nya begitu pula dengan Kimberly.
"Ciuman pertamaku." Pekik Kimberly sambil membuka ke dua matanya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
pdhl ga harus setiap dialog ada suara hati jadi feel-nya kurang