Sequel dari Pesona Setelah Menjadi Janda
(Mohon untuk membaca novel sebelum nya agar kalian tidak bingung)
***
Arra yang kini berusia 18 tahun, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Banyak hal yang berubah dalam diri gadis itu. Namun hanya satu hal yang tidak berubah, yaitu sebagai pacar dari Leo Rexander.
Meski tidak pernah di akui oleh Arra, Leo selalu kekeh mengenai hubungan mereka. Sehingga tidak sedikit orang yang mengira jika Leo hanya lah seorang pembual. Dan hal tersebut membuat beberapa laki-laki berusaha mendekati Arra.
Mau tau bagaimana keseruan Arra dan Leo menjalani kehidupan mereka? Tetap beri dukungan kalian agar author semangat untuk update setiap hari 🤗
Happy reading guys ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Menghilang Dari Bumi
Suasana auditorium sudah terlihat ramai. Para maba yang tadi nya berkeliaran di area kampus, kini kembali berkumpul di tempat yang sudah di tentukan oleh panitia ospek.
Arra dan Leo juga sudah berada di auditorium. Mereka terlihat duduk di pojok ruangan sembari memperhatikan orang-orang yang bergerombolan di hadapan mereka.
Tak berapa lama, pintu auditorium terbuka dan para panitia mulai masuk. Arra langsung berdiri dan berlari untuk bergabung dengan maba perempuan yang lainnya. Sedangkan Leo dia berjalan dengan santai tanpa memperdulikan sekeliling nya.
"Ayo, semua berkumpul sesuai barisan nya. Yang perempuan di sebelah kiri, yang laki-laki di sebelah kanan." seru Renald menggunakan alat pengeras suara agar bisa di dengar oleh seluruh maba.
Dalam hitungan beberapa menit, semua maba sudah berbaris dengan rapi.
"Silakan duduk." ucap Renald.
Auditorium mendadak hening, hingga suara langkah kaki menggema di ruangan berukuran besar itu.
Semua orang menoleh kearah pintu, dan mereka mendapati Biantara sedang berjalan masuk.
Renald berniat menyerahkan alat pengeras suara yang ia pegang kepada Biantara, tapi laki-laki itu terlihat menolak lalu memberi kode agar Renald melanjutkan kegiatan hari ini.
Renald menatap ke seluruh maba yang ada di hadapan nya.
"Sekarang saya minta kalian membuat kelompok yang terdiri dari 6 orang. Kami ingin kalian memperkenalkan diri dan juga menunjukan bakat kalian. Kita akan melakukan ini selama 3 hari ke depan. Bentuk kelompok kalian sekarang juga." perintah Renald.
Suasana kembali ramai, karena para maba mulai mencari teman untuk di jadikan satu kelompok. Arra yang belum terbiasa, terlihat kebingungan.
"Eh, lo belum ada kelompok kan?" tiba-tiba seseorang menegur Arra.
Arra menoleh dan mengangguk dengan canggung.
"Kalau gitu sama gue aja. Nggak apa-apa kita berdua, karna yang lain udah pas ber-enam semua." lanjut nya lagi yang merangkul lengan Arra.
Arra cukup terkejut karena gadis tersebut menyentuhnya. Dia tidak terbiasa dengan hal ini.
"Oh iya kenalin nama gue Gladys. Lo siapa?" ucap nya memperkenalkan diri.
"Arrabella, tapi kamu bisa panggil aku Arra."
"Oke Arra. Sekarang kita teman." kata Gladys dengan senyum lebar nya.
Arra ikut tersenyum. Dia merasa teman baru nya ini adalah orang yang mudah bergaul dan juga ceria.
"Semua nya, saya tanya siapa yang kelompoknya kurang dari 6 orang?" tanya Renald yang membuat suasana kembali hening.
Gladys langsung angkat tangan, sehingga perhatian Renald fokus kepada Gladys dan juga Arra.
"Kalian berdiri di sini." perintah Renald menunjuk baris terdepan.
Gladys menarik Arra untuk mengikuti perintah Renald.
"Hanya kalian berdua?" tanya Monica yang masih menatap sinis kepada Arra.
Gladys mengangguk, "iya kak. Cuma sisa kami berdua."
"Yang laki-laki siapa yang kelompoknya kurang dari 6?" tanya Renald lagi yang kini memperhatikan barisan maba laki-laki.
Tak lama Leo berjalan maju seorang diri dengan wajah datar nya.
"Mana kelompok lo?" tanya Renald.
"Nggak ada." jawab Leo dengan datar.
Arra yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepala. Dia tahu bukan karena tidak mendapat kelompok, tapi Leo lah yang tidak mau berkelompok dengan siapa pun.
"Terus lo sendirian?"
"Nggak lihat di ruangan ini ada berapa puluh manusia? Udah pasti gue nggak sendirian."
