Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
Rendi sudah sampai di tempat pengambilan obat ia menaruh kertas resep di kotak khusus, lalu Rendi duduk di kursi tunggu menunggu gilirannya di panggil.
Sembari menunggu antrian Rendi menatap sekitaran farmasi terlihat dokter datang bersama satu perawat.
"Bu nanti antar obat ini ke ruang rawat 20 ya?" Ucap dokter yang tak lain adalah dokter Rudi.
"Baik, Dok" Jawab petugas farmasi.
Ketika akan berbalik dokter Rudi tak sengaja melihat Rendi duduk di antara orang-orang yang sedang mengantri obat.
"Rendi sedang apa di sini?" Batin dokter Rudi.
"Dok" Tegur perawat yang bersamanya.
"Kau duluan saja sus saya masih ada keperluan" Dokter Rudi memberi alasan.
"Baik Dok" Perawat itu pun pergi lebih dulu.
"Cyra Alesha !" Panggilan antrian terdengar membuat Rendi lekas mengambil obat itu.
Dokter Rudi yang tadi akan menghampiri Rendi pun jadi urung.
"Cyra Alesha?" Batin Dokter Rudi.
"Apa dia sakit dan di rawat di rumah sakit ini?" Batin dokter Rudi lagi.
Rendi sudah selesai membayar obatnya ia berjalan dengan membawa obat milik Cyra.
Melihat ada dokter yang akan ia lewati Rendi pun tersenyum ramah.
"Dok" Sapa Rendi sopan.
"Siapa yang sakit Pak?" Tanya Dokter Rudi berpura basa-basi tapi dalam pertanyaan ini ada niat keingin tahuan tentang keberadaan Rendi dan antrian obat atas nama Cyra Alesha.
"Istri saya yang sakit Dok" Jawab Rendi.
Dokter Rudi mengangguk. "Semoga lekas sembuh istrinya"
"Terima kasih dok, mari"
"Silahkan"
Rendi pun segera pergi menuju ke ruang rawat Cyra takutnya Cyra sudah siuman dan mencari dirinya.
Setelah kepergian Rendi dokter Rudi juga meninggalkan tempat farmasi.
Dokter Rudi segera menghampiri Agam yang ada di ruangannya.
"Gam " Seru Dokter Rudi sesudah di dalam ruangan kerjanya.
"Iya Dok" Agam yang sedang sibuk dengan ipadnya menatap atasannya.
"Cari tahu di ruangan berapa Cyra di rawat"
"HAH !"
"Cepat cari tahu kau tidak perlu kaget seperti itu" Tegur dokter Rudi pada Agam.
"Baik Dok" Agam yang masih kaget terpaksa keluar dan mencari tahu tentang keberadaan Cyra.
Dokter Rudi menekuk kedua tangan di pinggang tentu kepikiran dengan mantan pelayannya.
10 menit kemudian.
Agam sudah kembali dari tempat mencari informasinya.
"Bagaimana Gam?" Tanya Dokter Rudi.
"Cyra di rawat di kamar 32 dok"
Dokter Rudi bernafas lega. "Nanti kita ke sana jika Rendi sedang keluar"
Agam mengernyit.
"Kenapa seperti itu dok?"
Dokter Rudi menatap Agam tajam.
"Memangnya kau ingin ketahuan jika kita berdua mengenal Cyra?!"
Agam menggeleng.
"Tapi apa salahnya jika suami mbak Cyra tahu?"
"Takutnya terjadi kesalah pahaman, sudah lah tidak usah membahas hal ini yang terpenting saya sudah tahu di mana kamar rawat Cyra"
Agam menurut saja tapi dalam benaknya masih bertanya tanya.
"Apa dokter Rudi suka sama mbak Cyra ya? Kelihatannya beliau sangat peduli" Agam membatin.
Dokter Rudi menatap jam tangan mahalnya.
"Gam kita pulang sekarang malam ini tidak ada pekerjaan untuk saya" Dokter Rudi mengambil tas medisnya yang tergeletak di kursi kerja.
"Pulang apartement atau rumah utama dok?"
"Rumah utama" Jawab dokter Rudi.
Semenjak Cyra tak bekerja di apartementnya dokter Rudi dan Agam tinggal di rumah utama rumah orang tuanya.
🔹🔹🔹
Pukul 21:00.
Rendi membuka pintu kamar mandi ia baru saja selesai dengan panggilan alam.
Cek klek
"Assalamualaikum"
Suara yang mengejutkan Rendi. "Waalaikumsalam, ibu ke sini Hasa sama siapa?" Tanya Rendi.
"Sama bapak di rumah, gimana keadaan Cyra?" Tanya Mini.
Rendi salim pada ibunya.
"Ya gitu bu belum bangun juga" Jawab Rendi menatap Cyra sendu.
Mini menghela napas.
"Apa kata dokter?" Mini mendekati brankarrr Cyra mengusap lengan Cyra yang kecil.
