Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24: Angel
Setelah kejadian tadi, saat ini Alea dan Ady tengah berada di kamar lain. Kamar mereka tak bisa di gunakan akibat ulah Ady, dan kini pelakunya tengah tertidur pulas dengan memeluk tangan Alea.
Cklek!
"Maaf mamah ganggu, apa Ady sudah terbangun?" tanya Amanda yang masuk dengan membawa nampan berisi makan siang untuk Alea.
Alea tersenyum seraya menggeleng, Amanda pun menaruh nampan itu di nakas. Netranya menatap Ady dengan sendu, Alea juga melakukan hal yang sama.
"Alea, Ady adalah orang yang tak pandai mengontrol emosinya terlebih jika keluarga dan orang yang dia sayang di rendahkan. Apa ketika bersamamu selama dua tahun dia mengalami hal ini?" tanya Amanda.
Alea menggeleng. "Tidak mah, mas Ady orang yang sangat lembut. Ketika Alea marah, dia hanya tersenyum. Ketika Alea cuek, dia memberi perhatiannya. Namun, saat itu kami bertengkar hebat. Mas Ady sangat marah dan besoknya dia telah pergi meninggalkan rumah," terang Alea.
Amanda mendengarkan cerita sang menantu dengan tenang, dia tak tau apa masalah Alea dan Ady sehingga mereka sempat hampir berpisah.
"Alea," panggil Siska yang baru saja memasuki kamar dengan Shaka yang ada di gendongannya.
"Ya kak?" tanya Alea sambil berusaha melepas lilitan tangan Ady dari lengannya.
"Tak Apa, biarkan seperti itu. Kakak hanya ingin menyampaikan jika tadi Edgar izin pergi bermain dengan Razka, dan mereka akan pulang malam nanti," ujar Siska.
Alea memaksa senyumnya, sebenarnya dia merasa tidak enak pada Amanda dan juga Siska karena Ady yang memeluk lengannya.
"Ara?" tanya Alea mengenai putrinya.
"Dia masih anteng bersama eyang, kau tak perlu khawatir," ujar Siska.
Alea merasa tenang, netranya kembali fokus pada Ady yang tidur terlelap dengan wajah yang terlihat lelah.
"Mamah keluar dulu, kalau ada apa-apa panggil mamah yah," ujar Amanda dan mengelus kepala Alea pelan.
Setelah kepergian Amanda, kini hanya tersisa Siska dan Alea. Siska pun duduk di sofa yang berada tak jauh dari ranjang.
"Alea, kalau boleh tahu apa masalahmu dengan Ady hingga kalian sempat berpisah?" tanya Siska.
Alea sontak saja terdiam, Ady sudah memberinya peringatan agar tak menceritakan masalah mereka dulu.
"Maaf kak, Ady melarangku menceritakannya. Tapi yang jelas, aku yang bersalah di sini. Ady tidak bersalah apapun, dia hanya korban ke egoisanku," ujar Alea.
"Baiklah kalau begitu, aku harap rumah tangga kalian selalu harmonis. Kasihan Ara, dia masih terlalu kecil untuk menerima jika keadaan rumah tangga orang tuanya sedang tidak baik-baik saja. Hatinya pasti merasa ada yang salah dengan orang tuanya," ucap Siska.
Alea mengangguk, dia kembali pada Ady untuk putrinya. Mengenai cinta, Alea tak lagi memikirkan perasaannya karena terpenting baginya Ara dan Edgar. Ara bisa hidup dengan enak, serba kecukupan dan juga Edgar bisa mengejar cita-citanya. Alea tahu dirinya bersalah, untuk itu dia malu jika harus kembali memaksa cinta Ady untuknya.
"Yasudah, kakak keluar dulu yah," pamit Siska.
"Iya kak, kalau Ara menangis atau rewel tolong kabarin aku," pinta Alea.
Siska mengangguk, dia keluar dari kamar dan tak lupa menutup pintu. Alea menatap kepergian Siska dan menghela nafasnya berat, kemudian tatapannya beralih menatap Ady dan ternyata pria itu tengah menatapnya.
"Eh?!" kaget Alea, pasalnya Ady menatapnya dengan datar di tambah matanya yang tak berkedip membuat Alea kaget.
"Ka-kau sudah bangun?" tanya Alea.
"Apa perlu aku pasangkan kaca mata padamu? apa aku belum terlihat sadar?" heran Ady.
Alea gugup, dia menarik tangannya yang masih di peluk Ady. Setelahnya dia bangkit berdiri dan mendekati nakas untuk mengambil makanannya.
"Makan siang dulu, kau pasti lapar kan?" tanya Alea sambil menduduki kembali dirinya di tepi ranjang.
Ady pun menduduki dirinya, karena dia lapar membuatnya tak menolak suapan Alea. Alea pun menyuapi Ady dengan telaten, dia tak peduli jika dirinya belum makan. Yang terpenting Ady sidah kenyang dan dia bisa tenang.