Renald terlihat berusaha menahan amarahnya. Dia menarik napas lalu menghembuskan nya dengan kasar.
"Oke kalau gitu, untuk dua kelompok yang kurang ini akan memperkenalkan diri lebih dahulu. Silakan lo duluan." ucap Renald kepada Leo seraya menyerahkan mic.
Leo dengan malas mengambil mic itu lalu berdiri menghadap para maba lain nya.
"Gue Leo Rexander." setelahnya Leo menyerahkan kembali alat pengeras suara itu.
"Perkenalkan diri lo dengan benar, masa cuma nyebutin nama doang." celetuk Monica.
"Nggak ada yang perlu kalian tau selain nama gue." Leo langsung mundur dan kembali berdiri di posisi sebelum nya.
Renald menghembuskan napas dengan kasar, lalu dia beralih kepada Gladys dan Arra.
"Giliran kalian." ucap Renald seraya menyerahkan mic kepada Gladys.
"Halo semua, nama saya adalah Gladys Anindita Putri. Kalian bisa panggil saya Gladys. Saya berasal dari bandung. Dan hobi saya adalah menari." dengan rasa percaya diri yang tinggi, Gladys memperkenalkan dirinya.
Arra mulai gugup, ini akan menjadi hal pertama bagi nya memperkenalkan diri di hadapan banyak orang.
"Ok, bagus Gladys. Next." ucap Renald melirik Arra.
Dengan tangan sedikit gemetar, Arra menerima mic yang di berikan Gladys.
Arra mengedarkan pandangan nya sejenak, namun saat melihat Leo, gadis itu terfokus pada nya dan tiba-tiba dia mendapatkan ketenangan.
"Hai semua nya. Nama saya Arrabella Calista, kalian bisa panggil saya Arra. Saya berasal dari kota ini, dan hobi saya adalah menyanyi." ujar Arra seraya mata nya terus fokus kepada Leo. Karena hanya dengan melihat laki-laki itu kegugupan nya sedikit berkurang.
"Ok. Kalau gitu kalian bertiga bergantian untuk menunjukan bakat yang ada dalam diri kalian. Yang pertama Gldys, silakan." ucap Renald.
Gladys mengangguk, "kak maaf apa boleh pakai musik?" tanya Gladys.
Renald mengangguk, "boleh. Mau pakai lagu apa, biar saya setelkan."
Gladys pun mendekat pada Renald seraya menerima ponsel yang yang di berikan oleh laki-laki itu. Jari-jari lentik Gladys bergerak lincah mencari lagu yang ia inginkan.
Setelah berhasil menemukan lagu yang ia cari, Gladys kembali menyerahkan ponsel Renald.
Gladys langsung berjalan ke tengah dan bersiap untuk menari.
Suara musik mulai menggema, dan ternyata ini adalah lagu yang berasal dari girl group Korea Selatan.
Gladys mulai bergerak mengikuti irama lagu. Tubuh nya yang ramping meliuk dengan indah nya. Banyak pasang mata yang terlihat kagum dengan kemampuan Gladys. Bahkan gadis itu terlihat seperti seorang idol yang sedang membawa kan karya nya sendiri.
Beberapa menit kemudian, lagu telah berakhir begitu pula Gladys yang sudah menyelesaikan tarian nya. Suara riuh tepuk tangan memenuhi auditorium, termasuk Arra yang langsung mengacungkan kedua jempol nya kepada Gladys.
"Kamu keren banget." seru Arra ketika Gladys kembali berdiri di samping nya.
Gladys tersenyum walau napasnya tidak beraturan.
"Makasih, gue emang suka banget nari. Apalagi lagu yang itu, tiap hari gua praktekan."
"Next, Arra silakan."
Tiba-tiba tubuh Arra menegang, dia mendadak kembali gugup. Dia belum pernah bernyanyi di hadapan orang banyak, bahkan yang pernah mendengarnya bernyanyi hanyalah mommy nya dan juga kedua adik kembar nya.
"Arra." seru Renald karena Arra masih diam di tempatnya.
Tiba-tiba Leo maju ke depan. Membuat semua orang menatap ke arahnya.
"Nama lo Arra?" celetuk Monica.
"Gue yang main gitar, dia yang nyanyi." jawab Leo dengan datar.
Leo menatap Arra, dengan sorot mata nya dia meminta Arra untuk maju dan berdiri di samping nya.
Gladys yang tau Arra merasa gugup, memberikan semangat untuk teman pertama nya itu.
Seorang panitia memberikan gitar kepada Leo dan juga kursi juga standing mic. Sedangkan Renald menyerahkan mic kepada Arra.
Arra melihat kearah Leo. Wajah nya benar-benar menunjukan jika dia sangat gugup saat ini.