"Kata dokter Cyra hanya masuk angin bu, Rendi juga tidak mengira jika Cyra melakukan ini semua sampai dia jatuh sakit"
"Ada masalah apa lagi sih Ren? Jangan sering-sering menyakiti hati istri mu kasihan Cyra dia adalah menantu ibu"
Rendi berdecak.
"Tadi Cyra telat jemput Hasa bu, dan ternyata bu Maya yang menjemputnya kata bu Maya dia kebetulan lewat"
"Lalu?"
"Bu Maya mengatai Cyra bu"
"Dan kau diam saja?!" Tebak Mini.
Rendi mendesah nafas kasar.
"Cyra tadi mengantar ibu ke balai desa Ren, kalau dia telat menjemput Hasa seharusnya kau yang gantian menjemput" Omel Mini pada Rendi.
"Maaf bu Rendi kira Cyra---"
"Sudah-sudah kau jelas salah di sini Ren kalau Cyra pergi lagi ibu akan mendukungnya" Kesal Mini pada Rendi.
Rendi melebarkan mata.
"Jangan dong bu Cyra berharga untuk Rendi Cyra tidak boleh pergi lagi" Cemberutnya.
"Mas, bu" Suara lirih membuat Mini dan Rendi mengalihkan tatapan.
"Sayank kau sudah bangun? Alhamdulilah" Rendi merasa lega dan bersyukur.
Mini tersenyum menatap menantunya sudah siuman.
"Cyra kenapa kau sakit lagi Nak? Ibu harap ini yang terakhir kalinya, ibu menghawatirkan mu"
"Makasih karena ibu mau menghawatirkan aku" Lirih Cyra masih lemas.
"Minum dulu sayank" Rendi mengambilkan air putih.
Cyra menurut meminum air putih yang suaminya ambilkan.
"Hasa tidak ikut bu?" Lirih Cyra menatap mertuanya.
"Ada peraturan baru anak kecil di bawah 12 tahun tidak boleh masuk ke dalam rumah sakit kecuali anak kecil itu adalah pasien"
Jawab Rendi yang tak sengaja membaca peraturan baru di papan depan pintu masuk rumah sakit.
"Oh.."
"Mau makan apa Nak biar Rendi belikan?" Tawar Mini yang tidak ingin menantunya kelaparan, baru saja siuman otomatis perutnya kosong dan butuh asupan nutrisi.
"Aku tidak lapar bu" Tolak Cyra lirih.
"Harus makan kalau kau tidak mau makan ibu akan mengusir mu dan memulangkan mu ke Banjarnegara !" Tegas Mini menakuti Cyra.
"Bu aku beneran tidak lapar lidah ku terasa pahit"
Mini menghela.
"Tapi tetap saja harus makan walau hanya sedikit"
"Aku beli makan dulu bu" Pamit Rendi menuju kantin rumah sakit.
🔹🔹🔹
Di tempat lain dua pria tengah makan malam di restoran, keduanya makan dengan lahap.
"Gam coba kau hubungi dokter Aya minta ke dokter yang menangani Cyra untuk ke ruangannya" Ucap dokter Rudi di sela makan.
Agam mengangguk tanpa bersuara karena mulutnya penuh dengan makanan.
"Assalamualaikum dokter Aya" Sapa Agam saat panggilan sudah di respon.
"Waalaikumsalam, ada apa asisten Agam menghubungi saya?" Tanya dokter Aya di seberang.
Agam pun mengatakan maksud tujuannya menghubungi dokter Aya, dokter Aya pun menyetujuinya.
"Diruangan pasien bernama Cyra ada keluarganya" Lapor dokter Aya setelah tadi melakukan tugas yang Agam perintahkan.
Dokter Rudi merebut ponsel Agam.
"Siapanya dok?" Tanyanya.
Dokter Aya mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan dokter Rudi.
percuma cantik dan semok kalau hatinya jahat.
emang cari istri cukup di lihat dari segi semok dan cantik doang.
nggak kan?
suer ikut kesel sama tingkah yudi sama temen temennya./Angry//Angry/
gimana kalau kalian yg ada di posisi cyra ? sudah pasti kalian juga akan di tertawakan.
aku sarankan kalian merubah sikap deh.
justru malah biar sehat.
eh tak tahunya malah dokter momo.
penasaran sama visualnya thor.
pake bilang baru hadir di antara kalian kan mereka nggak ada hubungan spesial.
ya udh pasti atasan mu keselek.
dasar asisten agam..
Rendi salting cieeeeeee
jadi pengen lihat wajahnya Rendi pas lagi malu malu meong..
hehehaha/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
cyra selau di pndng sebelah mata oleh orang orang mereka smua mandang cyra karena fisiknya.
merek jht bngt pak/Sob/
hehehe
menanti bapak.
aku aja tahu kok
hehehe