"Dimana Ara?" tanya Ady di sela kunyahannya.
"Ada bersama eyang, sebelumnya juga sudah aku beri asi. Jadi dia tak akan rewel karena kenyang," ujar Alea.
Ady mengangguk, dia kembali membuka mulutnya dan menerima suapan dari Alea.
"Apa kau sudah makan?" tanya Ady.
Kegiatan Alea terhenti, dia tersenyum dan kembali menyendokkan nasi itu ke mulut Ady.
"Sudah, apa kau tak lihat jam yang sudah menunjukkan pukul 5 sore?" tanya Alea.
Alea terpaksa bilang jika dirinya telah makan, dia takut Ady kesal padanya dan berakhir menunda kembali makan yang ada di piring tersebut.
Selesai suapan terakhir, Alea membereskan bekas makan Ady. Dia memberi Ady air dan keluar kamar menuju dapur.
Langkah Alea terhenti ketika mendengar suara tawa seorang wanita yang asing menurutnya, dia yang tak ingin tahu pun segera menuju dapur untuk mencuci piring.
"Maaf bi, bisa tolong buatkan aku minuman? aku sangat haus," pinta seseorang tepat di belakang Alea.
Alea pun membalikkan badannya, dia menatap heran wanita yang memanggil dirinya bibi. Apakah wanita itu menyangka Alea adalah pembantu?
"Bi, apa yang kau pikirkan?" tanya wanita itu sambil melambaikan tangannya tepat di depan wajah Alea.
"Tidak ada, sebentar saya buatkan yah," ujar Alea dan tersenyum.
Tampak wanita itu juga ikut tersenyum, sejenak Alea tertegun dengan wanita itu. Dia terlihat sangat cantik, perilakunya sangat anggun. Alea tidak bisa menerka siapa wanita ini.
"Yaudah bi, kalau gitu saya kembali ke ruang tengah yah. Nanti bibi bawakan kesana saja," ujar wanita itu.
Alea mengangguk, dia mulai membuat minuman yang wanita itu pinta. Tampaknya bi Ani tengah mengurus hal lain sehingga tidak ada di dapur, begitu pula dengan pembantu lainnya.
Selesai membuat, Alea pun membawa nampan berisi segelas jus itu ke ruang tengah. Sesampainya di sana, Alea telah menduga jika mertua serta eyang dan kakek berada disini menyambut wanita itu.
"Maaf," ujar Alea yang mana membuat suasana menjadi hening.
"Eh bibi, sini bi. Terima kasih yah sudah di buatkan minuman," ujar wanita itu dan mengambil gelas pada nampan yang Alea bawa.
Tampak Amanda tak menyukai panggilan wanita itu pada menantunya, tetapi Ethan menghentikan amanda dan menggelengkan kepalanya.
"Bibi? Kenapa kau menyebut istriku bibi?"
Mereka semua menatap sosok yang baru saja berbicara, dia yang tak lain adalah Ady yang datang di belakang Alea.
"Ady!" seru wanita itu.
Alea menyingkir kala wanita itu akan mendekati Ady. Keningnya mengerut kala melihat wanita itu yang menatap Ady dengan malu-malu.
"Ady dari dulu suka bercanda, Angel enggak suka!" ujarnya.
Wanita yang bernama Angel adalah cucu dari adik sepupu Robert, wanita itu sudah lama menyukai Ady dan Amanda pun sempat menawarkan pada Ady. Namun, ada orang spesial di hati Ady sehingga pria itu sama sekali tak tertarik barang sedikit pun.
"Dia tidak bercanda, berhentilah bersikap manja pada cucuku! yang kau panggil bibi itu adalah Alea, istri dari Ady." ujar Naura sambil berdiri dari duduknya.
Naura memang sangat tak menyukai Angel walau bagaimana pun juga, padahal sedari tadi dia menimang Ara tetapi fokus Naura hanya pada Amanda dan Ethan agar mencari perhatian. Naura tak suka itu, karena baginya adik sepupu suaminya tak lebih dari seorang pemeras.
"Yah eyang, aku tak percaya," ujar Angel.
Naura menggeram kesal, Robert berusaha memberi peringatan agara tak menyakiti perasaan Angel. Namun, Naura yang kesal tak memperdulikan suaminya.
"Kau lihat bayi di gendonganku? dia adalah Chiara Elmira Zeinaya Dominic, putri pertama dari Ady. Kalau kau tak percaya, kau bisa melihat akte kelahiran bayi yang ku gendong ini," ujar Naura yang mana membuat Angel mematung.
alea &ady 👍👍👍
Barulah crita mreka remaja.
Dan crita ttg Bela.
Apkh Bela mempunyai watak buruk?
yaitu dia ahirny jdi seorang pelakor?
Trimksih Author critany yg membuat Sy terhibur.