"Ada gue disini, kalau lo gugup, cukup liat gue." ucap Leo yang mulai menyetel gitar nya.
Arra menarik napas nya dalam-dalam lalu menghembuskan nya secara perlahan. Dia memberikan semangat untuk diri nya sendiri, jika ia bisa melakukan ini.
Arra membisikan lagu yang ia ingin nyanyikan pada Leo. Laki-laki itu mengangguk dan mulai memainkan gitar nya.
Baru petikan pertama, semua orang sudah tersihir dengan permainan gitar Leo. Arra menikmati alunan melodi yang di mainkan Leo, lalu ia mulai bernyanyi. Dan Arra benar-benar hanya melihat kearah Leo.
🎶🎶🎶
If I had to live my life without you near me
The days would all be empty
The nights would seem so long
With you I see forever, oh, so clearly
I might have been in love before
But it never felt this strong
Our dreams are young and we both know
They'll take us where we want to go
Hold me now, touch me now
I don't want to live without you
Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you
🎶🎶🎶
Semua orang terpana dengan suara merdu Arra termasuk Leo. Ini pertama kali nya ia mendengar Arra bernyanyi. Dan tanpa sadar Leo terus tersenyum sepanjang Arra bernyanyi.
Beberapa maba perempuan yang melihat Leo tersenyum, berbisik-bisik karena ketampanan laki-laki itu semakin bertambah. Bahkan Monica juga sempat terpesona melihat senyuman Leo.
Akhirnya lirik terakhir sudah selesai Arra nyanyikan. Suara tepuk tangan kembali menggema, membuat Arra tersenyum lebar. Dia merasa lega karena bisa bernyanyi tanpa melakukan kesalahan.
Arra langsung kembali berdiri di samping Gladys yang mana gadis itu memeluk diri nya dan memuji suara Arra yang sangat merdu.
"Lo masih mau disitu?" tegur Renald karena Leo masih duduk di kursi sambil memegang gitar.
"Gue mau nyanyi satu lagu untuk pacar gue." ucap Leo.
Renald menaikan sebelah alisnya, "ini bukan kafe, yang lain juga harus gantian maju."
Tiba-tiba Biantara menepuk pundak Renald, dan memberi kode agar memberikan kesempatan untuk Leo. Dengan kesal Renald akhirnya memperbolehkan Leo bernyanyi.
Arra yang melihat itu, hanya bisa menundukan kepala nya menahan malu. Dan Gladys sejak tadi sudah menggoda nya yang membuat pipi Arra semakin memerah.
Suara petikan senar gitar mulai terdengar, membuat suasana auditorium kembali syahdu.
🎶🎶🎶
Trails of smoke trapped in a two by two
Wasting the night feels right when I'm with you
It's the shimmer in your eyes
And the way you let down your disguise
I feel like I've known you for ages
I feel like with you I'm going places
Ahh, ahh
The same song on repeat
"You can call me anything you want"
It's fine by me
Number two out of three
He says that it's his favorite
And I can't disagree
🎶🎶🎶🎶
Arra mulai menatap ke arah Leo. Lagu yang ia bawakan adalah salah satu lagu favorite nya. Hati Arra berdebar saat melihat Leo bernyanyi dengan suara beratnya yang sesekali terdengar serak.
🎶🎶🎶🎶
We talk about everything
The important and the mundane
You know I think you know everything
But the night's still young
And there's still so much to gain
I feel like I've known you for ages
I feel like with you I'm going places
Ahh, ahh
The same song on repeat
"You can call me anything you want"
It's fine by me
Number two out of three
He says that it's his favorite
And I can't disagree
The same song on repeat
"You can call me anything you want"
It's fine by me
Number two out of three
He says that it's his favorite
And I can't disagree
The same song on repeat
"You can call me anything you want"
It's fine by me
Number two.......
🎶🎶🎶🎶
Leo sudah menyelesaikan nyanyian nya. Semua orang bertepuk tangan, kecuali Renald dan Monica. Kedua orang itu seperti nya masih menyimpan dendam pada Leo, sehingga tidak bisa ikut menikmati lagu yang di bawakan oleh Leo.
Leo berdiri dan meletakan gitar di atas kursi. Sebelum ia kembali ke barisan nya, Leo mengerlingkan mata nya kepada Arra yang membuat para maba perempuan menjerit histeris.
Sedangkan Arra dia hanya bisa diam dengan wajah yang memerah. Sungguh, hari ini jantung nya bekerja lebih keras dari biasanya, dan itu membuatnya ingin menghilang dari bumi.
"Wah, pacar lo keren banget, Ra. Udah ganteng, so sweet lagi. Aa.. jadi pengen punya pacar juga." seloroh Gladys pada Arra.
Arra tersenyum tipis, "tapi kalau kamu tau gimana asli nya dia, aku yakin kamu nggak akan mau punya pacar kayak dia."